Fannie Huang||IG:@fiehuang

Kedai yang satu ini asli dari Taiwan dan baru aja buka cabang pertama di Indonesia. Mereka bakal soft opening di tanggal 31 Oktober ini.

Buat menunya ada bermacam-macam. Mulai dari ayam goreng, cumi, sampai cuttlefish, jamur dan lainnya. Buat minumannya ada fruit tea yang dibuat pakai buah segar asli.

Di dalam ada beberapa meja yang cukup nyaman buat dine in karena tidak sempit.

Menu yang kucoba :

1. Combo B (Rp. 73.000)

Seporsi isi ayam Xiang Xiang ukuran M & crispy garlic mushroom.

Yang membedakan ayam ini dari ayam Taiwan lainnya yang buka cabang di Indo, daging ayam di sini empuk namun tidak watery. Tepingnya pun tidak tebal, jadinya masih terasa tekstur renyah sekaligus empuk.

Rasanya pun tidak tawar namun tidak asin berlebih. Cenderung gurih dengan sedikit manis dari daging ayam. Jadi nggak bikin super haus.

Jamur di sini juga tidak kalah enak. Jamurnya pakai jamur king oyster sehingga tekstur empuk namun tetap renyah. Sesuai namanya, di tepung ada rasa garlicky. Aku suka karena jamurnya tidak berair padahal dimakan dalam waktu 30 menit sesudah pesan.

2 Cumi-Cumi (Rp. 68.000)

Ini salah satu menu terfavorit lainnya di Jiguang. Cuminya segar dan tidak berbau amis.

Tekstur tepungnya renyah tapi nggak alot. Padahal aku makan setengah porsi, dan semuanya nggak ada yang alot.

Porsinya besar dan bahkan bisa buat sharing 2-3 orang.

3. Dragon Fruit Tea Cheese Machiatto (Rp. 36.000)

Rasanya unik. Ada rasa buah naga yang diblender berpadu dengan rasa teh. Jadi rasanya sedikit manis, namun ada aroma teh yang wangi dan rasanya yang khas.

Perpaduannya pas sehingga tidak ada rasa yang terlalu dominan hingga menutupi rasa lainnya.

Krim machiattonya lembut dan menambah tekstur creamy.

Sore ini mampir ke Blok M dan nggak sengaja lewatin tempat ini. Pas banget lagi butuh tempat buat nongkrong sendirian, terus langsung masuk padahal ga tau menunya.

Ternyata tempat ini baru aja buka tanggal 16 bukan ini dan menjual aneka dessert. Aku datang sekitar jam 3 sore dan nggak terlalu ramai, tapi auto ngantri menjelang jam 5 sore.

Menunya ada waffle, dessert cloud gitu & minuman yang available. Sebenarnya ada kakigori juga tapi lagi sold out.

Tempatnya beneran super nyaman buat nyantai. Areanya mostly ber-AC dan ada stop kontak di berbagai area. Selain itu space antar mejanya juga nggak berdekatan, jadi nggak bising. Aku duduk sendiri di area pojok dan super nyaman.

Lokasi tempatnya juga deket banget dari shortcut ke halte Blok M.

Buat menunya aku cobain :

1. Cloud Pistachio (IDR 40k)

Di pinggirannya sejebis gulali gitu. Tengahnya ada es krim pistachio.

Aku suka banget es kriknya karena manisnya pas. Potongan pistachionya beneran banyak dan berasa karena potongannya nggak kecil.

Kacangnya gurih, jadi menetralisir manisnya gulali.

Siang ini berkunjung ke Flui karena teringat review salah satu foodies kenalan yang pernah saya baca.

Di area indoor ada sejenis air mancur. Tenparnya bersih dan cukup nyaman. Salah satu hal remarkable dari tempat ini adalah pelayanannya.

Staffnya sigap dan ramah. Tidak cuma itu, waktu penyajian makanan juga cepat. Bahkan pas pulang mama saya minta plastik kresek karena mau bawa sisa ikan buat kucing, namun malah dibantu kemas pakai kotak thinwall serta kabel tis.

Saya mencoba :

1. Tempe Mendoan (Rp. 15.000)

Harganya sangat terjangkau. Awalnya saya kira 15 ribu per potong, namun ternyata per porsi dan isinya ada 4 potong.

Potongan tempenya cukup besar dengan tepung yang tidak terasa seperti adonan mentah, sedikt renyah tetapi bagian tengahnya masih moist.

Adonan tidak alot dan terasa bawangnya. Selain itu disajikan cabe rawit dan sejenis saus kental yang rasanya agak asam.

2. Tumis Daun Pepaya (Rp. 25.000)

Daun pepayanya cukup segar dan dimasak dengan bumbu yang rasanya sedikit gurih serta wangi bawang putih. Porsinya bisa untuk 3 orang.

3. Gurame Saus Mangga (Ro. 95.000)

Dengan harga segini, awalnya saya kira ukuran guramenya bakalan kecil yang bisa buat 1 orang, maksimal berdua itupun kalau porsi makannya mungil.

Surprisingly ternyata guranenya cukup besar, bisa untuk 2-3 orang. Saya suka sekali karena guramenya tidak amis dan tidak berbau lumpur.

Tepungnya renyah dan terasa gurih meski dimakan begitu saja (saya makan bagian sirip yang dibalur tepung).

Potongan mangganya cukup banyak. Rasa sausnya cenderung asam segar. Sausnya cukup asam sehingga better dimakan dengan nasi.

4. Es Kopi Gula Aren (Rp. 27.000)

Saya minta less sugar dan rasanya manis. Kopinya sedikit creamy dan milky. Namun masih terasa hint kopi yang sedikit pahit.

Butterfields merupakan kafe yang terletak di dalam Lorena City Walk. Tempatnya tepat berseberangan dengan Kedai Soto Ibu Rahayu.

Buat tempatnya tidak terlalu luas. Di area indoor hanya ada 3 meja saja, namun cukup nyaman karena diputar musik yang vibesnya calming.

Saya mencoba :

1. Crookie

Penasarab sama crookienya dan menurut saya ini malah lebih enak daripada yang di Bakerzin.

Croissantnya buttery dan gurih. Untuk adonan cookienya memang manis. Namun ketika digigit tidak terasa butiran gula pasir yang banyak sekali. Rasanya memang slightly too sweet buat preferensi saya namun adonan croissant menetralisir.

2. Carrot Cake

Harga carrot cakenya 35 ribu dan saya suka adonan cakenya. Rasa cakenya agak berempah dan tidak seret dengan cream cheese yang sedikit asam, gurih sekaligus manis di tiap lapisan.

Tempat yang satu ini terletak di kawasan ruko dan terlihat kecil dari luas. Namun rupanya begitu masuk ke dalam lumayan luas.

Seating area terletak di lantai 1 dan 2. Untuk lantai 1 berupa meja dengan beberapa stop kontak dan lebih cocok buat santai menikmati snack.

Staff sangat ramah dan responsif serta bisa merekomendasikan menu. Untuk pembayaran bisa QRIS maupun debit.

Saya mencoba :

1. Kue Pelangi

Ini kue yang direkomendasikan staf dan kebetulan sisa 1. Ternyata rasanya jauh melebihi dugaan saya.

Meski terlihat sederhana namun rasanya enak. Di bagian atas mirip rasa selai strawberry dan tekstur sedikit mirip jelly.

Di bagian bawahnya kue rainbow berteksutr padat namun tidak seret. Di setiap lapisan terdapat rasa berbeda sesuai dengan warnanya.

Saya bakal repurchase lagi karena belakangan juga sudah jarang yang menjual rainbow cake.

2. Pie Coklat

Staff menginfokan kalau lie ini hanya tahan sehari. Namun saya taro di chiller dan masih aman.

Saya suka pienya. Tekstur tidak seret dan rasa sedikit mirip cookie. Coklat di atasnya tebal dan enak. Di bawahnya ada sedikit mirip flan yang creamy untuk menetralisir cita rasa coklat.

3. Quiche Pastry

Menu ini juga tidak kalah enak. Isian daging dan ada rasa telur. Kulit pastrynya renyah dan gurih. Dengan harga 10 ribuan ini termasuk worth.

4. Soes Coffee

Sayangnya, isian coffee terlalu sedikit. Bisa dilihat, isian mostly kosong dengan krim kopi di 1 bagian.

Saya kira rasa sausnya bakal agak bitter dan ada hint rasa coffee, namun ini cenderung manis tanpa hint rasa coffee.

5. Ice Americano

Saya request tanpa gula dan foto maupun video dalam waktu kurang dari 5 menit disajikan kemudian langsung minum.

Ice Americano terlalu watery. Rasa kopi hanpir tidak terasa

Kafe yang satu ini sudah beroperasi selama lebih dari 5 tahun di Bogor. Lokasinya ada di pusat kota dan tempatnya tidak terlalu luas namun terkesan nyaman buat duduk berlama-lama.

Satu hal yang saya suka, staffnya sangat informatif dan ramah. Bahkan menginfokan kode wifi tanpa diminta. Bahkan ketika pulang, juga digreetin dengan senyuman.

Tidak cuma itu, harganya pun affordable. Semua harga di menu sudah nett.

Selain itu ada stop kontak di setiap meja indoor dan ada aneka buku yang bisa dibaca di tempat. Dan ... ada kucing lucu gembul di area outdoor yang dibiarkan di tempat. Saya suka karena kucingnya tidak diusir.

Saya mencoba :

1. Ayam Panggang Sayur (Rp. 43.000)

Porsi sayurnya banyak dan well seasoned, tidak terasa hambar meski dinakan begitu saja. Nasinya hangat, pulen dan memang porsinya tidak terlalu besar (mungkin karena mengejar gizi seimbang).

Ayamnya empuk dan juicy. Herbsnya sangat meresap dengan rasa lada yang kuat.

2. Red Velvet Latte (Rp. 20.000)

Harganya lagi promo jadi cuma 20 ribu. Saya pesan yang ice. Rasa manisnya masih pas.

Tempat makan yang satu ini merupakan restoran yang menjual aneka masakan dengan harga terjangkau.

Tempatnya bersih dan ber-AC. Selain itu, opsi makanannya juga lumayan variatif. Ada pula opsi kari ayam medan. Untuk nasinya ada opsi nasi putih dan nasi uduk.

Untuk pembayaran di sini bisa menggunakan QRIS maupun debit.

Menu yang dicoba :

1. Nasi Uduk + 1 Sayur + Ayam Fillet (Rp. 25.000)

Ini menu yang saya pesan. Untuk nasi uduknya terasa gurih dan santannya terasa. Saya suka karena nasinya tercium wanginya ketika dimakan dan tidak hambar.

Buat sayurnya, saya mencoba pare. Sayangnya, rasa pare di sini pahit sekali. Bahkan bumbu tidak terasa sama sekali karena tertutup rasa pahit. Untungnya ada baby corn yang renyah dan cukup segar.

Daging ayam filletnya empuk dan sedikit renyah.

2. Nasi Uduk 1 Sayur + Ayam Cabe Ijo (Rp. 35.000)

Ini pesanan mama saya yang saya coba. Untuk ayan cabe ijonya sepotong 23 ribu dan rasanya worth dibanding harga.

Biasanya saya agak selektif dengan daging ayam. Saya suka ayam di sini karena dagingnya empuk dan tidak berbau. Sepertinya ayamnya segar dan bumbu cabe ijonya juga sesuai preferensi saya, yakni tidak dominan pedas.

Rasanya sedikit pedas dan ada rasa gurih. Rasa cabe ijonya merata dan pedas gurih dari agak meresap ke daging ayam karena tidak digoreng baru dilumuri cabe.

3. Kari Ayam Medan (Rp. 44.500)

Rasa kari ayam medannya juga tidak kalah enak. Opsinya ada dada atau paha, saya pilih yang dada.

Kalau boleh jujur, ini bahkan lebih enak dibandingkan Tabona cabang pasar PIK. Kari ayam di sini kuahnya lebih terasa santannya, thick, dan gurih berempah tapi tidak sampai overwhelmed. Sampai-sampai, saya coba makan kuahnya saja dan rasanya tidak asin berlebih.

Daging ayamnya pun empuk dan dagingnya juga cukup banyak. Untuk bihunnya menggunakan bihun medan yang ukurannya agak besar dan tidak terlalu lembek. Porsinya juga lumayan besar buat 1 orang.
.
.
[Rate 4 untuk tempat karena termasuk nyaman untuk ukuran tempat makan yang menjual masakan dengan konsep sejenis].

Kedai bakso yang satu ini sudah lama viral di kawasan Glodok. Awalnya, tempatnya ada di tepi trotoar, namun kemudian membuka 2 cabang lain di Pancoran China Town Point.

Buat cabang Pancoran China Town Point ada di lantai ground di area samping gedung yang tidak ber-AC. Cabang lainnya ada di food court lantai 2. Saya coba yang di food court karena ber-AC.

Harganya tergolong affordable buat ukuran food court. Seporsi bakso cuma 30 ribu sudah include 7 atau 8 bakso. Opsinya ada yang halus maupun tetelan. Saya pilih canpur.

Saya mencoba :

1. Baso Kwetiau (Rp. 30.000)

Menurut saya, justru kelezatan bakso ini terletak pada baksonya sendiri. Rasa sapinya sangat terasa dan tidak kenyal berlebih karena terlalu banyak tepung. Ketika digigit terasa renyah dan gurih dari seasoning adonan bakso.

Selain itu baksonya pun wangi daging. Bakso uratnya juga tidak alot namun ada uratnya.

Saya suka kwetiaunya karena gurih dan sepertinya jenis kwetiau pakai tepung beras.

Untuk kuahnya ada opsi pakai daun seledri atau bawang. Saya cuma pakai daun bawang dan dikasih banyak, jadi wangi.

Namun saya malah kurang suka kuahnya karena rasanya agak terlalu manis. Bukan tipikal kaldu yang gurih.