Dimsum merupakan makanan tradisional China yang tidak asing lagi di telinga kita. Makanan ini ternyata hadir sejak zaman Dinasti Han (206 SM – 220) loh, yang berarti saat ini usianya sudah ribuan tahun. Dimsum terbagi menjadi dua, yaitu dimsum goreng dan kukus. Untuk yang kukus biasanya disajikan dalam wadah bambu, dengan tujuan agar tetap hangat saat disantap.
Sumber: Pergikuliner.com
Dim Sum merupakan istilah dari bahasa Kantonis yang memiliki arti 'makanan kecil', sedangkan dalam bahasa Mandarin disebut dianxin yang secara harafiah berarti 'sedikit dari hati' atau 'menyentuh hatimu'. Sesuai dengan porsi per sajian yang kecil dan jumlahnya memang tidak banyak, hanya sekitar tiga hingga empat buah dalam satu piring atau wadah kukusan bambu.
Dikenal Sebagai Makanan Pendamping Minum Teh
Kudapan ini berasal dari Jalur
Sutra khususnya di bagian Asia Tengah, dimana pada zaman Dinasti Han
merupakan rute perjalanan yang sering dilalui pedagang, buruh, dan petani. Orang-orang
yang berlalu lalang membutuhkan tempat istirahat dan kemudian mampir sejenak ke kedai,
untuk menikmati teh dan makanan ringan. Makanan ringan inilah yang sekarang kita kenal dengan
dimsum dan kemudian muncul istilah yumcha yang berarti minum teh bersama sambil menyantap
dimsum.
Kebiasaan makan
dimsum ternyata pernah pudar sejenak, lho! Hal
ini dikarenakan oleh salah satu tabib yang terkenal pada zaman itu, Hua Tuo mengatakan makan
dimsum dapat menyebabkan kegemukan. Akan tetapi masyarakat Kanton di Cina Selatan
tidak memedulikan imbauan tersebut, malah menjadikan dimsum sebagai makanan tradisional untuk dinikmati dengan teh bersama teman-teman.
Nah, itu tadi sekilas sejarah mengenai dimsum, di Jakarta sendiri sebagian besar restoran Chinese food turut menjual dimsum sebagai menu pelengkap. Setelah membaca artikel di atas jadi kepengen makan dimsum, kan? Yuk segera cari tahu restoran yang menyajikan dimsum terenak di daerah kamu!