Logo Ringkasan PergiKuliner Logo Ringkasan PergiKuliner

Pecinta Kue Cubit? Intip Dulu Fakta Uniknya!

List Artikel
20 Desember 2019 | 0 Komentar

Indonesia memang sangat terkenal akan kekayaan ragam kulinernya, tak terkecuali aneka jajanan tradisionalnya. Salah satu jajanan yang dimiliki Indonesia adalah kue cubit. Kue cubit adalah kue mungil yang memiliki ukuran sekitar 3-4 cm dengan bentuk yang beragam, ada yang bentuknya seperti kerang dan ada yang lonjong menyerupai bentuk bola baseball. Kue ini memang punya banyak penggemarnya, baik itu anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Hal ini dikarenakan citarasanya yang lezat dan bisa membuat siapa saja ketagihan. Kamu bisa menjumpai dua jenis kue cubit, yakni yang dimasak dengan matang dan yang dimasak setengah matang. Bagi para penggemar kue cubit, tahukah kamu kalau ada beberapa fakta kue cubit yang perlu kamu ketahui, yaitu:



Sumber: jakarta.tourism.go.id


Asal Nama Kue Cubit

Fakta unik pertama dari kue cubit adalah dari penamaannya. Coba kamu tebak kenapa kue ini dinamakan dengan nama kue cubit? Nama kue cubit bukanlah tanpa sebab karena konon katanya nama ini diambil dari cara mengangkatnya yakni dengan cara dicubit. Ketika kamu memasak kue cubit yang dipanggang dalam cetakan-cetakan kecil, untuk memudahkan dalam membalik dan mengambilnya, maka kue tersebut harus dicubit dengan penjepit kue. Dari sinilah asal namanya. Unik bukan?

 

Warisan Zaman Penjajahan Belanda

Selama ini kita mengenal kue cubit sebagai kue tradisional Indonesia. Padahal aslinya kue ini asalnya dari Belanda yang kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan citarasa masyarakat Indonesia. Kue cubit diadaptasi dari kue khas Belanda yang bernama poffertjes. Poffertjes memiliki bahan pembuatan yang sama dengan kue cubit. Hanya saja teksturnya lebih lembut dan disajikan bersama dengan taburan gula halus. Sementara untuk kue cubit, sebelum matang diberi topping meises atau keju parut.

 

Kue yang Jadi Camilan Sekolah Generasi 90-an

Meski merupakan adaptasi dari kue khas Belanda, tapi bukan berarti kue ini langsung terkenal setelah jaman penjajahan Belanda. Kue cubit justru baru populer di era tahun 90-an. Hal ini dibuktikan dengan mulai banyaknya penjual kue cubit gerobak pada masa tersebut dan menjadi terkenal di kalangan anak sekolah karena para pedagangnya selalu mangkal atau berjualan di samping gerbang sekolah. Selain citarasanya yang enak, kue cubit juga bisa didapat dengan harga yang murah meriah.

 

Kue Cubit Tak Boleh Dibiarkan Lebih dari 4 Jam

Seperti yang sudah dikatakan di atas sebelumnya, kue cubit terbagi menjadi dua jenis, yakni yang matang dan setengah matang. Kue cubit yang dimasak setengah matang memang lebih banyak menjadi favorit karena ada sensasi lumer di mulut. Tapi ternyata kue cubit setengah matang ini sebaiknya langsung kamu makan saat masih hangat. Kue cubit yang dimasak setengah matang ini ternyata bisa berbahaya jika dibiarkan lebih dari 4 jam karena kandungan bakteri dalam telur ayamnya bisa berkembang biak dengan cepat. Jadi, lebih baik segera disantap ya setelah membelinya!  

 

Kue Cubit Terus Berevolusi

Kue cubit memang sangat populer sejak tahun 90-an, tapi sampai sekarang kue ini juga masih banyak dicari loh. Hal ini dikarenakan kue cubit selalu berevolusi dengan beragam variasinya. Jika awalnya kamu hanya bisa menemukan kue cubit polos dengan topping meises dan keju parut, saat ini kue cubit bisa dijumpai dengan berbagai warna sesuai dengan pilihan rasanya. Misalkan saja ada kue cubit green tea yang berwarna hijau, kue cubit red velvet yang berwarna merah, dan lain sebagainya.

 

Itulah beberapa fakta unik dari kue cubit. Sekarang kamu sudah tahu bukan? Kalau ingin mencicip kue tradisional lain dari Indonesia, coba saja mampir ke salah satu toko kue yang ada di bawah ini!

Bakery Monami

Foto Bakery Monami
Foto Bakery Monami
Foto Bakery Monami

Fins Recipe

Foto Fins Recipe
Foto Fins Recipe
Foto Fins Recipe

Rokue Snack

Foto Rokue Snack
Foto Rokue Snack
Foto Rokue Snack

Ragil Coffee & Roastery

Foto Ragil Coffee & Roastery
Foto Ragil Coffee & Roastery

Topik artikel ini:
0 Komentar
[ ... ]

Bagaimana ringkasan ini menurut pendapatmu?