Saya beri judul demikian karena menu sarapan unik ini pertama kali saya temui di daerah Mesjid Agung Ciparay dan beberapa tahun kebelakang membuka cabang di Jalan Raya Laswi (jalan utama Bandung - Majalaya).
Lontong dan tahu kemudian disiram bumbu kari kental, sesederhana itu. Tapi dibalik kesederhanaan itu bisa kita temukan kecintaan yang diteruskan secara turun-temurun selama 3 generasi.
Lontong yang lembut disajikan bersama tahu pilihan, Tahu Cibuntu yang digoreng setengah matang. Kombinasi kedua sejoli itu mungkin sudah sering kita temukan di semua kedai yang menjual Kupat Tahu, namun siraman bumbu kari kental yang rasanya mirip sama bumbu kari di sate padang yang cenderung manis - asin lah yang menjadikan Lontong Barjah ini menjadi menu unik khas Bandung Selatan.
Satu lagi yang makin menambah keunikan menu ini adalah Kerupuk Bantat. Kalau kesini terus pas mau ambil kerupuk jangan kaget kalau gak menemukan kerupuk "normal" yang renyah, karena disini hanya ada kerupuk "cacat produksi" yang bantat dan keras. Pertama kali kesini saya pun menghabiskan waktu yg cukup lama ngubek-ngubek blek kerupuk berusaha mencari kerupuk yg "normal", hingga akhirnya saya bertanya "Naha kurupukna barantet kieu Kang?" (Kenapa kerupuknya bantat semua Kang?). Si Kang Atep pemilik kedai ini malah tertawa kemudian menjawab "Memang didieu mah ngahaja ngangge na kurupuk bantet Kang." (Disini mah memang sengaja pakai kerupuk bantat Kang).
Satu porsi 8.000 dan Kerupuk Bantat 500 perak, sudah bikin perut girang hingga waktu makan siang nanti.
Menu yang dipesan: Lontong Barjah
Tanggal kunjungan: 20 Januari 2017 Harga per orang: < Rp. 50.000