Ini Alasan Mengapa Setiap Orang Punya Toleransi Kepedasan yang Berbeda-beda!
List Artikel 31 Januari 2020 | 0 KomentarSiapa
di antara kamu yang sangat suka makan makanan pedas? Kebanyakan masyarakat
Indonesia memang sangat suka makan makanan pedas. Tak heran jika beberapa
kuliner yang hits di Indonesia adalah kuliner pedas seperti ayam geprek,
seblak, dan lain sebagainya. Meski demikian, tentu saja tingkat toleransi
kepedasan masing-masing orang berbeda. Ada orang yang mencicip ayam geprek
level 1 saja sudah kepedasan. Tapi ada orang yang level 3 saja belum merasakan
rasa pedas yang mengigit. Bahkan ada juga orang yang sama sekali tidak kuat
makan pedas sehingga tidak pernah mencecap kenikmatan sambal. Sebenarnya
mengapa bisa demikian?
Ada alasan ilmiah mengapa masing-masing orang punya tingkat toleransi kepedasan yang berbeda-beda. Perlu kamu ketahui kalau ada sebuah penelitian di University of California pada tahun 2003 yang mengungkapkan kalau ada sebuah senyawa yakni molekul lipid yang berkaitan dengan asam lemak yang punya peran dalam mengendalikan rasa sensasi terbakar saat makan makanan pedas. Seperti yang kamu ketahui kalau sensasi lidah dan mulut yang terbakar diciptakan oleh senyawa capcaisin yang ada pada cabai. Ketika berada di dalam mulut, reseptor capcaisin atau TRPV1 ini mengatur tingkat rasa sakit yang dialami saat makan makanan pedas.
Nah, reseptor TRPV1 yang dimiliki masing-masing orang ini berbeda-beda sehingga membuat toleransi kepedasan tiap orang berbeda-beda. Reseptor TRPV1 memang sudah ada sejak lahir dan ada orang yang terlahir dengan reseptor TRPV1 yang lebih sedikit sehingga mereka kurang sensitif terhadap rasa pedas alias kuat dan tahan dengan makanan pedas karena mereka tidak merasakan rasa sakit saat menyantap makanan pedas. Sebaliknya, jika orang terlahir dengan reseptor TRPV1 tinggi, maka mereka akan lebih sensitif terhadap rasa pedas sehingga makan makanan pedas sedikit saja, mereka sudah merasakan sakit akibat rasa pedas tersebut.
Perkara
toleransi kepedasan ini tidak hanya bawaan lahir saja. Ada juga orang yang terlahir
dengan reseptor TRPV1 yang tinggi tapi ia kuat makan kuliner pedas. Alasannya
adalah karena sudah terbiasa alias dipengaruhi dengan kebiasaan seseorang. Jika
sejak kecil sudah dikenali dengan makanan pedas, maka tingkat toleransi
kepedasan seseorang bisa berubah dan pastinya sensitivitas saraf dalam
merasakan sakit akan berkurang. Beberapa negara yang masyarakatnya punya
toleransi kepedasan tinggi adalah India, Meksiko, serta Indonesia yang memang
sejak kecil sudah dikenalkan dengan makan bercita rasa pedas sehingga banyak
yang kebal akan kuliner pedas.
Itulah beberapa alasan mengapa masing-masing orang punya toleransi kepedasan yang berbeda-beda. Sekarang kamu sudah mengerti kan? Berikut ini ada beberapa referensi tempat makan yang menyajikan menu pedas yang bisa kamu coba, datangi langsung yuk!