Awalnya tau tempat ini di postingan yang sempat muncul di linimasa sosial media, setelah iseng liat tempatnya dimana, ternyata lokasinya di Setrasari Plaza deket tempat tinggal gue. Akhirnya pas gak ada ide buat makan siang, gue mampir ke area Setrasari. Tempatnya memang kecil dan terpencil, gue karena nyari dari area dalam jadi agak effort, letaknya di samping toko bunga Herasri yang menghadap jalan raya terusan sutami. Setelah liat langsung tempatnya, baru sadar kalau kecil beneran karena pas liat dari foto orang kelihatannya masih lumayan lega. Dari luar, ada semacam area makan yang mejanya kecil nempel tembok semacam bar table, ada juga jendela yang memudahkan pengantaran makanan dari dalam ke meja luar, konsepnya sangat praktis, mirip kafe jepang yang mengusung ide to-go. Saat masuk ke dalam, ada sekitar 4 meja berjajar lurus dimana tembok diakali jadi sandaran tempat duduk berbentuk seperti balok kayu panjang di satu sisi, di sisi lain barulah pakai kursi beneran. Interior di ruang yang kecil ini menghadirkan nuansa humble yang homey dan cozy, nyaman seolah lagi nongkrong di pojokan ruang tamu. Meskipun kecil, pilihan kopinya cukup banyak, ada pilihan beans untuk dijadikan manual brew, ada juga yang terkenal Es Kopi Suami dan Es Kopi Istri. Dua es kopi ini adalah es kopi jaman sekarang yang dikemas di gelas plastik pada umumnya, jadi bisa dipesen online atau dibawa juga. Yang unik dan membedakan satu sama lain adalah es kopi suami yang menggunakan gula aren sedangkan es kopi istri menggunakan krimer, jadi yang suami rasanya lebih ke gula aren yang manis tradisional sedangkan istri lebih milky creamy. Gue coba manual brewnya dan cocok dengan pilihan beans yang ada (tapi lupa pesen beansnya apa ya yang dibikin v60), es kopi suami juga enak karena kopi susu dengan gula aren rasanya gak seperti kopi susu kebanyakan, manisnya halus dan ada sentuhan citarasa tradisional. Selain kopi makanan di tempat inilah yang perlu gue highlight, jadi menu makanan disini seperti menu rumahan yang digilir menu-menunya, ada pecel, nasi goreng rendang, nasi aduk rendang (ada daging atau paru), ada nasi juga cumi hitam atau nasi goreng cumi hitam. Yang baru gue coba adalah Nasi Goreng Cumi Hitam yang unik, nasi gorengnya warna abu-abu kehitaman akibat penggunaan tinta cumi pada nasinya, rasanya juga unik dan rumahan dengan rasa kencur dan rempah yang cukup terasa walau gak berlebih, dilengkapi dengan cumi hitam yang bisa juga jadi lauk nasi putih. Sekilas rasa nasi gorengnya mirip dengan rasa menu satu restoran dengan suasana rumahan, Allium yang dulu jadi favorit gue di kawasan jakarta selatan. Kalau kesini, menu yang jadi andalan memang di cumi hitam atau rendang dan harus coba. Selain makanan utama, buat acara nongkrong-nongkrong juga tersedia pastry, yang gue sorot juga di pastry rendangnya yang bikin penasaran, walaupun waktu berkunjung belum jadi gue coba.
Tempat ini adalah hawa sejuk buat yang lagi bosen dengan pilihan makanan di sekitaran pasteur, khususnya setrasari. Dengan harga yang terjangkau dan lokasi cukup strategis, Dapur Suamistri bisa jadi alternatif buat acara makan siang atau sekedar tempat ngobrol songkat dengan teman-teman.