Rumah Kopi Ranin

30 menit dari Kota Bogor, menyajikan ketenganan dan kenyamanan yang berbeda. Keramahan baristanya masih membekas hingga saat ini mengenai betapa passionatenya mereka menyajikan tidak hanya kopi sebagai minuman namun juga sebagai “kurikulum doa” sebagai representatif harapan para petani kopi.

🎆 Tempatnyaa memang tidak terlalu luas kalau yang buat makan atau duduknya gituh, tapi ini kaya rumah nenek sejuk banget asli, apalagi kalau sore dan suasana hujan beuh pemandangan disini mantep banget, enak aja duduk diem bengong disini sambil ngopi tuh
Tempat parkir mobil dan motornya lumayan luas,
Cuman pas dari tempat parkir mau ke arah lumbung turun ke bawah aga licin untuk batunya ketika abis hujan

🥤 aku pesen kopi kayu manis gituh yang ice, jujur ini enak, rasanya manis tapi ga bikin eneg, si kayu manisnya juga kerasa banget dan harum sukak
🫔 singkong gorengnya ukurannya besar dan lumayan banyak, ada cocolan sambelnya tapi aku kurang sukak karena kurang asin juga

🧘🏽‍♀️ pelayanan disini ramah banget

💰 coffe latte syrup kayu manis 40.000
Tambahan kayu manisnya 5.000
💰 singkong sambel roa 30.000
Terdapat pajak

Setelah sekian lama menjadi wishlist, akhirnya diberi kesempatan untuk mampir ke @rumahkopiranin. Kalau kesini saranku, kalian jangan ada agenda lagi karena dijamin betah dan lupa pulang.

Walaupun terlihat seperti di tengah perkebunan, tapi akses jalan ke Ranin ini tidak susah kok. Parkiran juga tersedia luas baik untuk motor ataupun mobil. Dari depan kalian akan disambut dengan pintu masuk dan kalian harus berjalan menuruni anak tangga.

Suasana perdesaan sangat kental disini, di tambah lagi ketika masuk area semi indoor kalian harus lepas alas kaki seperti bertamu ke rumah keluarga. Areanya cukup luas dibagian outdoor lepas, fasilitasnya juga cukup menurutku karena tersedia kamar mandi yang bersih.

Aku kesini coba manual brew yang mana Ranin ini produksi biji kopinya sendiri juga, dan tak lupa pisang gorengnya. Dengan pemandangan dan suasana yang begini kayanya makan atau minum apapun pasti enak ya? Karena tenang dan sejuk. Tapi, menurutku memang enak semua kok. Untuk harga memang agak pricey bagi sebagian orang tapi bagiku itu sepadan dengan ambience atau experience yang kalian dapat disini.

Hospitality juga baik sekali, ini yang paling berkesan bagiku. Ketika aku baru pertama kali kesana tapi bisa mengobrol dan diperhatikan layaknya keluarga.

      Berada di sini sama seperti berada pada permainan kesan yang dibuat oleh si jenius pembuat Rumah Kopi Ranin ini. Permainan kesan yang membuat anda berpikir sedang berada di wilayah yang jauh dari hiruk pikuk kota. Padahal .. "ini masih bogor loh!"
      Andaikan arus sungai tidak terlalu deras, atau kicauan jangkrik tidak terlalu kencang, aku yakin suara desiran kendaraan masih bisa terdengar. Andaikan tempat ini tidak dikelilingi pepohonan hijau, aku yakin polusi masih bisa terasa. Tapi asal kekuatan alam diatur dengan baik, manusia bisa dengan mudah tertipu ..  
     Hampir semua tempatnya dihiasi dengan kayu, menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. Gaya dan logat pelayannya ketika melayani pun menyesuaikan dengan lingkungan sekitar, sekitar meja loh ya maksudnya .. Haha. Bagus sekali dalam memberikan kesan bahwa pelanggannya itu sedang jauh dari rumah. Padahal ini tu ngga jauh-jauh banget loh wkwk ..
     Aku memesan kopi susu. Udah agak bosan dengan kopi kekinian yang biasa dijual di kota-kota, akhirnya pesan kopi susu panas. Penyajiannya pun berbeda, ya berbeda dikit lah hehe .. Tidak pakai gelas plastik, tapi gelas keramik atau gelas kaca. Tergantung niat baristanya. Haha .. Rasanya enak .. Enak banget. Untuk tempe mendoannya aku suka sambelnya. 
      Overall, well, menurutku rumah kopi ranin ini permainan kesan yang begitu luar biasa. Sudah sadar bahwa yang datang ke sini adalah orang-orang yang bosan sehingga mereka memberikan kesan baru. Kesan baru yang diberikan pun tidak diberikan dengan cuma-cuma. Kalau biasanya palingan cuma bentuk bangunan, bentuk kursi, atau adanya pohon. Ini nggak. Bahkan semut-semut sengaja hidup di sini agar memberikan kesan alami, toiletnya juga desa sekali, banyak taman-taman yang hijau hingga jangkrik pun bersuara. Hasilnya orang-orang itu merasa berada pada lingkungan yang jauh berbeda, padahal mereka masih berada pada lingkungan yang sama. Lingkungan kota. Aku juga tertipu, tapi aku bertepuk tangan .... Salut 

Oiya, Selamat mencoba!  Pantas banget dicoba loh ini ...  

Udah ketiga kalinya mampir ke Rumah Kopi Ranin. Emang suasananya selalu bikin rindu sama suasana pulang ke Kampung halaman. Dengan terdiri dari rumah traditional berbahan kayu dan outdoor yang dikelilingi sawah membuat vibes disini bernuansa desa di Jawa.

Yang bikin nagih kesini selain kopinya yg enak adalah singkong gorengnya yg gaterlalu berminyaknya dan enak bgt buat disantap

Kedua kalinya mampir kembali kemari, dan kesannya tetap sama. Kedai sederhana ini makin lama makin ramai apalagi weekend. Namun, tempatnya luas dan outdoor dengan pemandangan serba hijau sehingga paru-paru bisa bernapas lega disini. Rumah kopi yang aesthetic karena pemandangan alam.

Ditemani dengan singkong goreng, tempe mendoan dan pisang goreng serta kopi dengan segala jenisnya terasa sempurna sembari duduk lesehan bareng teman-teman. Kita belum kesampaian untuk mencoba bubur sumsum dan affogato 3 scoop nya yang akan dijadikan wishlist untuk kedatangan selanjutnya.

Yang sederhana memang selalu menyenangkan dan melegakan.

Saat datang disambut ramah dengan mas-mas yang walaupun sibuk memanggil nama customer masih bisa ngobrol dengan baik. Menawarkan minuman dan makanan yang menjadikan kita tidak enak jika tidak membeli banyak. Belum lagi, mas barista yang berbaik hati untuk memotret kami yang malas membawa tripod ini. Sangat peka karena tau kita ingin mengabadikan momen, namun sungkan meminta tolong.

Terimakasih Ranin sudah membuat kami seperti liburan padahal hanya ke kedai kopi. Short escape yang menyenangkan.

Rumah Kopi Ranin mengingatkan saya pada desa Waerebo di NTT. Akses yang tidak mudah untuk menuju kesini, masih harus dilanjutkan dengan jalan bebatuan setapak yang menurun dan pematang ladang untuk benar-benar sampai di dalamnya. Saat baru sampai, pengunjung akan melewati sebuah pondok tempat menyimpan biji kopi. Dari sana mulai tampak pemandangan kebun luas nan hijau tempat dimana Rumah Kopi Ranin berada. Aroma tanah yang terguyur rintik hujan, titik-titik air yang membasahi dedaunan dan udara sejuk yang langsung menyelimuti, menjadi kesan pertama yang begitu berbeda.

Karena saat itu kondisi cuaca sedang hujan, jadi jalan setapak yang beralaskan tanah dengan sedikit rumput agak licin untuk dipijak, saya cukup hati-hati melewatinya. Setelah sampai di bangunan utama mirip seperti pendopo, baru lah saya semakin tenggelam dalam suasana asri yang benar-benar jarang ditemui dimana pun di ibukota. Beruntung, meskipun ramai saya masih kebagian tempat duduk, karena telat sedikit saja pengunjung setelah saya harus menelan kekecewaan dan kembali keluar karena tidak kebagian kursi. Sebenarnya kursi di ruang terbuka masih banyak tersedia, berhubung masih hujan jadi siapa juga yang mau ngopi sambil ujan-ujanan kan?!

Disini terdapat dua buah pendopo besar, satu sebagai ruang utama, satu lagi merupakan rumah bagi para pegawai yang terdapat sebuah musholla kecil untuk pengunjung disebelahnya. Segala yang ada disini tuh tampak tradisional dan bersahaja. Elemen kayu pada lantai, unsur-unsur kesederhanaan furnitur serta ornamen ruang, kolam berbatu pinggir pendopo utama dan pastinya hamparan halaman luas penuh rerumputan juga pepohonan, menjadi kombinasi yang tepat sehingga mampu membawa suasana nyaman nan menenangkan, selain tentunya gemericik hujan.

V60 (Rp.25.000,-) menggunakan beans yang berasal dari wilayahnya sendiri yaitu Bogor. Secara mengejutkan, sentuhan rasa yang menyapa lidah saya agak berbeda dengan kopi tanah Sunda pada umumnya, yang satu ini memiliki unsur pekat diakhir sesapan. Meski demikian, karakter Jawa Barat masih kentara melalui kejutan-kejutan asam buah dengan tingkat ketebalan yang kuat. What a wonderful black coffee.

Selain kopi hitam dengan seduhan manual, sayapun mencoba minuman kopi turunan berbasis espresso bernama Latte Mint (Rp.32.000,-) minuman cantik yang disajikan didalam gelas bergagang stainless. Karena sudah diberi tambahan susu, jadi kegarangan kopi terselimuti dengan lembut gurihnya susu ditambah sensasi dingin dingin seger dari mint.

Pisang Goreng (Rp.16.000,-) pisangnya lembek, empuk dan manisnya nyaris sempurna karena ciptaan karamelisasi alaminya belum terlalu melimpah ruah. Tapi dengan ditemani pisang goreng ini, ngopi di Rumah Kopi Ranin terasa begitu sempurna. Hanya memang pelayanannya agak kewalahan dengan banyaknya pesanan sore itu, jadi saya harus menunggu agak lama. Untung si mas-mas baristanya sangat ramah dan bersahabat, jadi lumayan menghilangkan rasa jenuh saat menunggu pesanan sampai ke meja saya...

Selalu nyediain waktu untuk ngunjungin kedai kopi baru.
Dari dulu, selalu suka kedai kopi dengan suasana down to earth.


Lokasi @rumahkopiranin sekitar 10 km dari Stasiun Bogor, tepatnya di Jalan Alternatif IPB. Setelah tiba akan disambut dengan suasana rindang yang sangat berbeda dengan Jakarta. Barista pun menyambut kami dengan ramah, membuat kopi sembari menjawab pertanyaan kami mengenai kopi dan kedai tersebut.
.
Anyway, setiap hari Kamis disini ada acara Kamis Puisi dimana baristanya akan menyajikan kopi sambil bersyair ria. Tentu, akan menjadi pengalaman baru dan menarik yang cuma ada disini.

Duduk disini, tidak akan terasa kalo kita telah menghabiskan waktu berjam-jam. Tidak terasa pula kami memesan banyak kopi, teh dan makanan pendamping, seperti singkong goreng. Disini juga disediakan air putih yang bisa direfill. Harganya relatif terjangkau antara 20k- 35k.

Terlalu berkesan
Mungkin akan kembali lagi untuk waktu yang dekat.