Ika Nurhayati

Dari Bogor, jelajah Jakarta. Setia dengan si merah yang mewarnai mulai dari gerai pertama di Cimanggu disusul yang hit dekat Taman Heulang, UD. Djaya mengawali petualangan di Jakarta dengan bersahaja: mengoperasikan gerai mini di lobi RSCM Kanigara Jakpus--persis di belakang RSCM Kencana.

Warga Jakarta yang penasaran dengan kopi UD. Djaya Coffee dan ingin foto dengan latar bar kopi merah, bebas mengunjungi lobi Kanigara. Sebagian area lobi memang khusus diisi beberapa unit usaha kuliner berikut ruang duduknya. Tidak bisa dibilang food court, karena jauh lebih nyaman dengan bangku empuk dan tata letak yang estetik. Terpantau bahkan beberapa orang memanfaatkan ruang ini untuk buka laptop.

UD. Djaya RSCM ini buka dari pagi sampai jam 19.30. Sedia minuman kopi dan nonkopi. Termasuk moktail dari seri tropical black yang salah satunya saya pesan, dengan rasa pineapple.

Beans & Cream di dalam kawasan Blok M ini mengunggulkan pastri selain minuman, jadi excited mau coba pastrinya. Yang bikin tambah excited, semua minuman kopi, kata baristanya, pakai biji kopi full arabika, yay. Maklum sekarang kebanyakan kedai kopi pakai biji kopi blend arabika-robusta dan kebetulan saya kurang cocok dengan robusta, kitu. Jadi berhubung jarang menemukan full arabika, saya pesan americano, nice!

Saya bukan penggemar pastri dengan cream cheese tapi di sini cheese cake danish enak banget! Pesanan teman saya tapi jadi ikut cemilin karena enaknya itu. Danish ini tidak bikin eneg, rasa isinya kayak cheese cake, lebih ke arah NY cheese cake yang lembut dan tidak terlalu manis. Wajib coba!

Saya sendiri pesan roules ala pistaches, bentuknya kayak cinnamon roll dengan variasi olesan caramelized (kayaknya) dan taburan kacang pistachio. Ini juga enak, kalau ingin sesuatu yang beda dengan cinnamon roll.

Pastri gurih yakni smoked and beef quiche atau quiche versi pastri, begitu dibelah, penampakan lapisan pastrinya luar biasa: tipis dan tampak renyah. Rasanya sesuai ekspektasi, masih ada sensasi lumer di mulut dari adonan yang berbahan baku utama mentega ini.

Oiya karena posisinya di halaman parkir dekat Blok M Square-Blok M Mall, toilet tidak disediakan khusus oleh Beans & Cream--bisa mengarah ke mal terdekat.

Ini sebenarnya kunjungan kedua ke Obrol Kopi. Kalau lagi mau ngopi di seputar Haji Nawi ini kedai kopi pilihan saya. Nyaman ngopi sembari ngoceh dengan teman-teman di sini karena bersih dan AC-nya kencang (pengabdi AC)--tenang ada juga area duduk luar ruangan. Plus satu lagi, makanan dan minumannya enak! Jadi kutak mengerti kenapa tempat sebagus ini, setidaknya saat kami datang jam makan siang itu, agak sepi.

Lalu pilihan makanan di Obrol Kopi variatif, termasuk makanan berat. Yang jadi favorit saya banget adalah spaghetti dori butter lemon, dengan potongan dori yang berlimpah--masih banyak yang tersembunyi dalam spageti. Dikucuri perasan lemon, spageti dengan saus mentega ini tambah sedap dan wangi.

Nasi ayam kecombrang, kelihatannya biasa tapi ayam gorengnya enak! Eh ntar dulu, nasinya saja gurih banget, dikunyah bareng potongan ayam dan sambal kecombrang, uwuuu. Ayam goreng yang sama juga jadi lauk bersama telur, pada hidangan nasi goreng kampung. Kalau lapar tapi bukan yang banget banget, tiap hidangan, di kisaran harga 30-50 ribuan, bisa buat sharing berdua.
Tu
Kopi japanese selalu jadi pilihan saya dan selalu cocok, segar dan tidak terlalu bold, mau pakai biji kopi apa pun. Teman saya juga suka dengan obrol manis atau kopi susu dengan taburan kayu manis pesanannya.

Obrol Kopi juga sedia minuman dalam kemasan botol, termasuk kopi susu gula aren dan cokelat.

Penasaran sama kopi dengan rasa kurma, jadi pesan kopi kurma dalam kemasan 500 ml. Satu lagi alasan memilih minuman kopi Twin House buat ngopi #dirumahaja, karena logonya yang sederhana tapi menarik buat saya.

Kurma buah yang identik dengan bulan puasa, jadi paslah ya pesan kopi kurma. Dari penampilannya, kelihatan kopi kurma ini pekat rasa kopinya. Rasa kurmanya ada tapi tidak terlalu menonjol. Bukan karena ditenggelamkan rasa kopinya melainkan karena faktor rasa terlalu manis, sepertinya (maaf kalau salah) dari gula yang merupakan tambahan dalam minuman kopi ini atau gula dalam sirup kurma. Kabar baiknya, setelah dituang ke dalam gelas dan ditambahkan es, minuman ini manisnya pas dan kopinya tetap terasa.

Untuk kawasan seputar Lenteng Agung, kafe ini nyaman dan mudah dijangkau. Dekat dengan SMA 38, sore pas saya datang lagi tidak ramai. Kapasitas ruangan non-smoking lebih besar, tapi sepertinya saat malam digelar bangku lebih banyak di teras.
Kalau suka kopi manual brew, banyak macamnya di sini, karena Milenial Coffee ini kan merangkap roastery. Saya pesan japanese iced coffee dengan biji kopi Semendo (24 ribu), yang jarang saya jumpai di kedai lain. Ini sepertinya jadi kopi japanese dengan biji kopi Semendo pertama yang saya minum dengan aftertaste asam dan manis--biasanya ada sedikit pahit. Suka banget!
Untuk makanan, hanya ada camilan dan sayangnya roti serta pastri sedang tidak ada stok. Ada camilan lain kayak risol dan curry puff pastry (16 ribu isi 2), saya pilih yang terakhir. Digoreng sedikit kelamaan tapi saya malah suka sih puff pastry yang agak gosong begini he he he. Rasanya enak, buat ngemil sendirian pas.

Ingin mampir dari dulu banget tapi enggak berani sendirian, karena kedai kopi-roastery ini kesannya serius banget. Baru pas ada teman yang mau ikut bareng, meluncurlah saya ke Philocoffee.
Dari luar sih kelihatan kayak rumah, dengan beberapa sepeda motor terparkir di depannya. Masuk ke dalam, sesuai dugaan kemasan biji kopi dan alat-alat kopi terpajang di sana-sini. Tapi meski tidak luas, Philocoffee punya area duduk pengunjung yang nyaman, satu ruangan dengan bar kopi dan di teras belakang.
Lebih kondang sebagai roastery, Philocoffee ternyata juga menjual minuman selain kopi plus camilan enak. Saya dan teman pesan japanese iced coffee dengan biji kopi limited Ijen Karamela (25 ribu), latte (20 ribu--teman saya sebetulnya pesan cappuccino tapi dibuatkan latte, ya sudahlah), bitterballen daging (isi 3, 25 ribu), dan lumpia mini vietnam (isi 5, 25 ribu).
Kopi japanese Ijen Karamela agak enteng, karena kelamaan kami foto sehingga esnya sudah mencair. Tapi note cenderung fruity masih terasa, jadi masih bisa dinikmati. Latte enak banget! Sensasinya lembut namun kopinya cukup terasa hingga sesapan terakhir. Lalu camilan, semuanya pun enak. Saus mustard khas mengangkat cita rasa bitterballen yang renyah luarnya dan lembut dalamnya. Lumpia mini isinya padat, termasuk ayam suwir dan wortel iris. Sayang terhidang dengan saus sambal biasa, bukan saus seperti saus bangkok.

Kedai kopi nyaman di bilangan Cipulir. Lumayan luas, dengan area duduk ada di dua lantai. Toilet wanita dan pria terpisah, cakep! Tersedia musala, cuma waktu saya mampir sedang direnovasi. Parkir tidak terlalu luas tapi bisa menampung beberapa mobil dan motor.

PIlihan minuman dan makanan beragam. Saya pesan japanese iced coffee—tapi lupa pakai biji kopi apa, pastinya lokal—dan lumpia pisang alias piscok, harga total kalau enggak salah 45 ribu. Lumpia pisangnya lumer, dengan isi cokelat yang royal. Japanese coffee, terlepas dari jenis biji kopinya, oke teksturnya buat saya karena tidak encer dan juga tidak berat.