Brunch house yang satu ini sungguhan masih baru. Di bagian luar bahkan masih ada beberapa papan bunga dengan parking area yang mampu menampung beberapa mobil.
Dari luar, bangunannya terlihat eye catching. Untuk seating areanya terdiri dari 3 bagian, yakni area indoor, semi outdoor dan outdoor. Untuk area indoornya ber-AC, namun nggak terlalu luas.
Menu yang dijual di brunch house ini terdiri dari main course, cake dan croissant. Untuk minumannya pun ada beberapa jenis, namun aku memilih mencoba mocktail dengan based coffee.
Sebenarnya dari segi pelayanan cukup ramah. Namun sayangnya waktu penyajiannya parah banget ketika aku berkunjung sore ini. Jadi aku pesan beef mozzarella croissant yang sudah available di showcase. Kupikir, selama-lamanya croissant, paling 5-10 menit, kan?
Di menit ke-10, aku mulai bingung karena croissant nggak kunjung datang. Lalu kutanyakan ke waiter cowok. Sesudah menunggu lagi, masih belum datang juga. Kutanyakan ke waitress. Ketika kulihat, waiter lalu lalang terus mengantarkan pesanan orang, termasuk beberapa minuman orang yang baru datang di meja belakangku.
Bahkan butter croissant temanku yang pesan belakangan juga udah datang. Padahal butter croissantnya pakai potongan butter beneran. Logikanya, mestinya butuh waktu lebih karena harus sediain wadah dan motong butter nggak, sih?
Di menit ke -24 sesudah pesan, temanku bantu nanyain ke salah satu waiter. Endingnya sesudah 30 menit sejak pesan baru keluar, dong. Aku beneran kecewa banget, untung mas waiternya say sorry.
Aku mencoba :
1. Beef Mozzarella Croissant (IDR 30k)
Pastrynya renyah dan flaky dengan isian daging beef yang cukup tebal. Cheesenya pun cukup banyak sehingga terasa.
Namun jujur, aku merasa bingung. Ketika memesan menu ini, aku membayangkan isiannya berupa keju mozzarella yang isiannya bisa ditarik karena teksturnya lebih cocok ketimbang Italian Fresh Mozzarella, namun ternyata bukan.
Aku merasa sepertinya kejunya bukan mozzarella. Kalau pakai Italian Fresh Mozzarella, rasanya nggak strong banget dan teksturnya agak mirip foam serta berwarna putih.
Kalau mozzarella biasa yang bisa ditarik, harusnya teksturnya beneran melted banget dan bisa ditarik, aoalagi croissantnya disajikan dalam kondisi hangat karena baru dipanaskan.
Sedangkan kejunya berwarna kuning cenderung orange. Kemungkinan pakai red cheddad (?). Meski rasanya enak, namun aku agak kecewa karena kejunya berbeda dari yang disebutkan di nama. Mungkin kalau memang jenis kejunya begini, nama menumya perlu disesuaikan agar customer tidak rancu.
2. Midnight Sun(IDR 35k)
Minuman mocktail dengan coffee based tampaknya lagi hits akhir-akhir ini. Aku bahkan sudah menemukan lebih dari 2 kedai kopi yang menjual minuman begini.
Mocktail yang satu ini menggunakan espresso dengan lemon di atasnya. Rasanya cenderung unik, terasa pahit namun juga asam dan sedikit manis di saat yang sama.
Buatku yang memang kurang suka manis, rasa manisnya cenderung pas. Ini recommended buat kalian yang kurang suka manis.