Micwengeneral B

Saatnya mengungkit Caffe Milano kembali.

Beberapa waktu yang lalu saya mencoba kembali gerai tersebut yang berada di Central Department Store, Grand Indonesia Mall. Waktu itu gerainya sedang ramai dan banyak orang dari luar negeri makan di sana.

Adakah yang dari Milan? Entahlah.

Yang pasti canneloninya masih terpantau sama saja. Tiramisunya juga cukup manis walau kebanyakan cokelat bubuk dan bisa tumpah kemana - mana. Creamy.

Kali ini, saya juga meneliti parmigiananya. Model parmigiananya agak lain, diberi topping semacam keju dan terung begitu, tidak seperti parmigiana biasa di kedai itali lain semisal Caprese yang dihidangkan dengan pasta dan marinara sauce. Saya kurang adaptasi dengan parmigiana model begini, namun, ayam parmigiananya garing, banyak, dan pelengkap wedgesnya cukup nyaring. Seporsi 170 ribu, belum termasuk tax & servis yang seperti biasa, 21 persen.

Interiornya sendiri gelap. Mejanya dialasi tapak kertas, dan tampak beberapa lampu gantung. Lama - kelamaan saya teringat akan Sate Tomang dulu di Tomang yang kini bangkrut dan menjadi Bebek Kaleyo. Gerainya ramah kursi roda.

Oh ya, kita bisa reservasi online di Caffe Milano. ATM-nya sendiri sudah wireless di sana. Kalau corkage saya tidak tahu, tapi biasanya sih kalau tempat seperti Caffe Milano begini ada fee tambahan kalau mau corkage.

In the end, saya lebih ingin kembali menikmati suasana Milannya dulu, terutama canneloninya itu. Lebih tenang dan inspiratif.

IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconk

Yay akhirnya makan di Bakmi Aloi lagi.
Tadi siang saya makan di sana yang di cabang Grogol. Ya, karena sudah cukup lama nggak makan jadi minya enak; chasiunya dan daging ayamnya sendiri bagai teman lama.
Dan tambahan, karena Aloi ini dengar - dengar dari Palembang, dan Palembang terkenal pempeknya, so itu alasan sederhana di Aloi ini sekarang ada pempek.
Saya coba juga pempeknya. Gede, gemuk, dan garing.
Overal Aloi bagai velg alloy yang modern ketimbang velg kaleng. Beberapa kaleng berpenutup dop sih.
IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk

Saya pernah juga ke Apollo di Muara Karang, dia jualan nasi ayam hainan. Ternyata enak juga, ayamnya lembut, dan nasinya pulen. Walau chasiunya kalah garing dari satu tempat yang jualan nasi campur di Asia Afrika Bandung.

Apollo sendiri unexpectedly nyaman juga tempatnya. Overall, Apollo lebih ke arsitektur baru Mercury Lake ketimbang namanya itu sendiri, Apollo Lake.

— Mercury Lake instead Apollo Lake. —

Katsu yang begitu atraktif terjadi di Go Katsu, letaknya di foodcourt Grand Indonesia. Aksinya keren, dengan katsu yang cukup besar dan tidak terlalu manis berlebihan, khusus versi nabenya. Ada pelengkap kerupuk pula yang mirip Palmier, dan miso soup.
Cakep katsunya.
Harganya pun hanya 53 ribu dengan ocha dan nasi. Overall katsunya atraktif dengan harga yang apa adanya.
IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk

Lama tidak membeli A Fung Baso Sapi Asli/Bakso A Fung di Grand Indonesia. Namun hari ini saya menyandingkannya dengan Go Katsu sana. Saya mengambil sepotong saja baksonya, saya rasa hampir sama saja legit dengan cabang lain.
Namun, kini baksonya rada gebuk ya. 75 ribu dengan 2 nasi. Malah lebih mahal dari Go Katsu ya yang 53 ribu. Agak jauh selisihnya.
Tapi, ada poin yang perlu saya tulis. 75 ribu itu, tadinya saya mau cash. Namun akhirnya saya pakai ATM dan ternyata hanya ditagih 74.997. Dengan kata lain, tidak ada pembulatan billing di Bakso A Fung.
Jujur.
IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk