Chung Gi Wa baru saja membuka gerai barunya dibilangan Cibubur. Seperti konsep resto khas Korea lain, desain tempat yang mereka tawarkan hanya berupa meja keluarga dengan material kayu. Tiap meja dilengkapi dengan alat pemanggang dan cooker hood. Tak hanya furnitur, ornamen ruang pun banyak menggunakan media kayu, seperti bingkai jendela dan dekorasi yang menempel pada dinding. Simple yet homey.
Seperti tempatnya yang homey, pelayanan disini pun cepat dan ramah sehingga membuat saya merasa nyaman. Tak hanya ramah, tapi juga sangat membantu terutama dalam hal menyajikan aneka barbekyu yang kami pesan. Mereka cukup sabar, murah senyum dan informatif sepanjang melayani kami. Love it.
Makan malam kali ini saya dan Teh Darsehsri mencoba beberapa menu favorit mereka, yaitu Bulgalbi, Usol, Yukhwe. Selain tiga menu tadi, kami pun mendapat compliment 6 side dish khas Korea, seperti jon, kimchi, bayam dan kentang.
Bulgalbi (Rp.245.000,-) merupakan lembaran daging sapi bagian short rib yang dimarinated dengan saus bercita rasa manis gurih. Tampilannya awalnya sih kurang menggoda, karena terlihat agak pucat. Setelah lembaran ini dibakar dan matang, baru lah keluar sisi menggodanya. Tingkat kematangan welldone sangat dianjurkan dalam menikmati sajian ini, agar daging terasa lebih empuk dan gak alot. Cara menikmatinya dengan membungkus daging menggunakan daun selada dan kenip, beri bumbu kacang bubuk, saus sesuai selera dan celupkan kedalam minyak wijen. Rasanya? Hmmmmmm jangan ditanya, super juicy, well marinated, sweet, savory dan sukses bikin saya diam seribu bahasa. Enak banget.
Usol (Rp.97.000,-) merupakan prime beef tounge yang disajikan indah seperti bunga berwarna merah muda. Lembaran lidah sapi ini lembut dan empuk. Cara menikmatinya pun sama, bisa dibungkus dengan daun ataupun langsung dicelupkan dengan saus sesuai selera. Rasanya? Duuuuuhhh, jangan nanya rasa deh, ini pun gak kalah enak sama Bulgalbi.
Dan terakhir Yukhwe (Rp.150.000,-) merupakan raw meat yang disajikan mirip bibimbap, ada eggyolk diatasnya yang bikin hidangan ini jadi makin cantik. Sebelum dipanggang, saya mencoba icip menu ini pada saat masih mentah, and you know what? Ini tuh enak banget, empuk, lembut, juicy, manis dan gak amis sama sekali meski diaduk dengan kuning telur mentah. Setelah nyicipin dalam keadaan fresh, akhirnya saya penasaran dengan cita rasanya dalam keadaan matang. Setelah dimasak beberapa menit, saya langsung menyantapnya dengan dibungkus selada dan daun kenip, diberi irisan buah pear, wortel dan saus. Rasanya? Eng ing eeeeeengggg...enak banget. Yummy yet juicy...