Wine selalu identik dengan hidangan fancy yang hadir dalam sajian istimewa, seperti dalam momen ulang tahun pernikahan, Tahun Baru, Valentine, dan sebagainya. Tapi, apa yang akan terjadi jika kita memasak dan menambahkan langsung wine ke dalam masakan kita, alih-alih menjadikan wine sebagai pendamping makanan?
Sumber : Lifestyle.okezone.com
Sebenarnya metode ini sudah diterapkan oleh masyarakat di negara Eropa sejak zaman dahulu. Masyarakat pada zaman dahulu sudah mencampurkan wine atau minuman beralkohol lainnya ke dalam masakan mereka. Fungsi dari penambahan wine atau minuman beralkohol lainnya ke dalam masakan sendiri adalah untuk menjadikan cita rasa masakan lebih kuat dan lebih terkonsentrasi. Selain bisa menjadi minuman penghangat tubuh, wine pun ternyata telah menjadi salah satu sarat menambah cita rasa masakan yang menggugah selera.
Untuk yang belum berkenalan dengan wine: adalah minuman beralkohol yang berasal dari fermentasi anggur. Karena kandungan zat kimiawi alaminya, anggur bisa difermentasi tanpa harus menambahkan gula, zat asam, enzim, dan bahan gizi lainnya. Proses fermentasi pada wine dilakukan hanya dengan menggunakan yeast.
Wine sebagai entitas tunggal saja sudah
nikmat, apalagi dipadukan masakan yang juga nikmat: keniscayaan pada kenikmatan
yang kombo! Tapi, apakah aman menggunakan wine
dalam masakan? Mabuk nggak, nih,
kalau kita mengkonsumsi hidangan yang dimasak menggunakan wine?
Sumber : Masakapaya.com
Seperti yang
sudah dijelaskan di atas. Fungsi wine
atau minuman beralkohol lainnya hanyalah sebatas memperkuat cita rasa. Dan
untuk kadar alkohol pada hidangan yang dicampur wine, seperti dilansir dari Food Beast, sejumlah ahli nutrisi
mengatakan bahwa metode memasak flambe, yaitu metode masak di mana alkohol
dituang ke dalam masakan yang sedang dimasak, dan penggorengan dimiringkan
hingga api kompor menyala di atas masakan, memang tidak membuat seluruh alkohol
di dalamnya menguap. 75 persen kandungan alkohol tersisa dalam masakan
tersebut.
Namun tenang, semakin lama hidangan tersebut dimasak, maka akan semakin berkurang bahkan hilang kandungan alkohol di dalamnya. Seperti contoh hidangan Perancis, beef bourguignon, yang harus dimasak dengan tambahan wine, dalam waktu yang lama hingga 2,5 jam di bawah api kecil.
Sumber : Foodandwine.com
Jadi,
mengkonsumsi hidangan yang dimasak dengan mencampurkan wine, tidak akan membuat
kita mabuk seperti halnya ketika mengkonsumsi minuman beralkohol saja. Dan
karena kebanyakan hidangan yang dimasak dengan pencampuran alkohol memakan
waktu lama, bisa dikatakan hidangan tersebut aman untuk dikonsumsi karena kadar
alkoholnya menguap. Yang tertinggal dari alkohol dalam pencampuran ke dalam
hidangan hanyalah kenikmatan cita rasa yang tiada tara.
Selain dengan
menambahkan wine langsung ke dalam masakan, seperti yang kita ketahui wine
memang kerap menjadi primadona pendamping dalam menambah cita rasa makanan
berbahan daging merah atau daging putih. Nah, berhubung restoran Eropa merupakan restoran yang paling umum menyajikan masakan dengan campuran wine, untuk itu PergiKuliner akan merekomendasikan beberapa restoran Eropa terbaik di Jakarta. Cek lima daftarnya di bawah ini ya!