Marisa Aryani

Bosan dengan menu kopi klasik, saya pun mencoba Cappuccino Cincau. Kedengarannya unik, memadukan bahan tradisional Indonesia dengan olahan kopi. Rasanya? Cukup mencengangkan. Ada sensasi kenyal dan after taste yang pahit dari topping cincau. Hmm, jujur saja, saya lebih suka menikmati segelas Latte.

Mengunjungi Coffee Bean, saya memesan Avocado Coffee, yakni varian terbaru yang mengkombinasikan alpukat dengan espresso. Bagi Anda yang ingin menghindari kafein, menu ini juga tersedia dalam varian non coffee. Kelebihannya adalah rasa alpukatnya cukup pekat. Sebagai teman 'ngobrol' lainnya, saya kembali memesan Green Tea Latte dengan ukuran besar. Rasa green tea cukup dominan dengan torehan whipped cream yang membuat sensasinya semakin menyenangkan.

Di Monviet, Anda bisa menemukan beragam makanan khas Vietnam yang dapat dikatakan autentik. Banh Canh Tom Ga, salah satunya. Menu ini terdiri dari seporsi udon dengan potongan udang dan daging ayam di bagian atasnya. Sementara kuahnya gurih dengan sedikit rasa pedas yang khas selera Asia. Satu porsinya mengenyangkan dan di akhiri dengan seruputan Kalamansi Ice Milk.

Pesanan pertama adalah Aglio Olio with Tuna. Dibuat dari 100% tepung durum semolina, Aglio Olio ini cepat mengenyangkan. Teksturnya cenderung lembut namun tidak lembek. Masuk ke menu berikutnya, ada Neapolitan with Chicken Sausage dengan guyuran saus yang memikat. Sebagai penyeimbang, silakan pesan Japanese Mushroom Salad yang menggunakan Japanese dressing dan kizami nori.

Frozen yogurt ala LLao LLao terdiri dari 4 ukuran, yakni small (1 topping + 1 sauce), medium (2 topping + 1 sauce), large (2 topping + 1 sauce), serta Sanum (3 topping buah, 2 topping crunches dan 1 sauce). Sementara untuk yogurt hanya terdapat satu varian dimana olahannya nyaman di mulut dalam arti tidak terlalu asam. 

Sentuhan kayu tentu jadi sosok utama yang menjadikan interior Tjap Toean nampak bergaya peranakan. Restoran peranakan yang berlokasi di fX Sudirman ini seolah menyihir saya dengan gaya interiornya. Tentu saja, sentuhan kayu jadi sosok utama yang menandai. Di sana, saya memesan Mee Goreng (bukan typo, tapi memang pengejaannya seperti itu) yang punya rasa kompleks di mulut. Sebagai penetralisir, saya memesan Kopi Cincau. Tapi menurut saya, minuman ini terlalu pahit sehingga perlu tegukan air putih untuk penyeimbang.

Mendasarkan pada olahan seafood khas Makassar, Sulawesi mengakomodasi beragam jenis makanan laut, mulai dari ikan, kepiting, lobster, cumi, udang, dan kerang. Mula-mula ada Sukang dengan baluran kombinasi bumbu rica-rica dan parape. Hasil persilangan dua bumbu ini pun menciptakan cita rasa yang kontras memanjakan.

Udang Sitto Telor Asin Sulawesi makin melengkapi menu makan siang kala itu. Daging udang terbilang empuk ditambah balutan bumbu telur asin dengan rasa melekat sempurna diingatan. Menu ini terdiri dari dua porsi, half dan reguler. Jika berniat untuk menjadikannya menu sharing ada baiknya Anda memesan porsi reguler yang terdiri dari ± 10 udang. 

Menu lain yang tak lepas dari buruan pelanggan adalah Nasi Goreng Ikan Asin. Nasinya pulen dengan bubuhan ikan asin yang membuat karakternya semakin menyenangkan. Jangan lupa untuk memesan Es Pisang Ijo sebagai menu penutup ya.