Hidangan khas Jepang bukanlah sesuatu
yang baru di Indonesia. Nah, diantara semua hidangan khas Jepang yang populer
di Indonesia, sushi menduduki peringkat pertama soal ini. Sushi merupakan
makanan tradisional Jepang yang terbuat dari nasi yang dibentuk bersama rumput
laut, sayuran, dan makanan laut mentah maupun yang sudah dimasak. Tak lupa
sushi dibumbui dengan campuran shoyu, garam dan gula, untuk menambah cita
rasanya.
Sumber: Spurson.com
Membahas kelezatan sushi sebagai
salah satu makanan Jepang yang populer di Indonesia tentu tidak lengkap rasanya
jika melewatkan sejarah sushi masuk ke Indonesia. Sushi berkembang secara unik
dimana tidak lagi identik dengan masakan tradisional Jepang, namun sudah banyak
pengaruh budaya negara lain juga. Di Indonesia sendiri sushi dapat dinikmati
dengan mudah di restoran Jepang maupun sushi bar. Tentunya bahan-bahan untuk
membuat sushi telah disesuaikan juga dengan lidah masyarakat Indonesia.
Sushi Bukan Berasal Dari Jepang
Sumber: Pergikuliner.com
Sushi bukanlah berasal dari Jepang, melainkan pertama kali dibuat oleh penduduk asli China pada abad
ke-2 sebelum masehi. Asal Usul sushi muncul karena kebiasaan masyarakat China
yang kerap mengawetkan bahan makanan. Pada saat itu, masyarakat China banyak
menempatkan ikan dalam beras sebagai bagian dari proses fermentasi. Cara ini memungkinkan
kondisi dan rasa ikan dapat terjaga selama beberapa waktu. Ketika ikan hendak
dimakan, barulah beras dibuang dan ikan pun dapat disantap. Seiring berjalannya
waktu, metode ini berhasil menyebar ke seluruh daratan China, hingga ke negara Jepang.
Masyarakat Jepang mengambil
konsep tersebut dan kemudian memodifikasinya. Mulanya ikan hanya disajkan
bersama nasi. Namun, pada awal abad ke-18, tepatnya di distrik Matsumoto
Yoshiici Edo atau sekarang lebih dikenal dengan Tokyo, masyarakat Jepang mulai
membumbui nasi dan ikan dengan cuka anggur. Hal ini memungkinkan mereka untuk
langsung menyantapnya tanpa harus menunggu berbulan-bulan seperti yang
dilakukan penduduk asli China.
Evolusi Sushi
Sumber: Pergikuliner.com
Sushi mulai dikenal sejak zaman Edo di Jepang dan mulanya dikenal dengan nama ozhisushi. Namun, di akhir zaman Edo tepatnya pada awal abad ke-19, sushi berubah menjadi nigirizushi dengan ukuran yang diperkecil sehingga lebih mudah disantap. Hanaya Yoheii ialah seorang pria asal Jepang yang melakukan perubahan besar dalam pengolahan sushi di negara tersebut. Hanaya tidak lagi membungkus daging ikan dengan nasi, justru menyajikan potongan daging di atas nasi berbentuk persegi panjang. Hingga saat ini, hampir seluruh restoran sushi di Jepang menyajikan sushi dengan teknik seperti yang dilakukan Hanaya.
Dari Camilan Menjadi Makanan Mewah
Sumber: Pergikuliner.com
Dahulu sushi banyak dijajakan oleh kedai-kedai di pinggir jalan sebagai makanan ringan ringan. Maka dari itu, sushi juga dikenal sebagai makanan cepat saji pertama yang ada di Jepang. Namun setelah Perang Dunia II berakhir, kedai sushi tersebut mulai banyak yang ditutup, lantaran dipindahkan ke kawasan yang lebih bersih dan nyaman. Konsep sushi pun mulai berubah. Dari sekedar makanan ringan yang dijual oleh kedai-kedai di pinggir jalan menjadi salah satu makanan mewah yang ada di Jepang. Dengan konsep restoran sushi yang lebih berkelas dan formal. Tak heran jika kala itu, masyarakat kalangan biasa hanya bisa menyantap sushi pada acara khusus saja.
Restoran Sushi Pertama di Indonesia
Sumber: Tribunnews.com
Sushi masuk ke Indonesia pada tahun 1969, ketika restoran Jepang pertama dibuka di Jakarta yaitu Kikugawa. Usai Perang Dunia II berakhir, Kikuchi Surutake yang merupakan seorang mantan prajurit Jepang ini memutuskan untuk menetap di Indonesia. Kikuchi pun membawa serta istri dan keluarganya tinggal bersama di Indonesia. Bersama sang istri, Kikuchi mendirikan restoran Kikugawa ini yang bisa dibilang jauh dari kesan mewah dan modern.
Namun restoran ini sangat terkenal dengan sajian khas Jepang yang autentik dan klasik, bahkan mampu bertahan selama 52 tahun hingga sekarang. Nama Kikugawa sendiri diambil dari gabungan namanya dengan lagu Indonesia kesukaannya, yakni Bengawan Solo. Dimana lagu Bengawan Solo yang berarti ‘sungai’ ini disebut gawa dalam bahasa Jepang.
Kikuchi kini sudah tiada, namun warisan Kikugawa masih terjaga dengan baik. Restoran Kikugawa pun masih beroperasi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Tak hanya sushi, restoran Kikugawa juga menyajikan berbagai hidangan khas Jepang lainnya yang autentik, seperti sashimi, kari, yakitori dan sukiyaki. Dalam perkembangannya, hingga kini sudah ada lebih dari ratusan restoran sushi yang beroperasi di Indonesia. Namun sejak sushi menyebar ke berbagai negara kota di Indonesia. Ada beragam penyesuaian dan kreasi sushi yang diciptakan untuk menyesuaikan cita rasanya.
Sushi Fusion Bercita Rasa Indonesia
Sumber: Oretzz.com
Kini sushi yang berkembang di Indonesia tidak hanya identik sebagai salah satu makanan tradisional Jepang. Makanan ini mulai berevolusi ke tingkat yang lebih modern dan kompleks. Sudah banyak pengaruh budaya Indonesia yang melahirkan sushi fusion atau gaya pengolahan sushi yang rasanya disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Sebut saja olahan sushi Spicy Shitake Roll. Ini merupakan jenis sushi yang disajikan dengan sambal bajak khas Indonesia. Ada juga Kikai Roll yang merupakan sushi berisi unagi dan kulit salmon dengan potongan cabai di atasnya.
Nah, itu dia sejarah singkat sushi masuk ke Indonesia. Selain bisa menambah pengetahuan kuliner kamu, Teman Kuliner pasti ngerasa jadi pingin makan sushi. PergiKuliner akan merekomendasikan lima restoran sushi enak di Jakarta, cek di bawah ini ya!