Chibiy

Restoran ini merupakan salah satu restoran yang saya nggak perlu lihat menunya untuk order. Karena udah pasti yang diorder menu yang itu-itu lagi alias menu andalan favorit saya dan suami saya. Cukup sering makan di sini yang sekarang sudah pindah beberapa ruko dari tempat asalnya dulu yang di paling pojok.

Tempat ini saya rekomendasikan untuk yang sudah kelaperan akut. Kenapa? Karena pesenan keluarnya cepet banget. Jadi gak perlu khawatir nunggu terlalu lama karena sudah lapar.

Satu lagi favorit saya di sini adalah lalapannya. Gratis. Lalapanya ada daun kemangi, kol, dan timun. Porsinya juga cukup banyak. Well, sambalnya jenis sambal tomat yang kurang pedas dan rasanya cenderung biasa saja, tidak ada istimewanya. Tapi okelah karena gratis! Hahaha...

Ikan nila goreng saus telur asin merupakan favorit saya. Saus telur asinnya gurih dan banyak margarinnya, makanya enak! Hahaha... ukuran ikan nilanya juga cukup besar, bisa untuk dimakan berdua. 

Cah kangkungnya lumayan enak walaupun agak berminyak. Tapi tekstur kematangan kangkungnya dimasak dengan pas.

Untuk pete gorengnya, saya dapat ukurannya agak kecil-kecil gitu. Jadi kurang berasa petenya. Tahu gorengnya juga agak kecil dan terlalu kering digorengnya.

Tadinya sering dan suka makan di sini karena ya memang favorit dengan si ikan nila goreng saus telur asinnya itu dan harganya cukup murah. Tapi berasanya kali ini kok mahal ya? Biasanya saya pesan 2 ikan dan lauk pendamping yang sama, mentok di 100ribu. Sekarang ini hanya pesan 1 ikan, tapi hampir 90ribu.  

Bakmi karet yang satu ini emang terkenal selalu rame rame dan rame. Antriannya bisa sampai keluar-keluar dari pintu masuknya. Tapi mbak-mbak yang jaga emang udah profesional dan lumayan gesit ya. Sistemnya di sini ambil nomor dan bisa pesan dulu. Jadi pas udah dapet tempat duduk, nggak terlalu lama lagi untuk tunggu orderan kita disajikan.

Di sini ada topping ayam dan babi. Dari segi rasa, tidak perlu diragukan lagi walaupun belum dalam kategori istimewa untuk saya. Tekstur mie karetnya juga bukan tekstur mie karet favorit saya. Tapi kegurihan dan cita rasanya worth to try.

Bakso gorengnya yang menurut saya enak banget! Harus dicoba banget!

Untuk liang teh-nya, agak terlalu manis.

Memang benar, harganya super murah. Hanya 20ribuan untuk seporsi bakminya.

Kunjungan ke dua kalinya ke Epigastro ini. Dari kunjungan ke dua ini, sudah saya putuskan, memang di sini makanannya enak-enak! Tapi untuk kopinya, very bad. So, don't order the coffee here...

Untuk makanannya saya pesan Fish & Chips. Untuk chips-nya tidak menggunakan frech fries melainkan sweet potato fries. Warna-warni pula, kuning, orange, dan ungu. Coleslaw-nya juga diseasoning dengan sempurna. Kerenyahan dan kelembutan dari ikannya tidak perlu diragukan lagi. Semuanya well seasoned. Enak banget!

Nasi Campur Bali disajikan dengan dua warna nasi, memakai beras merah dan putih. Namun beras merahnya tidak seret, jadi tetap enak untuk dimakan. Semua komponen yang ada pada nasi campur Bali ini enak! Dagingnya empuk, sambal matahnya mantap dan cukup pedas, serundengnya enak, ah... enak banget semuanya! Jadi untuk harga yang cukup mahal (hampir 100k, lupa persisnya), ini totally worth it.

Spicy Garlic Edamame juga worth to try banget! Tapi untuk yang kurang kuat pedas, bisa request pedasnya dikurangi. Walaupun agak oily, tapi gurihnya nggak bikin eneg. Ini juga salah satu appetizer enak di Epigastro ini selain Spicy Crispy Tofu in Salted Egg Sauce.

Dessertnya saya ada ambil semacam chocolate mousse (lupa namanya apa). Ini juga enak. Manisnya pas, tekstur kelembutan mousse-nya juga sempurna.

Sementara minuman hot black coffee dan ice caffe lattenya totally not recommended lah. Encer dan kebanyakan susu. Kurang cocok untuk taste saya. Tapi untuk taste dari makanannya, perfect untuk saya!

Bubur ayam ini sudah lama ada di Kelapa Gading. Jadi kalo uda mulai berasa sakit atau gak enak badan, ini bisa jadi salah satu option bubur pilihan. Tekstur dan rasa buburnya enak, pas, tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair. Bisa ditambahan telur mentah juga yang langsung diaduk bersama buburnya sesuai selera kita.

Di sini ada berbagai macam pilihan sekba kecap juga buat yang suka jeroan babi. Cukup enak sebagai makanan pendamping si bubur.

Saat ini pilihan menunya sudah cukup beragam. Ada bubur sapo, nasi tim, dan berbagai macam makanan lainnya. 

Akhirnya cobain juga mie Ncek Legenda yang cukup lagi nge-hits ini. Buka hanya di pagi sampai siang hari. Kalau malam, jadi tempat buat makan indomie dan ropang. Tempatnya tidak terlalu besar dan AC-nya agak kurang berasa.

Saya pesan mie dengan tekstur karet dan keriting dengan topping paling komplitnya. Untuk tekstur mie, sebagai penggemar mie karet, saya cukup puas dengan kekenyalan dari mie karetnya. Untuk mie keritingnya, teksturnya seperti terlalu halus dan tipis. Toppingnya cukup melimpah walaupun saya pesan porsi yang paling kecilnya. Sayang di beberapa daging babinya ada yang agak keras. Overall rasanya masih tergolong biasa saja untuk taste saya, tidak ada yang istimewa.

Bakso gorengnya biasa saja, teksturnya terlalu kenyal. Untuk siomaynya menurut saya kurang oke dari segi rasa, terlalu kering juga.

Beard Papa's ini bisa dibilang sudah cukup lama eksis. Kunci dia bisa bertahan cukup lama karena memang selalu improve dari segi rasa maupun jenisnya. Makin lama makin bermacam-macam saja variannya. Dan enak!

Kali ini saya beli varian yang sudah ada sejak dahulu kala, kue sus biasanya dengan filling coklat. Fillingnya itu memang enak, tidak terlalu manis. Dan saya lebih suka dimakan jika dimasukin kulkas dulu. Jadi fillingnya itu terasa dingin hahaha...

This is the best pancake I've ever tasted so far! Tekstur pancakenya itu so fluffy dan melted in your mouth! Ah, enak banget lah pokoknya pancake di sini, the best!!

Honeycomb and Hot Salted Caramel Sauce Pancake. Toppingnya lucu ini, ada taburan honeycomb yang crunchy dan manis, jadi permainan rasa dan tektur banget dengan pancakenya yang lembut. Saus karamelnya juga superb! Manisna pas. Ice saya pesan yang rasa vanilla supaya rasanya tidak menodai si saus karamelnya menurut saya hahaha...

Big Burger.Ini merupakan salah satu menu burger favorit saya di Pancious. Roti dari burger ini memakai roti ciabatta which is jadinya nggak terlalu padat bikin eneg. Dagingnya pun very juicy yang dilengkapi dengan telur setengah matang. Yang jelas, kenyang banget makan ini, dan bisa banget buat cewek-cewek untuk di share berdua.

Crispy Chicken Burger. Pesen ini untuk anak saya karena layaknya anak kecil, suka sekali dengan segala sesuatu yang di deep fried. Burger ini filled with deep fried chicken dan coleslaw yang menurut saya sausnya itu enak banget. Tangy asam-asam enak. Rasa dari deep fried chicken nya juga enak dan gurih.

Earl Grey Ice Milk Tea, bisa untuk di sharing 2-3 orang. Overall sebenarnya rasanya enak tapi lama-lama jadi terlalu manis dan eneg untuk saya.

Akhirnya ada kesempatan juga coba kedai sushi yang cukup ramai dan hits ini. Hampir selalu ramai. Tempatnya sendiri tidak terlalu besar. Dan begitu masuk, ada dua jenis pilihan meja. Sebelah kiri meja tinggi dengan kursi bar, sebelah kanan meja makan dengan tinggi standard. Karena meja makan standardnya sudah full, terpaksa duduk di meja tinggi dengan kursi bar walaupun jadinya agak sedikit repot karena lagi bawa anak. 

Karena anak mau ikut makan sushi, jadinya lebih banyak pesan yang fusion sushi tidak pedasnya. Untuk overall sushi roll-nya memang enak. Harga yang ditawarkan juga relatif murah dibanding dengan sushi di mall.

Untuk salmon sashimi dan chuka idakonya porsinya memang tidak terlalu banyak (mungkin ya karena disesuaikan dengan harganya juga kan) tapi dari segi rasa cukup oke dan enak. Salmon skin-nya cukup enak. Boleh lah dibandingin sama Sushi Tei punya.

Menu nasinya saya ada pesan Chicken Katsu Don. Rasanya pun enak dan porsinya cukup banyak. 

Jadi menurut saya di sini, dari segi rasa, tidak ada masalah. Namun yang saya mau tekankan di sini adalah service-nya yang LUAMAAAAA BUANGGGEEETTTT. Lamanya udah pake parah banget. Saya datang di hari Minggu jam 12an (sudah hampir setengah satu pula sebenarnya). Tapi memang cuman terlihat 1 sushi chef stand by di sushi bar dan 1 waitress. Nggak tau yang di balik dapur ya, yang keliatan depan mata kan mereka doang soalnya.

Makanan keluarnya pun satu-satu. Bahkan untuk sashimi yang tinggal di slice doang, atau even chuka idako yang harusnya juga tinggal diambil, itu keluarnya super duper LAMA. Semua menu, konsisten lamanya. Sampai sudah hampir jam 2an kayanya, baru ada karyawan lain yang kelihatan baru datang. I don't know ya, itu sudah masuk jam makan siang, harusnya mereka expect ini resto bakal rame kan. Tapi kenapa karyawannya dateng telat begitu? Dan masalahnya LAMAAAA pake BANGETTTT.... jadi rada kapok gak kapok gitu makan di sini... sebenernya pengen re-visit lagi, tapi kalo pake LAMA begitu, beneran males banget...