Keunggulan tempat makan ini saat aku mampir adalah value-nya. Kaget juga mendengar harga sop kambing hanya 35 ribu rupiah. Untuk sate kambing, bumbunya royal dengan bawang dan tomat.
Masuk kategori hidden gem karena jika tidak tahu areanya, kelok-kelok di kompleks perumahan. Memang ke sini untuk cari makanan sih, bukan suasana. Oiya, tempat ini mengutamakan hidangan mengandung babi.
Konsep bisnisnya masih konservatif lama. Harga relatif murah untuk porsi standar mereka. Karena takeaway, dapat pilihan apa mau beli jeroan, lidah, dan lain-lain.
Beberapa tahun lalu saya secara tidak sengaja makan di sini karena kemalaman dan lapar. Konsepnya waktu itu buka 24 jam. Dan untuk sisi rasa, untuk konsep buka 24 jam mah enak banget. Saat itu kaget kok ramen 24 jam ada yang mantab begini
Sempat buka di tempat lain, tapi kondisi terakhir balik ke lokasi SPBU 34.15815 ini. Paska Pandemi, tidak buka 24 jam walau tutup pada tengah malam. Soal rasa masih mempertahankan konsep lamanya.
Tempat ini menyediakan beberapa menu khas Belitung murah meriah. Dari sisi pelayanan lumayan cepat dan sopan pula. Pilihan menunya cocok untuk nongkrong lama ngobrol. Cuma hati-hati dalam memesan. Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit. Hehe
Untuk lokasi, luas untuk ukuran Jakarta. Enak untuk kumpul2 agak banyak. Untuk menu, intinya ada roti dan pizza sebagai menu utama. Side dish seperti Choco chips, waffle, dan minuman ringan juga tersedia.
Mengenai rasa, saya coba Classic Italian, intinya pakai daging olahan.
Awalnya mampir ke sini karena di saat menjelang waktu makan siang (11.50-12.00) tempat ini masih ada beberapa meja kosong, sementara tempat lain sudah penuh.
Tapi ternyata enak juga lho. Pilihan pedas ada beberapa pilihan, termasuk tidak pedas sama sekali. Saat request lemon tea, benar dikasih teh dan irisan lemon.
Pelayanan baik, ramah, cukup cepat. Kebersihan juga terjaga.
Langsung saja, pilihan menunya sebenarnya berinti ramen daging ayam. Daging ayamnya berasa daging ayam fast food, cuma mendingan karena olahan kuah, bukan jadi fried chicken.
Saya sampai tidak ingat nama menunya. Foto di menu sudah mirip-mirip. Kalau kami tidak memesan dengan jenis kuah yang berbeda, saya tidak dapat bedakan.
Timing-nya kurang tepat saat mengunjungi tempat ini. Ice cream tinggal satu rasa, vanilla. Awkward rasanya mengunjungi tempat berlabel "ice cream" tetapi hampir tidak ada ice cream.
Mungkin memang issue kebijakan impor, di luar kendali resto.
Bagaimana melakukan rating? Saya hanya rating dari yg saya konsumsi hari ini, walau bukan main course tempat ini. Maafkan ya.
Menu yang dipesan: Croissant cinnamon, Ice Chocolate