Kedai kopi yang satu ini sudah beroperasi selama lebih dari 2 tahun di kawasan Surya Kencan. Dari luar, tempat ini terlihat seperti tempat yang hanya menyediakan kopi untuk take away, ternyata di bagi an dalam ada seating areanya.
Sejujurnya ini bukan kali pertama saya melewati tempat ini. Saya sendiri akhirnya mampir karena kedai kopi yang menjadi incaran saya sudah tidak beroperasi lagi. Berhubung butuh tempat buat menikmati kopi sambil mengerjakan proposal tesis, saya memutuskan mampir ke sini.
Kesan pertama saya begitu memasuki tempat ini, suasananya benar-benar vintage. Terasa sekali kalai tempat ini adalah bangunan tua, mulai dari motif ubinmya hingga dinding dari batu kerikil (?) khas bangunan jaman Belanda yang sudah dicat sehingga permukaannya tidak lagi tajam saat bersentuhan dengan kulit.
Meski saya berkunjung sekitar jam 2 siang, suasana di dalam agak gelap karena lampunya berwarna kuning dan agak.remang-remang. Pencahayaan berasal dari pintu dan jendela yang terbuka.
Di dalam ruangan terdapat berbagai barang antik, termasuk telepon, TV dan radio kuno di salah satu sudut ruangan. Untuk menambah kesan vintage, kursinya menggunakan kursi besi yang tidak berat dengan cat yang mengelupas serta meja berkaki besi dengan permukaan kayu.
Di dinding dekat pintu masuk terdapat poster The Rolling Stone, band yang populer di tahun 60-an. Di dinding lainnya terdapat poster Mick Jagger, personil band The Rolling Stones (jangan-jangan owner coffee shop ini fans The Rolling Stones?).
Buat kalian yang kurang suka dengan kedai kopi yang memperbolehkan orang merokok, kalian mungkin akan merasa kurang nyaman dengan tempat ini. Asbak stainless tersedia di setiap meja, pertanda kalau merokok diperkenankan. Namun, tempat ini ber-AC dan pintunya terbuka.
Kedai kopi ini sebetulnya tidak begitu besar, namun masih cukup nyaman untuk duduk bersantai, baik menyendiri atau bersama teman. Saya berkunjung dalam rangka 'me time' dan merasa cukup nyaman duduk di meja kecil.di samping dinding.
Saya duduk di kedai kopi ini selama beberapa jam. Selain karena terlanjur nyaman, saya juga terjebak.hujan deras di sore hari. Saya jadi menemukan spot nyaman lainnya, yakni meja dengan dua kursi yang berada di antara pintu masuk serta meja kasir. Tepat di depannya terdapat jendela besar yang memungkinkan untuk melihat pejalan kaki yang berlalu lalang.
Saat hujan deras dan pintu tertutup, spot itu jadi benar-benar menarik--menurut saya. Pengunjung bisa duduk seraya menikmati secangkir kopi dan mungkin cemilan hangat seraya mengamati hujan dan menikmati suara rintik hujan yang sesekali terbawa angin dan membasahi jendela.
Untuk menu yang disediakan di sini terdapat minuman berupa kopi dan bukan kopi. Selain itu juga terdapat beberapa pilihan makanan ringan. Metode pembayaran di kedai kopi ini bisa cashless maupun cash. Untuk cashless, terdapat tambahan biaya berupa unique code. Misalnya, minuman saya seharga 28.000. Total yang harus saya bayar adalah 28.280.
Saya mencoba :
1. Ice Americano -- King (IDR 28.280)
Saya memesan es kopi hitan dan request tanpa gula karena sudah minum kopi manis di kedai kopi sebelumnya. Untuk ukuran minuman ini ada dua ukuran, yakni Queen dan King.
Saya memilih King dan gelasnya ternyata cukup besar. Untuk biji kopinya sendiri tampaknya menggunakan Arabica karena rasanya sedikit asam. Saya kurang begitu yakin karena saya kurang paham soal kopi sejujurnya.
Menurut saya, rasa kopinya lumayan strong. Kopimya meninggalkan after taste dan rasanya tidak terlalu watery. Kadang saya menemukan es kopi hitam yang terlalu watery sehingga kopinya kurang terasa dan saya kurang suka es kopi hitam yang terlalu watery, padahal langsung saya minum setelah disajikan.
.
.
Overall, menurut saya tempat ini sangat cocok dikunjungi kalau kalian memang penikmat coffee shop vintage. Rekomendasi dari saya, sebaiknya berkunjung di sore hari menjelang malam kalau mau menikmati ambiencenya.
Menurut saya, ambiencenya lebih enak saat sore menjelang malam. Suasananya lebih nyaman dan lampu yang di luar yang dinyalakan menambah kesan vintage. Rasanya pengunjung juga lebih tenang begitu mulai sore, entah karena terbawa suasana atau kebetulan saja.
Sebelumnya ada beberapa pengunjung yang bersuara keras hingga terdengar meski saya sudah memakai earphone dengan volume 60-70%. Padahal, jarak antara meja saya dan meja si pengunjung berjarak lebih dari dua meter karena kami sama-sama di sudut ruangan yang berseberangan. Berhubung saya sedang ingin menikmati metime tanpa suara konversasi yang terlalu ribut, saya sangat menikmati begitu suasana lebih tenang dan mulai.merasa betah.