Artivator Cafe

meski fasadnya tetap sama, namun ornamen ruang pada Artivator banyak berubah. Patung orang utan mengangkat tangan masih menyambut setiap pengunjung yang datang bersisian dengan signage di sebrangnya pada pintu masuk. Bagian depan yang dulu tidak berdinding, kini telah dilapisi kaca seluruhnya sehingga tampak seperti ruang tamu berisi beragam tempat duduk berlapis jok empuk. Terus ke dalam segala perabot telah berganti wujud dan nampaknya terus diperbarui namun tak meninggalkan kesan artistik yang memang sudah melekat dengan kafe ini.

Dua ruangan dengan pintu kaca di kanan kiri lorong bangunan utama bisa dijadikan sebagai ruang private indoor nyaman yang cukup menampung sepuluh bahkan lebih tamu sekaligus. Di bagian paling belakang ruangan sekarang dihuni oleh dua set tempat duduk di kedua sisi berhias lukisan serta karya seni berupa sepeda-sepeda dengan roda besar di depan serta roda kecil di belakangnya. Polesan warna merah membuat ruangan ini nampak menyala.

Halaman samping pun telah berubah. Ada tiga area duduk yang kesemuanya menghadap ke sebuah taman terbuka yang di tengahnya berdiri sebuah pohon kapuk randu tinggi menjulang ditemani dua karya seni indah berbentuk jerapah dan menara Eiffel bermaterial besi warna-warni serta sebuah kursi bulat terbuat dari rotan berlapiskan cat putih. Sebaris bangku komunal yang juga terbuat dari rotan di pasang permanen menempel dinding bangunan utama tampak senada dengan bingkai-bingkai kayu berjajar rapi berbentuk asimetris di sepanjang selasar.

Beberapa ruang private di halaman belakang dilapisi dinding kaca tampak nyaman dengan meja-meja panjang bersanding kursi-kursi seragam namun berbeda pada tiap ruangan. Pada halaman depan diisi area duduk semi terbuka berlangit-langit tinggi dihias nirmana berbahan dasar rotan yang nampak estetik. Sebelahnya terdapat area duduk yang dipagari besi kotak-kotak beratap sebuah pohon rindang berhias lampu gantung.

Seporsi sop iga dengan nasi terpisah menjadi menu makan siang berkuah kental dan pekat. Bumbu rempahnya cukup medok namun sedikit berminyak. Daging iganya empuk dan mudah dikunyah. Selain itu ada juga Fish Streat, sekerat ikan fillet goreng tepung dengan kentang goreng. Ukurannya kecil, jadi tidak begitu mengenyangkan. Teksturnya renyah diluar lembut didalam. Es kopi susu dan strawberry squash menjadi pelepas dahaga yang menyegarkan…

Kesini karena tempatnya nyaman banget untuk belajar bareng temen-temen. Tempatnya cukup luas dan asri jadi betah banget kalo ngobrol dan nongkrong lama disini 😂 Setiap ruangannya juga ada lukisan-lukisan cantik dan cocok banget kalo mau foto-foto. Ohiya, yang bikin seneng juga karena ada musholla yang nyaman jadi gaperlu khawatir kalo mau sholat.

Aku pesen makanannya: Nasi Ayam Mozarella (43k) - Porsinya cukup banyak dan campuran ayam mozarellanya pas dilidah, tapi untuk aku sambelnya lumayan pedes sih. Aku juga pesen Fish Streat (37k) - Kalo ini porsinya cukup, ga kurang ga lebih juga menurut aku, kentangnya juga enak, gurih. Untuk minumannya, aku pesen Latte Caramel (29k)- Kopi dingin yang tampilannya cantik dan rasanya enak seperti kopi susu pada umumnya.

Nah, aku juga cobain beberapa makanan yang temen aku pesen, Pisang Goreng Keju (22k) - Pisang gorengnya juara banget sih. Topping meses coklat dan keju dikasih banyak banget, gak pelit sama sekali! Porsinya juga banyak bisa untuk 2-3 orangan. Rasa pisangnya juga bukan pisang sepet, tapi yang manis dan lembut. Aku juga cobain Nachos with Mushroom Cheese Sauce (26k) - Ini juga jadi menu cemilan favorit aku karena saucenya berasa bangeet dicampur sama chipsnya. Temenku sampe pesen 2x saking enaknya!

Cafe ini lokasinya di Jl. Pemuda, tempatnya luas dan dekor di dalamnya seperti gallery yang disuguhi sejumlah space yang artsy dan cocok buat foto-foto. Bagian luar juga luas dan ada beberapa dekor outdoor yg ga kalah bagus juga. Gw pesan milkshake dan roti bakar chocoholic. Roti bakarnya enak, isian coklatnya gabungan selai coklat dan melted meisjes jadi rasanya manis banget. Milkshake nya enak, manis dan ada topping marshmallow dan chip diatasnya.

Baru tahu dari teman, nih. Ternyata di Depok ada juga cafe yang aesthetic karena di dalamnya ada art gallery lho! 🎨

Di art gallerynya bahkan di sekeliling dinding restoran ada banyak lukisan dan spot spot untuk foto nih 😉 
Cocok buat hangout ngobrol ngobrol sama teman 🗣️

Untuk menu yang aku beli ini yaitu nasgor, sebenarnya sama saja seperti nasgor kebanyakan. Ukurannya juga pas (bagi aku), enggak terlalu banyak dan enggak terlalu dikit. Selain nasi goreng, dikasih juga telur mata sapi, emping & ayam! Jadi makin kenyang deh
Di menunya ditulis kalau ayamnya diberi bumbu bali hmm yummy berasa di Bali jadinya 😂

💰 Harga: Rp32.000

Yup! Begitu sampai di Artivator Cafe rasanya ngga kayak lagi di Depok. Tempatnya spacious dan asri banget, kayak lagi di Bogor atau Bandung gitu. Teman saya yang tinggal di Depok aja baru tau kalo ada kafe seunik ini Depok. Dari bagian depan, area parkirnya cukup luas baik untuk mobil atau pun motor. Lalu area makan minumnya pun terbagi 2 antara outdoor dan indoor, keduanya sama-sama nyaman. Area outdoor bersebelahan dengan taman dengan rumput hijau dan pepohonan yang membuatnya lebih teduh. Sedangkan area indoor ngga kalah asik karena setiap ruangan disuguhi interior klasik yang cukup unik. Malah di ruangan paling belakang ada area khusus untuk "pameran kecil" yang didalamnya dipajang beberapa lukisan dan patung yang cukup instagenic. Saya sempet kepoin IG nya Artivator Cafe, bahwa "pameran kecil" ini akan berganti per 3 bulan.

Sekarang mari kita beralih ke menu yang ditawarkan. Saya dan teman-teman pesan:
- Mac n Cheese
Cocok untuk pengganjal perut aja guys, karena porsinya kecil. Harganya terjangkau, rasanya juga enak. Teman saya sampai order 2 porsi.

- Aloohaa in Sesame Bun
Ini pesanan teman saya. Burgernya kurang memuaskan karena beef patty nya kecil bangeeett. Tenggelam didalam tumpukan roti dan nanas. Kalo roti bunnya ngga dibuka beef patty nya ngga bakal keliatan. Teman saya bilang malah dominan nanasnya daripada beef patty nya.

- Spicy Dory Fettuccine
Ini juga porsinya kecil. Ikan Dori nya digoreng dengan balutan tepung roti, lalu diatasnya dikasih mayo dan saus sambal botolan. Fettuccini nya sendiri pedas karena ditumis dengan irisan cabai rawit. Ditambah irisan bawang putihnya banyak jadi berasa banget. Bagi saya yang suka bawang putih menurut saya ini enak.

- Nasi Goreng Kampung
Diantara menu lain yang kami pesan inilah yang paling enak. Nasi gorengnya gurih, entah dari kencur atau apalah yang jelas berasa rempah-rempahnya. Disajikan lengkap dengan telur mata sapi, acar, emping, dan ayam goreng. Ayam gorengnya enak, pedas dan rempah-rempahnya meresap sempurna.

Untuk minumannya saya pesan Ice Hazelnut Latte. Komposisi kopi dan susunya pas cuman hazelnutnya kurang berasa. Menurutku kayak es kopi susu biasa aja.

Sebelum pulang saya sempat jalan-jalan ke area outdoor nya. Di bagian belakang cafe terdapat toilet dan musola. Cukup bersih tapi keliatannya bagian belakang ini belum benar-benar rampung, terlihat dari bagian pintu toilet yang belum sempurna dan juga cat dindingnya yang belum rapi.

Nama artivator cukup sering di sebut sama teman yang tinggal di sekitar depok. Katanya recommended buat di kunjungi. Ternyata benar juga, selain luas artivator juga nyaman buat nongkrong. Karena merangkap sebagai art space, jadi banyak spot untuk foto di hampir setiap sudut cafe.

Agak kaget juga sama harga menu disini, terbilang murah kalau di lihat dari ukuran porsinya. Saya pesan Kopi Karamel Bakar (24k) yang cukup bold tapi ada sensasi manis saat di sesap dari gula yang di torch di permukaan kopinya. Teman saya pesan Milkshake Coklat (29k), rasanya lumayan enak juga. Pisang Geprek Losari (21k) buat kudapan sore itu, mirip pisang pepe yang terendam kuah santan, saya suka. Sementara Roti Bakar Cheesy (22k) juga ngga di sangka-sangka porsinya banyak, keju parutnya sampai memenuhi permukaan roti.

Merangkap art space, jadilah Artivator kafe terartistik di Depok. Beberapa benda seni bertebaran termasuk di sela bangku pengunjung, bikin Artivator jadi favorit buat tempat pepotoan.
Artivator sejauh ini juga kafe terluas di Depok, termasuk area parkirnya. Buat mengobrol maupun mengerjakan tugas, sama-sama asyik. Apalagi ada musala cukup luas di belakang, jadi enggak takutlah ketinggalan waktu salat.
Kalau mau duduk di luar, sore kayaknya paling enak, karena mengingat di salah satu sisi kafe ini tumbuh pepohonan, jadi hawa berasa adem. Cuma waspadalah sama kemungkinan lalat bercokol di makanan atau bibir cangkir.
Ini kedatangan saya yang kedua. Sama seperti saat kali pertama datang, pesan cappuccino (26 ribu). Cappuccino-nya pas takarannya, cukup bold. Yang bikin senang sih cangkirnya besar, harga sebegitu terbilang murah.
Menu makanan Artivator, sebagaimana minuman, “seluas” tempatnya alias banyak. Saya pesan nasi artivator (53 ribu), karena tertarik sama paru cabai hijau, salah satu lauknya. Jadi ini nasi dauk jeruk yang selain paru berlauk cakalang pedas, bakwan jagung, tempe kacang kering manis, tumis kacang panjang, plus sambal bawang dan kerupuk.
Enggak salah pesan karena paru cabai hijaunya enak, demikian juga nasi daun jeruk dan yang lainnya. Sambal bawang malah di piring saya jadi pemanis saja, karena buat saya sambal dari paru dan cakalang sudah cukup bikin pedas hidangan ini.

Wah engga nyangka nih, ada sebuah kafe baru yang sungguh sangat ketjeh badai di Depok, namanya Artivator. Berlokasi di jalan Pemuda, tak jauh dari belokan jalan Siliwangi, Artivator merupakan kafe terbaik yang pernah ada di Depok dari segi desain interior maupun eksteriornya.

Sebuah rumah besar yang luas bergaya khas peninggalan zaman kolonial disulap menjadi sebuah kafe yang sangat artistik. One of the most artsy cafe in town. Halaman parkirnya cukup luas dan langsung menyatu dengan area outdoor kafe. Memanfaatkan pohon-pohon besar dan kerangka besi konstruksi yang diselimuti material semacam jaring berwarna gelap, area outdoor ini tampak sangat artistik, asri dan nyaman.

Bergeser kebagian indoor area, saya langsung seperti diajak kedalam sebuah art gallery atau art space bahkan mungkin seperti sebuah museum. Seluruh sudut ruang dipenuhi dengan perabot-perabot juga ornamen yang memiliki nilai seni yang sangat tinggi. Ada karya-karya seni berupa lukisan-lukisan, foto-foto, patung-patung dan berbagai macam bentuk barang-barang antik. Buat kamu para pemburu spot foto OOTD, Artivator cocok banget nih dijadiin sebagai target jajan kamu berikutnya.

Mac ‘n’ Cheese (Rp.29.000,-) macaroni smoked beef dan jamur yang disiram saus krim keju. Porsinya agak sedikit nih, tapi rasanya menggoyang lidah. Tekstur macaroni cukup al dente dengan siraman saus keju serta lelehan keju mozarella yang cheezy.

Pisang Geprek Losari (Rp.21.000,-) pisang bakar mentega yang digeprek lalu disajikan dengan saus santan dan gula jawa. Tekstur pisang begitu lembut dan manis alami. Saus santan dan gula jawanya terasa begitu tradisional dan sangat klasik. Saya sih suka banget sama menu cemilan ini.

Ice Coffee Latte (Rp.27.000,-) minuman turunan kopi yang disajikan cantik dengan layer warna kontras antara putih dan cokelat. Rasanya cukup enak, kopinya cukup berasa dan susunya membawa sensasi yang cukup creamy.

Milky Coffee (Rp.24.000,-) kopi low caffeine yang dipadukan dengan susu. Minuman kopi hangat ini tersaji cantik dengan hiasan latte art diatasnya. Rasanya dominan manis, baru diikuti gurihnya susu dan pekatnya kopi.

Ice Coffee Choco (Rp.24.000,-) minuman dingin yang terdiri dari espresso, saus cokelat, susu cokelat dan es batu yang diblender, sehingga mirip ice blend. Rasa antara kopi dengan cokelatnya cukup kawin dilidah. Jadi terasa ada manis dan pekat dalam takaran yang balance...