Lebaran tinggal menghitung hari. Apa saja persiapan yang sudah kamu lakukan? Meski saat ini masih diberlakukan social distancing atau PSBB untuk melawan pandemi tapi persiapan lebaran pasti tidak akan terlewatkan. Salah satu persiapan lebaran yang wajib dilakukan selain bersih-bersih rumah adalah mempersiapkan kuliner khas lebaran. Kuliner lebaran ini sebenarnya terbagi menjadi dua, yakni kuliner kering lebaran seperti nastar, kastangel, puteri salju, rengginang, biji ketapang, dan lain sebagainya. Sedangkan satunya lagi adalah kuliner berat yang akan dijadikan sebagai santapan utama lebaran seperti ketupat sayur dan lauk pauknya. Ada beberapa lauk pauk yang mendampingi ketupat sayur, yakni rendang, sambal goreng kentang ati, balado telur, dan opor ayam.
Berbicara tentang opor ayam, ternyata ada alasan khusus mengapa opor ayam selalu tersaji saat lebaran, terutama di meja makan masyarakat Jawa. Dari sekian banyaknya lauk pauk yang bisa dipilih untuk ketupat lebaran, opor ayam menjadi lauk yang wajib ada saat lebaran bagi masyarakat Jawa. Sebenarnya hal tersebut konon ada alasan dan makna di baliknya. Menurut sejarah, keberadaan opor ayam yang jadi pendamping ketupat lebaran sebenarnya sudah ada sejak lama. Ketupat sendiri diperkenalkan oleh salah satu Walisongo, yakni Sunan Kalijaga sebagai simbol dari kerendahan hati untuk mengakui kesalahan. Ketupat sendiri memiliki dua arti, yakni ngaku lepat yang artinya mengakui kesalahan dan laku papat (empat tindakan).
Tak hanya ketupat saja yang punya makna, tapi opor ayam juga ada maknanya. Opor ayam di Jawa selalu berwarna putih kekuningan pucat. Ternyata warna putih yang didapat dari santan kelapa ini menyimbolkan simbol permintaan maaf agar nantinya setelah Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran kita akan menjadi suci kembali. Warna putih pada dasarnya memang menyimbolkan sesuatu yang suci.
Makna permintaan maaf dari
opor ayam juga disinyalir diambil dari penggunaan santan. Pengucapan santan ini
sangat mirip dengan kata "pangapunten" yang dalam bahasa Jawa artinya permintaan
maaf dalam bahasa Jawa. Satu fakta unik lagi dari opor ayam, kuliner ini
sebenarnya tidak tersaji tepat pada saat Hari Raya Idul Fitri karena bagi
masyarakat Jawa, ada dua perayaan lebaran. Pertama adalah Hari Raya Idul Fitri
1 Syawal dan Hari Raya Ketupat Lebaran. Pada perayaan pertama, kuliner yang
disajikan adalah nasi kuning beserta lauk pauknya. Sedangkan pada perayaan
kedua yang dirayakan seminggu setelah perayaan pertama, kuliner yang disajikan
adalah ketupat sayur dengan opor ayam.
Sekarang kamu sudah tahu bukan beberapa fakta yang ada di balik
sajian opor ayam saat lebaran. Selain opor ayam, kuliner apa lagi yang sering
tersaji di atas meja makanmu saat hari raya lebaran?