Review Pelanggan untuk Dapur Solo
manisnya selat, semanis senyuman kamu...
oleh yudistira ishak abrar, 21 Desember 2018 (sekitar 6 tahun yang lalu)
1 pembaca berterima kasih ( Makasih terbanyak)
Pak Jokowi sebelum menjadi Presiden RI, terlebih dahulu menjadi seorang Walikota Solo. Ya, Solo, sebuah kota yang dulu bernama Surakarta ini merupakan satu dari beberapa kota di Indonesia yang masih menerapkan pola kehidupan ala keraton sebagai bentuk warisan dari leluhur terdahulu.
Sebagai sebuah kota, Solo memiliki berbagai macam kuliner khas yang bisa dibilang cukup unik, enak dan pastinya dengan harga yang merakyat. Pengalaman saya waktu jalan-jalan dan berwisata kuliner disana sangat menyenangkan. Salah satu yang paling seru adalah ketika mampir ke sebuah kedai yang menyajikan menu Selat Solo.
Kangen dengan menu Selat Solo tersebut dan hampir tidak mungkin juga untuk pergi kesana, bukan berarti saya engga mampu memenuhi rasa kangen saya akan penganan yang merupakan akulturasi dari menu kolonial ini. Akhirnya saya mampir ke restoran Dapur Solo yang berada tak jauh dari rumah, yaitu di D’Mall, Depok.
Hadir dengan sentuhan gaya tradisional, lengkap dengan seragam para pegawainya yang didominasi warna cokelat, membuat tempat ini mewakili kearifan budaya lokal khas kota Solo. Meski tidak pure seratus persen tampil dengan gaya tradisional, namun sang pemilik resto mengawinkannya dengan gaya modern supaya engga berkesan kuno alias jadul.
Berhubung lagi “ngidam” selat, jadi saya langsung mesen menu Selat Solo (Rp.38.000,-). Sajian yang basicnya mirip salad ini terdiri dari aneka sayuran segar, namun bedanya kalo salad kebanyakan menggunakan mayo sebagai dressing, selat justru mempunyai kuah khasnya tersendiri. Sepotong daging sapi dengan bumbu kecap, potongan kentang goreng crispy, telur pindang dan acar menjadi isian yang menyajikan sensasi gurih dan manis sekaligus.
Timlo Solo (Rp.35.000,-) irisan-irisan daging, sosis solo dan potongan telur pindang menjadi isian dari Timlo Solo ini. Jujur, baru kali ini saya nyobain timlo. Jadi rasanya tuh kaya gurih aja dengan tampilan kuah yang agak bening dan cair. Komposisi isiannya kurang banyak, jadi kesannya si mangkok terlalu sepi.
Sebagai pencuci mulut, biar bersih dari sensasi rasa gurih, saya memilih untuk nyicipin Serabi Solo (Rp.20.000,-) terdiri tiga serabi dengan taburan topping beragam, ada nangka, keju dan cokelat. Tekstur serabinya lembut dengan sensasi kres kres pada bagian pinggirannya. Meski saya sudah terlalu manis, tapi serabi ini bisa naikin level manis saya nih biar bisa ngalahin permen.
Berhubung makan di resto solo, jadi pelepas dahaganya saya pilih Wedang Jahe (Rp.23.000,-) biar makin berasa gitu sensasi Surakarta nya. Minuman hangat yang terbuat dari aneka rempah dan jahe ini langsung sukses menyelimuti tubuh saya dengan sentuhan hangatnya. Tak hanya mampu menghilangkan seret, tapi juga mampu melepaskan stress...
Foto lainnya:
Harga per orang: < Rp. 50.000
Informasi
Reviewer: