Lunchgetaway

Makan enak terkadang satu paket dengan makan unik. Hadir untuk makan malam di C’s Steak and Seafood Restaurant, saya berkesempatan mencoba hidangan out of the box yang diolah oleh Chef Knechr dan Chef Matt Demery. Smoked Trout Roe, Uni, Lemon dan bunga violet disajikan di dalam kaleng sarden. Kejutan demi kejutan kemudian mewarnai set menu dinner malam itu. Berikutnya hadir Mac & Cheese, White Asparagus dan Morel Ravigote yang diberi nama “Sweetbread”. Bersamaan dengan wine, muncul 45-day, dry, aged Galician Striploin with Housemade Steak Sauce yang empuk, dengan daging masih sedikit merah meskipun dimasak well-done. Side dishnya Confit Potato dan Roasted Carrot yang melengkapi rasa satu dengan yang lainnya. Terakhir Epoisse (Red Wine Apple Butter with Granola and Norlander) dan the C’s Housemade “Smores” menutup malam itu kenangan tak terlupakan.

Lapar pagi? Jangan skip sarapan karena Nasi Jenggo (Teri, ayam atau sapi) atau Nasi Kucing (Bandeng,ayam atau sapi) siap mengisi perut hanya dengan 27k sudah termasuk pilihan minuman Kopi Tubruk/Teh Poci/Orange Juice. Jika memesan orange juice, sudah termasuk sebotol kecil air mineral. Nasi kucing lengkap dengan suwiran bandeng, daun kemangi, serundeng dan telur. Manis gula batu dalam teh poci pas banget untuk membilas rasa sambelnya yang cukup pedas. Pilihan kedua jatuh pada Nasi Jenggo (Nasi Kuning) Teri dan Orange Juice. Menu favorit aku Nasi Kucing Bandeng dan Teh Poci. Porsi yang pas untuk makan pagi

Restoran yang terletak di deretan Panglima Polim ini agak stand out dibandingkan yang lainnya karena warnanya yang mengingatkan kita pada Santorini. Jadi seperti liburan. Makan di sini harus dimulai dengan appetizer. Calamari Rings, Falafel and Spinakopita bisa menjadi pilihan. Calamari Ringsnya crispy, tapi buat pencinta kuliner yang mungkin ingin mencoba lebih dari sekedar yang umum, Falafel dan Spinakopita (Spinakopita) wajib dipesan. Spinakopitanya crispy dan pas rasanya. Bayamnya tidak terlalu dominan. Berbanding terbalik dengan Falafel yang herbs-nya sangat terasa. Meskipun dihadirkan dengan saus Tzadziki, appetizer ini sudah enak meskipun tanpa cocolan tambahan. 

Lamb Gyros Souvlaki sebagai main course dipenuhi sayuran. Sedikit berharap ada daging lebih di dalamnya. Tapi secara rasa, gyros ini enak karena paduan daging dan kefir-based sauce nya pas. Terbalik dengan Lamb Garlic Spaghetti yang dagingnya malah kebanyakan. Bahkan setelah pastanya habis, kita masih sibuk menghabiskan dagingnya. 

Setelah lama absen akhirnya kembali ke Giyanti. Tidak seramai biasanya mungkin Karena long weekend. Kali ini pesan Americano, Capuccino Sirisirisi dan banana muffin. Mendapatkan tempat di meja tinggi di luar, Americano datang take lama setelah duduk. Cappuccino datang bersama muffin yang dipadu dengan maple syrup. A perfect pair untuk Americano yang kental, agak pahit namun aromanya manis. Giyanti memang tidak perlu diragukan lagi.

Gia itu romantis. Restoran Italia yang terletak di Sampoerna Strategic Square ini adalah tempat ideal untuk duduk dan ngobrol-ngobrol bersama seseorang yang tercinta. Memesan Branzino (for two), dan merasa bahwa porsinya kekecilan. Jadi untuk yang benar-benar ingin kenyang (dan bukan datang hanya untuk makan ringan dan minum wine sambil ngobrol), pesanlah makanan yang lainnya. Gnocchi is highly recommended. Gia juga punya menu wine yang lengkap, cocktal yang unik dan minuman lainnya yang jarang ditemui. 

Nyaman, romantis dan pelayanannya bagus. No wonder Seribu Rasa jadi tempat pilihan makan keluarga. Makanan yang paling sering di pesan adalah Mie Jawa, Nanking Beef Peranakan dan Sate Cumi. Cumi nya empuk dan pas dengan bumbu yang sudah dibalur. Mie Jawa lumayan banyak porsi, campuran topping nya, bumbunya juga berani. Kalau masi ada room for dessert, coba pesan apel keju dapur nyonya yang merupakan potongan apel yang dibalut crepes yang crunchy, pas dengan paduan ice cream nya. Cant wait for our next (family) visit.

Tidak ada yang lebih identik dengan working space selain font. That’s why, Typology menghadirkan Font favorit Anda dalam bentuk makanan di dalam menu. Selain lokasi yang strategis (Typology ada di jl. Wijaya), tempat parker yang memadai (ada basementnya) dan interior yang sangat homey (seperti berada di perpustakaan modern), working space/restoran/café ini juga menyajikan makanan yang pasti enak. Hobo Oxtan Rice memberikan rasa tersendiri bagi pencinta daging. Lidah sapi yang empuk disajikan bersama nasi putih dan saus yang menggoda. Bosan dengan nasi, coba pesan Marlett Creamy Macaroni yang porsi dan rasanya pas dengan perut dan lidah. Untuk kali ini skip kopi, coba Choco Cocoa Smoothie atau Peach Berry Smoothie yang tidak terlalu manis. Dessert yang inovatif juga menggoda untuk dipesan seperti Medio Fried Oreo atau Bario Fried Beng Beng. Dijamin membuat Anda lebih kreatif.

Kalau biasanya kita bertemu es krim sudah jadi dengan pilihan rasa, untuk yang satu ini kita harus menunggu es krimnya jadi. Pembuatannya unik dan berisik (sesuai dengan namanya "Noizu Toku Toku") yang berasal dari benturan spatula dan papan pendingin tempat memasak es krimnya. Yang paling recommended Karameru Koranchi, campuran caramel ice cream dengan dark chocolate dan crunchy granola toppings. Ini juga yang jadi unggulan Noizu Toku-toku. Rasa es krim ini manis, tapi dark chocolatenya (yang dibuat dari cokelat cair yang dibekukan di papan es bersama es krimnya) mampu menyeimbangkan rasanya. Buat yang lebih senang mencoba rasa baru, tidak ada salahnya membuat kreasi sendiri karena toppingnya bervariasi. Mulai dari marshmallow jellies, marshmallow teddy bear, fruit loops hingga popping candy. Yang terakhir ini menambah sensasi sendiri bila digabungkan dalam satu sendok bersama rasa es krim favorit Anda. Topping favorit kita adalah Kraffle.

Tempatnya sedikit sulit dicari di bagian luar West Lobby Puri Indah Mall, tapi cukup cozy buat duduk-duduk dan menghabiskan waktu sore hari yang panas.  

Makanan Indonesia tidak selamanya identik dengan "pinggir jalan". 1945 menghadirkan makanan yang cantik dan (tentu saja) enak dimakan. Kalau hanya bisa memilih satu jenis makanan, Wagyu Rendang yang disajikan di atas tumpukan daun singkong jadi yang pertama. Rasanya beda dengan restoran Padang biasa dan sausnya banyak (horeee). Gindara 1945 juga enak, buat yang menghindari daging-dagingan. Tapi yang ini dimasak dengan saus terasi. Jangan takut, terasinya tidak membunuh rasa ikannya kok. Pilihan nasi ada 3 macam: merah, putih, kuning, tapi kenapa tidak coba nasi goreng lobster? Rasanya mengingatkan kita dengan nasi goreng yang dijual abang gerobak yang lewat depan rumah, jadi ini beneran comfort food. Oh, jangan lupakan dessert: Tape Cheesecake. Pertama baca ini di menu shock sendiri, seriusan ini tape? Ternyata rasanya enak karena cheesecake yang berat dan bikin enek bisa diseimbangkan dengan si tape.

Giyanti Coffee & Roastery selalu mengingatkanku dengan cafe kecil di Bali yang santai. Sudah hampir beberapa tahun mengenal Ko Hendrik, owner dari cafe yang selalu ramai ini, dan waktu itu Giyanti masih tidak begitu banyak tamu sehingga aku senang mampir untuk baca buku dan ngobrol. Wajib pesan Piccolo,Cappucinno, Apple Pie dan Brownies. Yang seru, Giyanti selalu menyediakan banyak pilihan beans dari berbagai negara di Indonesia. My favorite is Silimakuta karena body nya kerasa dan after taste nya dark chocolate dipadukan hangatnya apple pie dan ice cream. Jangan khawatir akan bingung memilih beans karena Ko Hendrik selalu siap membantu menyesuaikan dengan taste pelanggannya. Meskipun sekarang sudah ramai (dan jadi lebih sering pesan takeout), tapi Giyanti selalu menjaga kualitas minumannya. Salut!