poetsas

Awalnya resto ini mulai berjualan dengan model food truck, tapi ternyata sekarang mereka memiliki stand tetap yaitu di depan Food Hall Lippo Mall Puri. Ga perlu repot-repot mencari karena tempatnya mudah terlihat.

Saya mencoba whole sandwich BBQ pulled pork bacon cheese (65k) dan philly cheese sausage (50k) untuk 2 orang. Sepintas terlihat potongan rotinya tidak terlalu besar, tapi ternyata isinya cukup banyak dan membuat perut kenyang. Isi sosisnya tidak terlalu istimewa, tapi bagi penggemar pork, sandwich ini cukup recommended.

Saat melihat menu di resto ini, ada 2 menu yang asing buat saya: yamien dan suimien. Bayangan saya, yamien sama dengan yamin, mi yang biasa diaduk dengan kecap manis. Tapi ternyata yamien adalah sebutan lain untuk bakmi, sedangkan suimien berasal dari kata "sui" (air) dan "mien" (bakmi). Jadi suimien adalah bakmi yang disajikan dengan kuah dalam 1 mangkok. Demikian sekilas info buat yang belum tahu perbedaan 2 menu ini.

Nah, karena 2 nama ini yang menarik perhatian saya, saya pun memesan keduanya. Isi kedua bakmi ini sama, yaitu daging babi cincang, toge, dan daun bawang. Saya sendiri lebih suka yamien (20k) daripada suimien (20k). Karena sudah bercampur dengan kuah, suimien terasa terlalu banjir sehingga mirip mi instan.

Saya belum pernah ke Singkawang, tapi menurut cerita beberapa teman, Singkawang adalah salah satu surga kuliner Indonesia. Untungnya di Jakarta ada satu kawasan yang banyak menjual masakan Singkawang, yaitu daerah Krendang. Kanan kiri jalan ini dipenuhi oleh restoran rumahan menjual mi khas Singkawang. Cukup banyak mi yang pernah saya coba di daerah ini, tapi yang paling saya sukai adalah Bakmie Afui-Ace. Seporsi mi dijual seharga 21 ribu. Mi-nya halus dan isinya cukup banyak. Ada udang, babi cincang, kekian, dan juga toge.

Siapa yang nggak suka nasi goreng... dari nasi goreng tek-tek hingga nasi goreng restoran ternama, semuanya punya ciri khas yang bikin kita ketagihan. Belum lama ini saya mencoba nasi goreng gongso spesial (20k).

Nasgor gongso Mas Kamto ini terletak di pinggir jalan Tanjung Duren Barat dengan gerobak dan tenda yang mudah terlihat. Ternyata ramuan nasi goreng ini adalah khas Semarang. Warna kecap nasgor ini tidak sepekat nasgor biasanya. Selain itu baso, ayam, sosis serta ati ampela dimasak terlebih dahulu dengan sedikit kuah, baru kemudian disiram ke atas nasi goreng. Jadi nasgor gongso ini tidak benar-benar kering seperti nasgor umumnya. Rasanya sungguh khas, apalagi ditambah taburan bawang goreng yang harum.

Bagi yang belum pernah ke tempat ini, pizza yang disajikan di sini lebih tepatnya adalah calzone, pizza tutup dengan isi di dalam. So, jangan kebayang pizza berbentuk lingkaran dengan topping di atas ya.

Di Master Cheese disediakan 3 pilihan saus cocolan: saus keju, barbecue, atau teriyaki. Saya memesan topping chicken hotdog saus barbecue (26k) dan wagyu steak saus keju (29k). Pesanan datang cukup lama, dan ternyata rasanya tidak terlalu spesial. Tapi interior ruangannya lumayan bagus sebagai tempat nongkrong.

Restoran ini cukup mudah terlihat karena di kawasan Ruko Great Wall belum banyak restoran yang buka.

Saat bertanya pada waitress, makanan yang direkomendasikan di restoran ini adalah nasi hainam ayam. Tapi karena saya datang berempat dan ingin mencoba beberapa menu, saya pun memesan menu-menu ini dengan nasi hainam polos (8k).

Salted egg fish (35k)
Ikannya lembut, tapi cenderung lembek. Saus telur asinnya juga kurang terasa.

Lemon chicken (25k)
Saya kurang suka menu ini karena ayam yang digunakan bagian paha, bukan fillet dada seperti kebanyakan lemon chicken.

Broccoli XO (20k) dan char kway teow chicken (30k)
Nah, rekomendasi saya adalah dua menu terakhir ini. Saus XO yang merupakan campuran rasa pedas dan terasi benar-benar enak dan tercampur rata pada brokoli.

Pilihan menu di resto ini tidak banyak, dan harga makanan per porsi pun tidak mahal, sesuai dengan porsinya yang tidak terlalu besar.