Ika Nurhayati

Resto baru yang langsung hits. Termasuk keren untuk resto di Bogor, jadi enggak heran bahkan teman saya gagal reservasi untuk hari Minggu kemarin karena sudah full. Terlepas dari tempatnya yang cakep, meski tidak seluas saya kira, buat latar foto, pelayanan top banget. Para stafnya ramah dan sigap.

Datang sore, saya cuma ngemil. Penginnya sih Hanoi spring rolls atau bitterballen tapi kosong. Akhirnya pesan crispy fish skin with salted egg dan avocado panna cotta. Teman saya dan ibunya yang menyusul kemudian pesan fish skin juga, cajun chicken wings, thai tea, dan choco peanut bomb milkshake.

Teman saya suka banget fish skin, saya sendiri kurang suka, bukan enggak enak cuma bukan selera saya saja. Chicken wings keasinan, panna cotta lumayan enak tapi terus terang wujudnya tidak sesuai ekspektasi.

Presentasi makanan masih perlu dibenahi. Gelas yang mewadahi panna cotta terlalu besar, sehingga panna cotta, yang juga terlalu creamy itu, terlihat tidak menarik. Fish skin dan chicken wings pun terhidang asal tumpuk, seolah dipindahkan begitu saja dari wajan tanpa ditata. Penampakan hidangan fish skin, wah jauh dari gambar yang terpampang di buku menu.

Untuk minuman sih enak, baik thai tea maupun milkshake, dan presentasinya juga cantik.

Kafe ini aslinya jauh lebih keren daripada yang terlihat di foto. Mungkin karena penerangannya terlalu kuning ya, jadi hasil foto kurang maksimal. 

Tidak besar tapi sama luasnyalah antara area duduk non-smoking dan smoking. Cuma hampir semua (atau semua ya, lupa) mejanya ditata dengan 4 bangku. Jadi kurang nyaman buat yang datang sendirian buat menikmati hidangan, kalau situasi sedang ramai. 

Saya pesan hot cappuccino dan nasi ayam black pepper--semacam itulah, saya lupa namanya.Naksir pisang goreng juga yang kata teman saya enak, tapi sudah cukup kenyang dengan nasi yang porsinya lumayan.

Cappuccino enak, cukup bold. Selain kopi, Rumah Seduh juga menawarkan beberapa jenis teh. Nah belakangan baru tahu bahwa di hari kedatangan saya lagi ada promo teh gratis, kalau enggak salah untuk tiap pembelian makanan, tapi saya enggak dikasih teh tuh he he he.

Sebenarnya ada yang lebih dekat dengan kantor, tapi enggak ada yang sadar dong jadi pesan dari cabang dekat Binus ini. Saya dan 3 teman sama-sama pesan geprek blenger dengan level pedas 3--per level kelipatan 4 cabai. Oh ya di sini level pedasnya sampai 5 saja.

Geprek blenger ini buat saya mengenyangkan banget, bagaimana yang porsi jumbo ya. Lapisan mozzarella dan telur di atasnya tebal, bukan sekadar tempelan. Ayamnya, yang disuir, juga banyak. Tapi level pedas 3 ini buat saya biasa saja, masih kurang menantang sedikit, tapi itu bukan masalah sih. Pastinya lebih enak kalau dikonsumsi selagi panas.

Gampang ditemukan, sederet dan tak jauh dari KFC Gunawarman. Tempatnya cukup luas (termasuk parkir) dan cukup nyaman termasuk buat laptopan, WiFi lancar banget. Cuma kaki kursinya, yang bukan sofa, belum berpelindung, sehingga berderit kalau digeser sedikit.

Hidangan andalan di sini serbasandwich dan croissant. Masih banyak hidangan lain termasuk berderet pastry dan cake di etalase makanan. Sebenarnya ingin pesan tuna melt croissant kata baristanya yang ramah, croissant lagi kosong. Oke beralih ke tuna melt sandwich dengan pilihan roti gandum, tambah 3 ribu rupiah dari roti tawar biasa. Total harganya 73 ribu, tapi waktu saya datang itu masih dapat diskon promo 20 persen.

Saya juga pesan iced latte daaan baru sadar saat menulis ini,  harganya 50 ribu dan itu belum termasuk tax. Teman saya pesan sandwich yang sama dengan minuman iced lemon tea (38 ribu).

Tuna melt sandwich yang isinya tuna, paprika, bawang bombai, mentimun, mayones, dan keju ini porsinya besar buat saya, walhasil kenyang sampai malam. Keju dan tunanya banyak, rasa juga enak, tapi untuk harga tanpa diskon lumayan tinggi ya.

Lalu iced latte dan iced lemon tea hadir dengan gelas yang tinggi dan besar, bolehlah. Sayangnya kopinya pakai campuran robusta yang cukup banyak nampaknya dan terasa banget. Kopi robusta bukan kesukaan saya dan rata-rata kafe kekinian (kecuali untuk es kopi susu) kalaupun memakainya persentasenya sedikit jadi enggak terasa. Well consider this as my problem.

Akhirnya mendarat di sini. Tempatnya satu area dengan MITI Center, tidak jauh dari Jalan Juanda. Nyaman dan berkesan asri dengan bagian luarnya dilingkupi tanaman, sementara dalamnya bangkunya empuk. Pengunjung yang hendak mengopi di dalam dipersilakan melepas alas kaki di depan pintu, lalu sebagai penggantinya di dalam tersedia beberapa pasang slipper.

Bagian dalam hanya difasilitasi 3 meja, jadi saya duduk di meja bersofa di sudut ruangan, tinggal itu yang belum terisi pas saya datang. Untung masih ada tempat di dalam, karena tidak lama setelahnya hujan deras dan kalau duduk di luar, meski dilindungi payung taman ya bakal kecipratan juga minimal. Di sini kopi yang disuguhkan campuran arabika dan robusta, katanya banyakan arabikanya. Bagusnya, latte yang saya pesan masih bisa saya minum tanpa berasa pusing, tapi tetap bukan selera saya.

Seingat saya selain kopi dan beberapa jenis minuman lainnya, Tibumi hanya sedia camilan. Saya pesan pisang goreng, yang hadir dengan topping keju dan cokelat. Enak meski bukan tipe yang digoreng renyah, bagian pisangnya lembut. Saya lupa bayar berapa untuk latte dan pisgor, tapi totalnya enggak sampai 50 ribu. 

Suka banget sama Darling Habit yang ini! Dibanding yang di Tebet, area non-smoking lebih nyaman dan super cute! Sama bergaya rustic dan bisa dibilang ada unsur shabby chic juga. Spot buat foto pastinya banyak.

Pas saya tiba jam 11 lewat, sayang makanan yang agak berat kayak lasagna dan potato gratin belum dikirim dari Tebet. Jadi saya order croissant gurih yang kelihatannya menarik, garlic triple cheese croissant, juga hot cappuccino.

Garlic triple croissant harganya lumayan, 34 ribu (sampai hari ini masih diskon 15 persen) tapi lumer banget! Paling enak deh dimakan hangat-hangat. Baik rasa garlic maupun keju sama-sama keluar, tak ada yang mendominasi. Tapi just curious apakah harga di sini lebih tinggi daripada di Tebet, walau untuk croissant secara kualitas membaik, jadi enak banget.

Untuk hot cappuccino saya rasa disajikan terlalu panas, jadi rasanya datar saja tanpa aftertaste. Sejauh ini saya masih belum cocok dengan kopi Darling Habit.