Oemar ichsan

Penerbangan pagi dari terminal 2F, saya memustukan untuk sarapan ringan di siomay wibisana. Letaknya ada di semacam foodcourt gitu. Saya memesan paket lengkap seharga 70ribu, ingat ya ini di airport, jadi ya harga nya tentu menyesuaikan ya.

Seporsi siomay berisi siomay, tahu, telur, kol dan kentang. Ukurannya sedang, harga per buah nya 14.000. Rasanya standar aja sih bukan yang enak atau pun tidak enak. Bumbu kacangnya cukup medhok. Menurut saya salah satu pilihan buat ganjel perut apalagi kalau naiknya maskapai LCC.

Lelah kadang habis nunggu bagasi di kedatangan dan sudah kepalang lapar saya selalu makan di laotage express. Saya suka bebek dan phitan nya. Kunjungan kali ini saya pesan nasi hainam, bebek dan phitan. Sayang agak kecewa dengan phitan kali ini kenapa agak anyep ya. Biasanya tidak , tapi masih aman sih dan saya sehat-sehat aja

Salah satu tempat nongkrong disekitar Bandara yang lumayan kalau untuk sekedar duduk sebentar atau mengerjakan tugas tanpa internet. Selain menjual beragam pilihan menu kopi kenangan, ada juga ada beragam pilihan roti.

Saya coba pesan roti daging asap keju. Menurut saya roti nya enak, lembut, topping daging dan keju nya standar. Kalau kopi saya coba ice dolce latte. Kopinya cukup strong, dan karena saya request less sugar, menurut saya rasanya jadi lebih pas.

Laota kalau di Jakarta entah kenapa identik dengan airport. Saya pesan nasi hainam bebek panggang seharga 75 ribu. Porsi nya ternyata tidak pelit ya, cukup banyak untuk harga segitu dan di bandara. Bebek nya enak, crispy, nasi nya juga enak

Sekarang kalau pesan daging harus dengan barcode, tidak lagi dengan pesan langsung. Menu di bar juga di susun dan di wrap plastik, untuk mengurangi risiko transmisi corona.

Dagingnya tetap berkualitas baik. Karubi nya juicy meski agak keras beberapa, gyutannya oke banget, lamb nya enak dan shortplate nya enak. Ayam nya saya ga makan lagi karena ga begitu suka. Dice tender nya oke.

Side dishnya menurut saya makin meningkat. Dulu ga ada gyoza kukus sekarang ada, enak banget suka sayang aja cepat habis dan sampai jam makan saya habis...tak kunjung diisi. Begitupula dengan creamy carbonara favorite saya di shaburi/kintan, pas awal datang tinggal sisa, sampai jam selesai makan tak kunjung juga di masak lagi.

Dagingnya juga datangnya tidak sesuai dengan yang dipesan ketika ditanya katanya lagi dipotong. Terus datanglah dagingnya, agak dibanting dan dengan muka ketus oleh mbak nya (ya suuzon aja sih ketusnya karena kan ketutup face mask dan masker) tapi dari gesture nya nampak kesal. Mungkin bisa jadi kerja yang terlalu diforsir disaat jam ramai atau bagaimana ya kasian juga sebenarnya karena saya perhatiin agak kewalahan semua karyawannya jadi orderan yang datang ga sesuai, makanan buffet tidak cepaf terisi, dan sekilas untuk delivery juga bertebaran di dekat kqca yang nembus ke tempat potongan daging.