Rasa Bakery and Cafe

Inisih udah legendaris di bandung, sering kesini buat eskrimnya dan bakery nya. Kalo soal es krim sih jangan ditanya, termasuk terenak dibandung i think tapi harganya yaaaaa yang suka bikin mikir dua kali wkwk. Paling suka selalu yang rhum raisin atau banana! Nah kali ini aku kembali untuk hawaiian love ice cream nya, jadi eskrim banana, vanilla, stroberi ditaro diatas nanas jadi seger banget. Dan makan garlic bread nya juga yang favorit! Terus tak lupa kue kodok dan coba mocha rhum nougat walopun ga kerasa rhumnya. Sebelum ini pernah kesini juga buat makan masakannya, namun rasanya udah ga seenak dulu somehow. Jadi pesen perintilan ajadeh sekarang saya. Btw tempatnya jd lebih luas dan tetap homey.

Areanya besar dan seatingnya banyak, indoor dan semi outdoor. Tempat parkirnya cukup banyak.

Menunya dari makan berat, snack, pastry, kue2 dan dessert terutama ice creamnya. Tempat ini terkenal karena ice creamnya, model ice cream jadul tapi rasanya enak.

My order:
* Mochaccino Bliss
Mocca Ice cream dikasih meringue cookies, coffee splash & baileys irish cream, w/ whipped cream top.
mocca ice cream berasa cukup strong coffeenya, meringue cookiesnya crunchy dapet hint coffee dari baileysnya. Bikin teksturnya ga bosenin krn paduan ice cream & meringue.

* Pink Lady
Raspberry Ice Cream dikasi strawberry sauce n topped w/ whipped cream.
ice creamnya fresh rasa raspberry tapi creamy, ada asem2 segernya dari strawberry saucenya.

* Sausage Brood
Pastry flaky, isiannya bumbunya pas n ga pelit.
Pastry yang selalu dibeli kalo lagi kesini.

Servicenya cukup cepat n friendly.

Terahir kesini tuh mungkin udah 10-15 tahun yg lalu, gak pernah kesini lagi karena selalu males gitu kalau lewat pasti penuh tempat parkirnya.
Kemarin pas lewat eh kosong, ya udah deh mampir, udah lama banget jd penasaran udah gimana rasanya.
Pesen menu2 yg dulu aku inget enak banget yaitu nasgor dan cap gomehnya.
Nasi gorengnya masih lumayan enak, Lontong cap go meh nya asin banget perasaan dan bumbunya udah ga selekoh dulu.
Yg berkesan itu harganya 🤣 cukup mahal tapi ya mungkin karena resep jadul jadi itu keunggulannya.
Tempat nya sekarang jadi luas banget, dan suasana jadulnya masih tetep dapet.

Recommended:
Laksa
Kue Kodok

Salah satu tempat legendaris yang aku kunjungi di Bandung, lokasinya gak terlalu jauh dari Jl. Braga, dan memang di sekitaran resto ini bangunan sekitarnya juga masih bergaya kolonial Belanda. Berdasarkan info dari driver kami, tempat ini jadi favorit turis Belanda juga kalau lagi di Bandung. Interior di dalam resto ini juga masih kental suasana jadulnya, bahkan tempat duduk dan sofanya pun masih bergaya retro. Fyi, mereka juga ada jual ice cream, snack dan jajanan di area dekat pintu masuk, tapi saranku better nanya harga dulu ya sebelum ke kasir, karena aku pas mau bayar agak kaget dengan harga snack mereka yang 3x lipat lebih mahal dari seporsi ice creamnya.
1. Coconut Royale
Es krim mereka ini disajikan di atas batok kelapa dan air dari kelapanya akan diberikan ke kita, lumayan sebagai pencuci mulut sehabis makan ice creamnya. Yang coconut royale ini dapat 3 jenis es krim dengan rasa klasik mereka, vanila, strawberry, dan chocolate plus dengan topping aneka buah'an dan mocca stick. Tipe es mereka yang gak terlalu padat dan cepat banget mencairnya, pas dimakan rasanya cukup creamy dan manisnya gak lebay, citarasa klasiknya benar' seperti es krim jadul yang sering dimakan waktu kecil.
2. Banana Split
Salah satu pilihan menu ice cream klasik mereka juga dengan rasa es krim yang sedikit berbeda karena ada es krim rasa kopyornya. Sesuai namanya menu yang ini ada topping banana-nya plus dengan whip cream dan chocolate sauce. Untuk tesktur es krimnya sama' gampang cair sih, jadi benar' harus segera dinikmati. Menurutku yang ini cukup berat rasanya karena ada whip cream dan chocolate sauce yang bikin lebih manis.
3. Tahu Petis
Awalnya di bayangan aku tahu petis itu adalah tahu yang bagian tengahnya diberi saus petis (sama seperti jajanan di Semarang), ternyata ini adalah satu porsi makanan berat yang isinya tahu, lontong, dan sayuran yang disiram dengan saus petis. Tekstur bumbu petisnya agak kental, manis, dan sedikit bau amis, jadi menurutku kalau makan 1 porsi sendiri mungkin bisa eneg. Yang aku suka tahunya sih, karena tahunya di goreng dulu jadi ada aroma dan rasa fried yang khas, teksturnya juga lembut dan ada rasa gurihnya.
4. Mocca Stick
Mocca stick mereka ini aku suka banget sih, teksturnya mirip wafer tapi lebih lembek, bagian tengahnya ada selai mocca yang creamy. Mengingatkan aku sama jajanan kecil yang udah lama hilang dan sekarang ketemu lagi sama rasa itu, cuma sayang harga sebungkusnya 150K dan isinya gak terlalu banyak.

Tidak sedikit yang menyebut tempat ini sebagai salah satu spot kuliner legendaris di Bandung, saya pun setuju dengan hal ini. Dari segi tempat, nuansa klasik khas restoran atau toko kue lama dengan interior dan eksterior khas zaman kolonialnya masih sangat terasa. Meskipun begitu tempatnya menurut saya masih cukup nyaman, namun saya lebih menyarankan untuk duduk di sekitar jendela karena somehow tempatnya agak sedikit panas. Yang menurut saya perlu ditingkatkan dari kafe ini adalah pelayanannya, menurut saya pelayanannya tidak begitu impresif apalagi ketika mengingat harga makanan dan minuman di tempat ini yang lebih ke restoran ketimbang kantin. Selain itu, restoran ini hanya mendukung pembayaran dengan uang tunai. Sejujurnya saya mengira jika restoran sebesar ini minimal sudah punya mesin EDC, agak merepotkan memang jika pengunjung harus keluar lagi hanya untuk mencari mesin ATM terdekat. Menurut saya peningkatan pada segi pelayanan serta dukungan pembayaran non-tunai ini sama sekali tidak akan merusak unsur klasik serta legendaris dari kafenya.

Dessert:
- Hawaiian Love Song (55K)
Menu ini berupa tiga scoops es krim (vanilla, strawberry, dan pisang ijo) yang disajikan di atas buah nanas segar bersama whipped cream, crumbs, serta semacam wafer jadul. Scoop es krimnya memang agak lebih kecil, namun citarasanya menurut saya sangat memorable, citarasa susunya benar-benar sangat kuat, manisnya relatif lite, dan dengan tekstur yang relatif silky serta lembut. Saya pribadi paling suka es krim vanilanya, es krim strawberry-nya kalau sedikit lebih fruity mungkin akan jauh lebih OK. Es krim-nya semakin nikmat ketika disantap langsung bersama buah nanas yang memberikan kesegaran ekstra, crunchiness dari crumbs dan wafer, serta ekstra creaminess dari wipe cream-nya yang sama sekali tidak merusak rasa. Meskipun tidak bisa dibilang murah, namun menurut saya harga yang dipatok sepadan dengan apa yang dihadangkan, apalagi menu ini sebenarnya masih cukup untuk dua orang. Repurchase? Why not!

Kalau nyari es krim yg bener2 home made dan rasanya bener2 klasik, boleh deh cobain kesini. Ada banyak varian menu eskrimnya yg bisa kamu pilih sesuai selera.

Tiap pergi kesini pasti selalu penuh dan gak pernah sepi. Kalau baru datang suka disambut sama bapak (sepertinya yg punya resto ini sih) yang ramaaah banget. Dan dia selalu ngarahin waiternya buat selalu sigap melayani pelanggan. Jadi pelayanan juga cepat dan terarah

Suasana cafenya nyaman walaupun ramai, interiornya bener2 klasik.

Menu yg kupesan:
Black & Beauty (35k)
Nah kalau varian ini es krim rasa vanila dgn whipped cream, brownies, dan lelehan coklat. Es krim vanilanya bener2 rasa klasik, nggak kemanisan, nggak aneh juga rasanya, bener2 es home madenya tuhhh whipped creamnya juga pas, ngga terlalu creamy dan kalau dimakan bareng sm eskrimnya itu gak kemanisan. Terus browniesnya juga brownies home made, teksturnya keras, tapi ketika dimakan bareng sm eskrim dan whipped creamnya tuhhh bener2 perpaduan yg melted di mulut
Oh iyaa hampir lupa. Ada kue mirip finger wafer yg signature juga disetiap menu eskrim disini. Kuenya crunchy, didalemnya ada selai kacangnya. Enak juga dimakan bareng2 sm eskrim, whipped cream, dan browniesnya.