Siapa
yang tak mengenal kuliner khas Indonesia ini. Gado-gado sangat terkenal di
kalangan masyarakat Indonesia dan juga mancanegara karena sering dijuluki
sebagai saladnya Indonesia. Gado-gado terbuat dari bahan utama sayu-sayuran
yang direbus terlebih dahulu seperti kangkung, bayam, kacang panjang, tauge,
labu, kentang, jagung pipil dan kol. Selain itu ada tambahan lainnya seperti telur
rebus serta irisan tempe dan tahu goreng. Semua bahan tersebut nantinya akan
disiram dengan saus kacang dan disajikan bersama dengan kerupuk dan emping. Ada
orang yang suka menyantap gado-gado dengan lontong, tapi ada juga yang lebih
suka menyantapnya dengan nasi. Berbicara tentang gado-gado, kuliner khas Betawi
ini, PergiKuliner punya beberapa fakta yang akan diungkap. Mulai dari asal
muasal gado-gado hingga nama aslinya. Coba kita simak bersama yuk!
Nama Gado-gado Asalnya dari Kata "Digado"
Pernahkah
kamu bertanya-tanya sebenarnya apakah nama gado-gado ini merupakan nama asli?
Tentu saja tidak. Jika kamu perhatikan, dalam kamus bahasa Indonesia, kata gado
memiliki arti makan lauk pauk tanpa nasi. Sebenarnya gado-gado memiliki nama
asli digado yang dalam bahasa Betawi merupakan makanan yang dimakan begitu saja
tanpa nasi. Aslinya gado-gado ini memang tidak disantap dengan nasi karena di
dalamnya sudah ada kentang yang menjadi sumber karbohidrat untuk tubuh. Tapi
lambat laun, gado-gado disajikan bersama dengan lontong supaya bisa lebih mengenyangkan.
Gado-gado Aslinya Diciptakan Keturunan
Portugis
Tahukah
kamu sebelum dilabeli sebagai kuliner khas Betawi, gado-gado ini sebenarnya adalah
kuliner dari hasil adaptasi kuliner negara lain. Ada yang mengatakan kalau
gado-gado pertama kali ditemukan di Kampung Tugu yang mayoritas masyarakatnya
adalah keturunan Portugis. Jadi pada abad ke-17, masyarakat Portugis dibawa
oleh Belanda ke Indonesia untuk dijadikan sebagai budak. Kemudian mereka
membuat kampung sendiri yang dinamakan kampung ‘Tugu’. Nama Tugu ini diambil
dari kata por-tugu-ese. Nama gado juga dipercaya berasal dari bahasa Portugis
yakni gadu yang artinya makanan yang dicampur-campur. Tapi ada sumber lain yang
mengatakan kalau gado-gado ini berasal dari masyarakat Tionghoa. Jadi usut
punya usut, masyarakat Tionghoa mengadaptasi kuliner pecel dari Jawa dan
memodifikasinya dengan selera mereka.
Gado-gado Sudah Populer Sejak Tahun
1950-an
Bukan
tanpa alasan mengapa gado-gado menjadi kuliner Betawi favorit. Gado-gado ini
sebenarnya sudah ada sejak tahun 1950-an sehingga menjadi kuliner Betawi yang
sudah dibuat secara turun temurun. Coba saja kamu perhatikan, rata-rata penjual
gado-gado ini mendapatkan resepnya dari nenek moyang mereka karena dulunya
orangtua atau kakek neneknya juga menjual gado-gado. Keberadaan gado-gado pada
tahun 1950 ini dibuktikan dengan lagu berjudul ‘Gado-gado Betawi’ yang
dinyanyikan Ivo Nilakreshna. Lagu tersebut sangat terkenal dan populer pada
masa itu.
Sekarang sudah kan bagaimana asal mula nama gado-gado ini? Jika setelah membaca artikel ini kamu jadi terbayang akan lezatnya gado-gado, kamu bisa langsung datangi saja ya salah satu dari beberapa tempat di bawah ini!