Buat kamu yang suka dengan masakan tentu sudah tidak asing dengan telur pitan. Makanan yang disebut juga telur seribu tahun ini merupakan salah satu makanan khas China yang cukup populer juga di Indonesia. Untuk membuat telur pitan bisa menggunakan telur ayam, telur bebek, atau telur puyuh. Telur tersebut kemudian diawetkan dengan campuran garam, kapur dan abu lalu dilapisi sekam nasi selama tiga bulan. Proses pengawetan yang lama membuat telur berubah warna menjadi kehitaman. Tak hanya merubah warna, proses pengawetan juga membuat telur menjadi bau menyengat. Rasanya pun sedikit unik dan berbeda dari telur pada umumnya. Telur pitan bisa dikonsumsi secara langsung, direbus, digoreng, atau dicampur dengan bubur khas Tionghoa.
Nah,
buat kamu yang penasaran bagaimana sejarah perjalanan telur pitan bisa sampai
populer hingga ke Indonesia. Simak nih fakta telur pitan yang menarik sekali
buat kamu ketahui!
Sumber: Yumofchina.com
1. Sejarah Telur Pitan
Telur pitan ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang.
Menurut asal-usulnya, telur pitan ini sudah tercipta sejak ratusan tahun yang
lalu. Tepatnya sekitar 600 tahun yang lalu pada masa Dinasti Ming di Hunan.
Telur pitan pun tercipta secara tidak sengaja oleh seorang pria di provinsi
Hunan. Pria tersebut diketahui meninggalkan telur bebek yang diawetkannya di
kolam kapur selama proses pembangunan rumahnya. Setelah itu, pria tersebut
mencicipi telur dan menyukai rasanya. Sejak itulah, ia mulai memproduksi telur
pitan dalam jumlah banyak, namun ditambahkan garam untuk meningkatkan rasanya.
2. Proses Pengawetan Alami
Proses pembuatan telur pitan sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan telur asin. Hanya saja, jika telur bebek menggunakan telur bebek, maka
telur pitan ini bisa menggunakan telur ayam, bebek atau puyuh. Selain itu, ada
beberapa campuran lainnya untuk membuat telur pitan seperti garam, abu, tanah
liat, sekam padi atau kapur. Setelah itu, telur akan diawetkan selama beberapa
bulan. Selama proses pengawetan atau fermentasi, bagian kuning telur akan
berubah menjadi hijau gelap, sementara bagian putih telur akan menjadi bening
kecokelatan. Maka dari itu, telur ini disebut juga telur seribu tahun karena
proses fermentasi yang memakan waktu berbulan-bulan.
3. Memiliki Berbagai Sebutan
Telur pitan memiliki berbagai sebutan yang berbeda di setiap
tempat. Seperti telur seribu tahun, telur seabad dan telur milenium. Bahkan di
negara Thailand dan Laos, telur pitan dijuluki sebagai telur urin kuda. Walaupun
terdengar ekstrim, namun bahan pembuatan telur pitan ini tetaplah sama. Tidak
menggunakan urin kuda sama sekali. Hanya saja, di negara tersebut aroma telur
pitan dianggap mirip seperti aroma urin kuda. Maka dari itu, telur pitan dikenal dengan
sebutan telur urin kuda.
4. Dapat Langsung Dikonsumsi
Setelah mengalami proses pengawetan selama beberapa bulan,
telur pitan dapat dikonsumsi secara langsung tanpa dimasak dahulu. Rasanya
cenderung creamy dengan aroma belerang yang cukup menyengat. Warnanya pun
terlihat unik, warna luar telur akan berubah menjadi abu-abu kehitaman.
Sementara, putih telur akan menjadi bening kecokelatan mirip seperti agar-agar
yang transparan. Bagian putih ini akan
terasa asin jika dimakan. Sedangkan, bagian kuning telur mendapat warna hijau
gelap. Jika bagian kuning ini ingin terasa lebih asin, bisa ditambahkan garam sebelum
proses fermentasi.
5. Proses Pengolahan Beragam
Selain dapat langsung dikonsumsi, telur pitan diolah juga
dengan berbagai cara. Kebanyakan orang-orang di China memanfaatkan telur pitan
sebagai menu makanan pendamping. Sementara itu, orang-orang di Hongkong lebih
suka memakan telur pitan dengan cara digoreng. Telur pitan terlebih dahulu
dicelupkan dalam adonan tepung, kemudian digoreng hingga teksturnya garing.
Lain hal dengan orang-orang di Taiwan yang biasanya mengonsumsi telur pitan
dengan cara direbus bersama tahu dan ikan cakalang. Nah, kalau di Indonesia
sendiri telur pitan paling sering dijadikan isian dalam sayuran tumis atau lauk
pendamping bubur khas China.
6. Harga Pasaran Telur Pitan
Seperti sebutan untuk telur ini, harga telur pitan di pasaran ternyata juga bervariatif.
Memang harganya cenderung lebih mahal jika dibandingkan telur asin. Tentu
harganya ini sepadan dengan proses pengawetan telur pitan yang memakan waktu
lama hingga rasanya unik dan khas. Biasanya harga sebutir telur pitan di
pasaran berkisar antara 10.000 sampai 15.000 rupiah. Sedangkan untuk per
paketnya, telur pitan diberi harga mulai dari 56.000 rupiah denga isi 6 butir
telur per paket. Gimana tertarik untuk membelinya?
7. Banyak Manfaat Untuk Kesehatan
Selain rasanya yang unik dan khas, telur pitan nyatanya
punya berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh. Telur pitan mengandung tinggi
protein dan rendah karbohidrat jika dibanding telur ayam biasa. Selain itu,
telur pitan mengandung sejumlah vitamin seperti vitamin A, B12, B, D, fosfor
dan zat besi. Konsumsi telur pitan secara rutin dapat bermanfaat untuk
kesehatan mata, gigi dan tulang, serta fungsi hati. Telur pitan juga dapat
bermanfaat untuk meredakan dahak, menurunkan panas demam, menyembuhkan pengar
dan menyembuhkan diare, serta menyehatkan usus.
Itu dia fakta telur pitan yang sudah PergiKuliner rangkum untuk kamu. Harga telur pitan memang cukup mahal di pasaran, untuk itu jarang sekali ada tempat makan yang menyediakan telur satu ini. Biasanya telur pitan dijual di restoran Chinese food mewah seperti beberapa restoran di bawah ini!