Coffee

Agak repot sekarang kalo suami ngajak ngopi,selalu minta ke coffee shop yang menjual manual brewing. Kebetulan banget di domadona ini ada manual brewing,malahan mereka meroasting beans sendiri.Alat roasting-nya terpampang jelas di ruangan yang bersebrangan dengan meja kasir.

Baristanya (cowo) ramah banget dan cukup informatif soal coffee. Apalagi waktu suami saya order beans buat di takeaway,masnya dengan sigap melayani.

Karena datang pas malam minggu jadi cukup rame,area parkir limited tapi tempatnya asik,jadi ngga heran orang pada betah laptopan disini. Area teras diisi beberapa kursi dan jadi area smoking. Lalu di bagian dalam ada meja kursi dan jumlahnya cukup banyak. Konsepnya minimalis,ruangan didominasi warna hitam,coklat dan putih saja. Ada juga beberapa tanaman artifisial gantung supaya ngga terkesan kaku.

Saya pesan :
Black Coffee
Ternyata lagi ada promo,beli beans gratis black coffee. Untuk black coffee pilih beans flores,agak pekat tapi kata suami enak,sementara untuk takeaway beli beans toraja sapan yang terkenal eksotis rasanya.

Mochacinno
Latte art-nya lucu,berbentuk kepala beruang gitu. Untuk rasa menurut saya agak milky dan coklat banget,kurang terasa kopinya.

Kunjungan pertama ke % arabica, ini outlet keduanya, letaknya di lantai dasar ashta, paling pojok. Dengan lighting terang benderang, jalur antrian sudah di pasang dari pagi, memang ngga lama setelah saya duduk, antrian mulai mengular.
Coffee bar-nya memanjang, didominasi warna putih, terkesan bersih, berbagai merchandise yang bisa dibeli juga terpajang di salah satu dindingnya.

Di bagian paling ujung bisa mengintip area roasting, tapi saya kurang tertarik karena pengunjung mulai ramai.

Pesan menu andalan disini,
Spanish Latte (53k)
Sesapan pertama, sensasi smooth di lidah terasa saat foam tipis masuk ke dalam mulut, cenderung lebih bold dari latte biasa, tapi rasanya cukup creamy. Meski latte ini cukup bold tapi sukses ngga bikin perut mulas.

Dark Latte (59k)
Baristanya menyangkal kalau ini mocha hehe tapi dari rasa mirip banget sama mocha, saya suka karena pahit coklat dan kopinya pas, akhirnya di kunjungan berikutnya ketagihan order yang ini.

Almond Croissant
Saat itu pilihan kudapan hanya croissant, jadinya pilih almond croissant yang cukup buttery. Bagian atasnya cukup manis, kudapan ini menurut saya lebih cocok bersanding sama americano atau manual brew.

Dijamin terhipnotis sama view yang ditawarkan kopi nako kebon jati, outlet ke-30 dengan luas 5000m2 yang bisa menampung 1000 tamu ini, merupakan cabang terbesar kopi nako.

Pengunjung bisa duduk santai diatas bean bag di Area Senja, berlatar pemandangan gunung salak yang indah saat cuaca cerah atau syahdunya suasana sekitar saat turun kabut.

Area lain yang ngga kalah menariknya, ada pendopo, gazebo maupun kursi yang sengaja disediakan diantara ratusan pohon jati , duduk di tengah hutan jati meskipun cuaca lagi terik tetap terasa sejuk karena semilir angin yang asli lama kelamaan bikin ngantuk haha.

Selain toilet bersih, disini juga tersedia kamar mandi buat sobat nako mandi, jadi pulang olahraga bisa langsung mampir kesini buat nongkrong.

Menemani nongkrong, 5 minuman bertema “Seri Menolak Angin” wajib dicoba, perpaduan tolak angin dan teh yang bisa menghangatkan badan. Selain itu kopi duren selalu jadi favorit saya kalo ke nako.

Menu makanan nikmat di prasmanan Warung Djati dijamin bikin kalap, nasi liwet dan lidah sapi juga sambal pedas cocok dinikmati kapan aja.
Disini juga menyediakan jamu dan aneka bubur enak, favorit saya Bubur Kacang Ijo-nya yang wangi jahe dan manisnya pas.

Kalau mau semangkok bakso atau bakwan malang sedap juga ada kok, bisa dipesan di Bakso Djati. Bakwannya enak banget, lembut dan sedikit kenyal, bakso besar dengan isian dagingnya gurih dan kuahnya itu lho bening dan sedap.

Yang ngga sabar pengen nongkrong, mulai buka untuk umum tanggal 15 Juni 2022 jam 2 siang yaa.

Mampir kesini menjelang malam, sudah pasti rame pengunjung. Area tempat duduk cukup luas, ada smoking area juga di bagian samping. Meski hampir seluruhnya indoor, model kursi dan interior sukses terlihat artsy di beberapa bagian.

Pelayanan disini salah satu yang terbaik diantara cabang common grounds yang lain, baik server maupun baristanya ramah dan berusaha maksimal menyajikan kopi sesuai selera pengunjungnya.

Suami pesan Filter coffee - 60k, pilih beans Ethiopia, disajikan dalam jar estetik, rasa kopinya sendiri enak, fruity-nya membekas di lidah, suka sekali.

Pesanan saya Iced White Coffee - 45k, sesuai selera, terasa bold tapi masih cukup creamy, enak di pairing sama cake atau pun pastry.

Untuk cake, pilih Carrot Cake - 65k, sengaja dipilihkan dari stok whole cake yang masih fresh, terima kasih sekali. Cakenya memang enak, salah satu carrot cake terbaik yang pernah saya nikmati. Teksturnya lembut dan creamy.

Matcha PAIN Au Chocolat - 45k saya takeaway buat anak, ukurannya cukup besar dengan filling coklat tebal dan sedikit pahit, penyuka dark chocolate wajib coba. Bagian luarnya sendiri tercover matcha, manis dan sensasi pahit matcha bubuknya melebur jadi satu, enak.

Udah lama juga saya ngga mampir ke third wave, vibesnya masih nyaman seperti dulu, tapi sekarang bagian outdoornya semakin dipenuhi tanaman hijau dan bunga.

Saya pesan cold brew latte dan manual brew, juga sepotong tiramisu. Bikin senang, cold brew latte-nya masih jadi yang terenak di bogor versi saya. Kental dan creamy-nya pas, sementara manual brewnya wangi dan sesuai selera suami. Tiramisunya juga wajib di order kalo kesini, potongannya pas dan krim tebalnya sangat pas berpadu dengan soft cake dengan rasa kopi.

Selalu suka dengan decor dan vibes yang ditawarkan Toby’s di setiap cabangnya. Nyaman kalo buat nongkrong, seperti waktu itu saya dan teman datang buat menikmati makan siang.

Egg Benedict Broadway Style 115k
Seporsi cukup lengkap isannya, ada poached egg yang disiram hollandaise sauce diatasnya, dibawahnya ada brioche lembut, lalu di sisi setumpuk salad segar dan mashed avocado.

Toby’s Caesar 95k
Porsi setiap menu disini memang ngga main main, besar dan bisa buat sharing. Saladnya sepiring besar, meski sayurannya hanya romaine tapi saya puas, toppingnya full, ada keju, telur, ayam dan beef bacon.

Toby’s Kampung Fried Rice 85k
Nasi gorengnya berbumbu medok, belacannya kuat, dilengkapi telur ceplok dan sate ayam juga kerupuk, porsi jangan ditanya ya, sampai dibawa pulang sisanya.

Caramelized Walnut & Chocolate Cake 68k
Cake tebal, berlapis chocolate dan kacang walnut, enaknya buat sharing karena selain potongannya cukup besar juga manis.

Minumnya beli orange juice, espresso & citrus tonic dan fresh lemonade, masing masing segar.

Betul, ini lokasinya ex snday coffee, sekarang ditempati oleh Stuco Coffee HQ. Area tempat duduk outdoor dipersempit sedikit, dialihfungsikan jadi lahan parkir motor.
Selain toilet bersih juga tersedia musholla yang letaknya depan pintu masuk, bersebelahan juga sama area pantry.

Menu makanan ada nasi, pasta dan snack.
Smoke beef matah with rice cocok buat yang suka menu nasi pakai topping daging iris dan sambal matah yang level pedasnya sedang.

Spaghetti Brulee tersaji di atas loyang alumunium foil, tekstur pastanya al dente terendam saus bolognese yang tertutup brulee gurih diatasnya.

Citexas bukan menu baru, tapi wajib di order kalo ke stuco. Platter dengan isian komplit yang belum saya temukan di coffee shop lain. Dua potong jagung bakar manis, setumpuk kentang goreng dan daging sapi iris berlemak dengan aroma smokey juga sejumput daun aragula. Enak pake ketagihan.

Churros salah satu snack favorit teman saya kalo ke stuco, garing dan renyah dengan cocolan saus coklat lumer.

Kalau minuman kopinya ngga pernah gagal, yakin enak, mulai dari manual brew, kopi klasik hingga mocktail coffee, cobain shakera deh, nyegerin banget.

Pilihan minuman non kopi juga beragam, yang baru saya cobain Passion Spark, request tanpa soda, terbuat dari jus markisa yang buahnya di panen langsung dari perkebunan citeko hills, lokasi yang sama dengan stuco cabang citeko.

Earl Grey Macchiato juga menyegarkan, foam tebal manis yang mengapung diatas black tea yang wangi jadi penyeimbang rasa teh yang cukup kuat, saya request less sugar jadi terasa pas sama selera.

Dua kali mampir, siang malam full pengunjung. Luar biasa Tuku ini, lokasinya memang strategis, depan kampus ipb dan sentra kuliner.
Outlet cabang Pajajaran ini cukup luas dibanding dua outlet Tuku yang ada di bogor barat dan sentul.
Di area indoor, selain kasir dan bar, juga ada area tempat duduk dan pojok merchandise.
Di area semi outdoor, selain area tempat duduk juga ada musholla dan toilet.

Pesanan kami Kopi Susu Tetangga, Earl Grey Milk Tea, Teh Remon, Kopi Filter Pagi, Kopi Filter Sore, semua sesuai selera saya dan teman.
Buat kudapannya, lagi suka bolu gula aren, bikin ketagihan banget, agak manis tapi bolunya lembut. Selain itu beli donat kampung, onigiri dan beberapa kudapan lainnya. Sayang sekali, dua kali kesana menu makanan nasinya lagi kosong.

Vibesnya kaya bukan di kelapa gading, meski ramai pengunjung tapi tetap nyaman selama ngopi disana. Baristanya juga super ramah, suami dapat rekomendasi TCA Perfect Pair (90rb) dan Manual Brew Aceh Gayo (55rb), enak dan langsung bilang kalo ke gading mampir kesini lagi, ok.

Saya dan teman sama sama pesan Kyoto Matcha (55rb), cocok sama selera kami yang suka matcha dingin, bold dan terasa premium di lidah.

Iced Okinawa Macadamia (68rb) nampaknya jadi andalan latte disini, terasa nutty di lidah, okelah buat yang suka latte dengan rasa.

Untuk cake pilih Slice Chocoberry (65rb), tekstur cakenya kurang moist, rasanya juga agak kemanisan buat saya.