Avanto Nugi

Pertama kali datang ke resto ini, langsung punya ekspektasi besar terhadap makanannya, karena tampilan resto yang sederhana, tapi classy dan elegan. Dan kebetulan langsung bertemu dengan pemiliknya, yang amat sangat ramah dan memberikan informasi lengkap perihal hidangan mereka.

Langsung coba menu andalan mereka Fish n Chip ukuran besar, dan saya langsung jatuh cinta dengan tekstur ikan dori disini, yang mana cukup berbeda dengan para penyaji Fish n Chip lainnya di Jakarta. Ketika saya tanya, beliau mengklaim mendapatkan pasokan ikan dori level tertinggi, dengan kadar air paling rendah, sehingga tidak heran tekstur ikan dorinya sangat firm.

Selain itu sempat mencoba menu Salmon dengan saus keju yang rasanya cukup enak tapi saya tidak temukan keistimewaannya.
Tapi saya temuan keistimewaan pada menu Dori Sambal Dabu-dabu yang rasanya sangat spicy dan memikat ketika dinikmati bersama nasi hangat.

Dan terakhir saya coba menu Udang saus Telur Asin yang rasanya patut dipujikan ketika kita nikmati selagi hangat.

Perihal Samrat, tidak terbantahkan ini bakso berkualitas. Membalnya bakso natural karena daging/urat cincang ditambah tepung yang tidak dominan sama sekali. Kualitas kuah bakso Samrat ini juga luar biasa bagus terlihat dari keruhnya yang berasal dari lunturan daging, yang mana menjadi kaldu alamiah penghasil kegurihan terbaik, sehingga ketika diseruput, berbagai macam kenikmatan masuk ke dalam mulut kita

Yang menjadi catatan penting untuk Samrat cabang Cikajang ini, yaitu lokasi yang sangat strategis, suasana lebih nyaman layaknya restoran, ditambah penyajian hidangan bakso dan hidangan penutup nampak lebih apik dibanding dengan penyajian di cabang lainnya.

Sop Kaki Kambing Bang Irwan ini enak luar biasa. Yang membedakan adalah kuahnya tidak menggunakan santan, tapi mengunakan susu sapi murni.

Sop Kaki Kambing Bang Irwan sudah ada dari jaman ibu saya masih SMP aliias tahun 60-an akhir, Yang membuat Sop Kaki Kambing Bang Irwan tetap hebat adalah anak buah pak Irwan yang tidak pernah ganti, jadi rasa asli racikan bisa dikatakan tidak pernah berubah, ya walaupun kelincahan mereka berkurang dari waktu ke waktu dalam melayani pembeli.

Dan satu hal lagi yang paling membedakan Sop Kaki Kambing Bang Irwan dengan sop kaki kambing lainnya, yaitu pak Irwan tidak pernah batesin Minyak Samin untuk campuran Sop nya alias kita bebas nyendok sendiri sepuasnya!


Lokasi ada di daerah blok m, depan RS Bersalin Asih. Momen terbaik menikmati Sop Kaki Kambing Bang Irwan ini adalah malam hari yang sorenya selepas hujan.

 Kalau lagi pengen dan ngidam bebek panggang ala chinese, ya sudah pasti Duck King yang terpikirkan. Semenjak beberapa tahun lalu buka cabang di Jakarta, Duck King sukses mempertahankan kelasnya sebagai salah satu penyaji Bebek Panggang terbaik di kota ini.

Jika berkunjung kesini, sudah pasti memesan paling sedikit setengah ekor Bebek Panggang, dengan request khusus untuk kaldu bebek disajikan terpisah, tidak disiramkan sebagaimana default penyajian mereka. Bebek Panggang ini selalu diikuti pemesanan nasi hainan milik Duck King yang rasanya amat pas dan nikmat.

Sebagai pembuka, saya biasa pesan sup Asparagus Kepiting mereka yang hangat dan menyegarkan. Lalu dilanjutkan beberapa jenis dimsum yang juga tidak kalah baik disajikan oleh Duck King, terutama dimsum Kaki Ayam mereka yang amat lembut.

Tidak lupa menu pendukung lainnya, yang sudah pasti masakan Chinese autentik, diantaranya favorit saya adalah Cumi Cabai Garam. Kematangan cumi yang pas dibalut tepung crispy diluarnya, dan ditaburi bawang putih serta cabe merah goreng. Kami juga amat suka memesan Sapo Tahu Seafood dari Duck King. Untuk yang satu ini, sudah tidak diragukan lagi kebaikan penyajian dan rasanya.

Sate Maulana Yusuf sudah cukup lama memulai usaha, dari beberapa puluh tahun lalu membuka dagangan malam hari di lahan sebuah bengkel yang hanya beroperasi siang, hingga sekarang lahan tersebut sudah sepenuhnya milik mereka. Jadi kita bisa maklumi bagaimana mereka bisa terus berkembang usahanya, apalagi ya kalau bukan disebabkan kualitas sate mereka.

Salah satu yang terbaik dari mereka adalah Sate Kambing yang dibakar polos, hanya dengan bumbu sederhana, namun gurih alami luar biasa. Rasa nikmat tersebut dihasilkan oleh pembakaran daging kambing segar dan berkualitas. Pembakaran juga terlihat amat sangat terjaga, karena daging tidak sampai gosong, tapi tetap matang sempurna.

Selain itu yang menjadi andalan kedua dari mereka adalah sate kulit ayam, yang juga dibakar sederhana, tanpa bumbu berlebihan, tapi tetap gurih, matang sempurna, dan jelas hasil pembakaran kulit ayam segar karena sama sekali tidak berbau.

Sate Maulana Yusuf juga menyediakan sate sapi, sate ayam, dan aneka makanan berkuah dari daging kambing, sapi dan ayam.

Semua pemesanan sate, pasti akan dilengkapi dengan bumbu kacang, kecap, bawang merah segar, acar timun, dan cabe rawit rebus yang siap digerus ke bumbu kacang, untuk pecinta pedas.

Dua kali berkunjung kesini tidak membawa hasil mengecewakan sama sekali. Jelas ini 5-star hotel, namun suasana dining yang amat sangat penuh keramahan membuat suasana makan amat sangat nyaman.


Ditambah lagi ada waiter yang hampir dipastikan "in charge" untuk 1 meja, melayani sepanjang perjalanan makan kita dari awal sampe akhir. Di setiap mengambil piring kotor, pasti diselingi tawaran untuk mengambilkan makanan lain yang sedang dihidangkan pada hari itu.

Walaupun tempatnya tidak terlalu luas, dan pilihan makanan tidak terlalu banyak, namun justru membuat suasana "homelike" dan pengawasan mereka terhadap kualitas hidangan menjadi sangat terjaga. Menurut saya hal tersebut yang menjadi pembeda antara Le Gran Cafe dengan 5-star hotel lain.

Pelayanan sudah amat baik sejak awal ketika penjelasan diberikan oleh waiter yg jaga di depan. Akhirnya pilih standard Buffet untuk percobaan pertama.

Makanan pembuka yang cukup menonjol adalah Chicken Karage yang lumayan enak namun tidak spesial rasanya, terlalu basah untuk potongan daging paha.

Pada menu utama, potongan daging terbaik saya dapatkan dari daging Karubi, Suki Shabu dan Rosu. Justru menu Dragon Karubi yang dijagokan waiter, tidak begitu nikmat mungkin karena potongannya yang terlalu tebal, sehingga cenderung alot untuk yang mau makan daging dengan kematangan sepenuhnya.

Yang membuat terkejut adalah dessert - yang ketika dibaca di menu tidak cukup menarik pilihannya; Ice cream dan Milk Pudding - tapi ternyata kualitasnya amat sangat baik, walaupun saya request untuk gula cairnya dikurangi, demi menikmati kualitas Milk Pudding yang amat bagus ini.

All over kualitas daging cukup baik utk resto ini, walaupun bukan yang terbaik jika dibandingkan dengan lawan sesama AYCE dengan rate harga yg sama. Tapi dengan pelayanan ramah, baik, dan cepat tentu penilaian menjadi seimbang. Balik lagi ke yang disinggung pertama, pelayanan disini amat baik jika dibandingkan dengan "si AYCE 4 level" itu yg jutek sana sini waiter nya.

Nama "Rasa" konon sudah tersohor sejak dahulu tahun 70-80an. Hal itu terlihat dari arsitektur gedung yang tampak cukup historikal.


Yang paling menarik hati untuk dipesan di "Rasa" adalah makanan penutup milik mereka. Menu tersebut kebanyakan adalah hasil kolaborasi dari produk bakery dan produk ice cream milik mereka. Saya coba pesan Belgian Waffle yang direkomendasikan waiter. Tampilan menu ini amat sangat klasik namun tetap saja menarik. Pre-baked Waffle klasik sederhana, lalu diatasnya diberikan dua scoops ice cream vanilla, whipped cream, dan home-made strawberry sauce mereka.
 Saya juga coba pesan beberapa menu ice cream dan minuman mereka. Diantara yang paling menonjon adalah es kopyor buatan mereka. Rasa klasik es kopyor, dengan potongan daging kelapa yang luar biasa banyak, ditambah satu scoop ice cream vanilla diatasnya. Patut dipujikan.