Darsehsri

Seringnya beli online, tapi kali ini saya mampir sepulang kerja. Sop ayam kampung seger, kuahnya bening gurih kaldu ayam, daging ayamnya ngga benyek tapi empuk. Pilihan potongan ayamnya ada paha, dada, kulit, uritan, kepala dan ceker.
Favorit saya kulit dan paha atas atau tempong, tanpa nasi, pake sambal banyak dan perasan jeruk nipis, sedap.

Tempatnya sederhana, tersedia lesehan juga.

Meskipun lokasinya di pinggir tol dan kawasan industri, tapi makan di area resto yang semi outdoor ini ngga kegerahan, cukup teduh karena banyak pepohonan rindang. Tersedia parkiran di dalam, kayanya kalo udah full baru diarahkan di luar, petugasnya sigap.
Pelayanan juga baik, staffnya ramah dan kelihatan banget semangat kerjanya.

Rasa ayam bakar pak atok cukup konsisten dari dulu, bumbunya meresap dan ayam bakarnya empuk, pelengkapnya sambel kecap.
Kalo ayam gorengnya kurang special, kaya ayam bacem biasa aja.
Saya nyobain pencok kacang panjangnya, enaak, rasanya seperti yang saya mau, pedas, wangi bumbu dan segar kacang panjangnya masih terasa.
Disini tersedia juga nasi merah.
Buat harga bukan termasuk yang murah, tapi memang ada kualitas ya.

Kuliner di cibinong yang paling terkenal dari jaman dulu, laksa cibinong. Di resto ini kita masih bisa ngerasain laksanya yang otentik, kuahnya creamy, wangi kunyit tapi ngga langu sama sekali. Percayalah, sekali nyoba pasti ketagihan. Tempatnya bersih, interior simple khas resto jaman dulu yang penuh kenangan bareng keluarga.

Seporsi dibandrol 47.500, isinya ada lontong lembut, bihun halus, ayam suwir, kemangi, telur rebus yang disiram pakai kuah kuning creamy yang gurih. Ngga lupa taburan bawang goreng.

Kali ini saya beli ayam gorengnya juga, 28rb, bertabur kremesan bumbu, rasanya cukup enak.

Pelayanan disini juga baik, sambil makan diiringi bunyi knalpot dan klakson kendaraan, maklum lokasinya di perempatan jalan besar.

Sekedar saran aja, kalo bisa menunya pakai harga supaya lebih informatif buat pelanggan, meskipun bisa nanya langsung sama pelayannya tapi saya lebih suka restoran yang pasang harga.

Kalo lagi ngidam bebek goreng dan ngga mau failed, pilihan saya biasanya ke bebek goreng H.Slamet, cabangnya banyak, kali ini saya mampir ke cabang sukahati searah kantor saya.

Bebek lego kesukaan saya, setengah ekor empuk, bumbunya terasa, dilengkapi kremesan, lalap dan sambal. Menu pelengkapnya saya pesan tumis kangkung, baru di cabang ini yang rasanya pas banget, ngga keasinan dan ngga overcooked.

Pelayanan baik, tempatnya cukup luas, tersedia area tempat duduk lesehan dan playground, okelah buat bawa keluarga juga.

Seringnya datang di siang hari, spot tempat duduk favorit saya tentu saja dekat jendela kaca berlatar pemandangan jalanan. Tapi kali ini datang buat makan malam, duduk dekat area dapur, cukup gerah tapi ngga ada pilihan karena long weekend sangat ramai pengunjungnya.

Seperti biasa, pesanan ngga pernah failed, hamburg favorit, chicken nanban habis kami santap.

Dari awal buka sudah banyak menu baru memang, tapi yang paling saya kenang roti bercap ishigamaya yang sudah ngga ada lagi.

Mampir karena saya lagi pengen kakigori yang milky itu, cocok buat udara pik yang cukup gerah.
Hokkaido milk puding kakigori jadi pilihan saya, terasa smooth di mulut, milky dan emang bikin ketagihan. Semangkuk kakigorinya bisa banget buat sharing.

Menu lainnya pesan earl grey milk tea dan ice chocolate juga sepiring french fries. Agak mengecewakan, earl grey milk teanya watery, rasa earl greynya ngga terasa sama sekali, susunya juga hambar, ngga kaya yang saya beli di outlet lain. Ice chocolate juga watery, kalo french friesnya okelah, enak.

Pelayanan oke, staffnya ramah, tempatnya ngga besar, ada indoor dan semi outdoor.

Istimewa, pisang goreng yang dijual di Titik Desa pakai butter wijsman dan madu asli 100%. Saya dibuat ketagihan sama pisang ulinya yang matang, manis merata dan kulitnya renyah.
Ada dua varian:
Pisang Wangsa, pisang goreng pakai butter wijsman dan madu asli.
Pisang Madu, pisang goreng pakai 100% madu asli.
Dari sisi tampilan keduanya mirip, tapi untuk rasa berbeda. Saya sendiri suka sekali dengan pisang wangsa yang gurih manis, bahkan dicelup kedalam kopi panas pun rasanya malah tambah enak.
Pisang gorengnya dikemas dalam pouch kertas berpori, jadi aromanya tetap keluar, ngga bikin pisangnya melempem dan bentuknya eye catching, cakep buat oleh oleh juga. Tersedia ukuran sedang dan besar.

Disini tersedia juga kopi aren dan minuman lainnya, kalau cup-nya pakai sticker mungkin lebih menarik.

Tempatnya cukup luas, kapasitas duduk banyak di area teras. Parkiran cukup leluasa. Disini juga tersedia musholla lengkap pakai AC. Staffnya ramah ramah, sewaktu saya datang banyak pembeli yang sepertinya sudah jadi pelanggan tetap.