Ngopi di warung kopi memang bukan "ritual tiap saat" yang kulakukan. Tidak tiap hari, tidak tiap minggu, bahkan tidak tiap bulan. Hanya ketika ada waktu luang di sela rutinitas. Sebenarnya rindu jika dalam waktu lama tidak ngopi di warung kopi. Tetapi mau bagaimana lagi? Rutinitas dan uang di dompet terkadang tidak mendukung.
Untung saja, setelah sekian lama tidak ngopi di warung kopi, akhirnya malam itu aku ngopi lagi. Bukan di warung kopi yang pernah dikunjungi, tetapi di tempat lain. Sengaja. Aku sedang dalam fase menjelajahi berbagai warung kopi yang menyediakan kopi nusantara yang diseduh dengan manual brew, yang memiliki rasa mantap, serta yang harganya pas di dompet. Penjelajahan itu pun berlanjut pada Kopka Coffee. Dengan seorang kawan aku ke sana.
Kerinduanku minum kopi di warkop cukup terobati. Ada beberapa jenis kopi nusantara tersedia di sana dan menu Long Black dengan kopi Flores Bajawa yang diseduh menggunakan V60 adalah yang aku pesan. Kopi yang disajikan bersama dua lembar biskuit manis itu memiliki rasa mantap dan bau yang harum. Aku senang, tetapi belum puas. Dengan harga Rp20.000,00 dan mug kecil, buatku terlalu mahal. Ada di warkop lain yang menyediakan kopi nusantara dengan harga lebih murah dan kuantitas lebih banyak. Soal rasa, tidak kalah mantap.
Karena sudah waktunya makan malam, aku pun memesan satu main course. Ada beberapa menu nasi di sana dan yang aku pesan adalah Rice Chicken Blackpepper. Sesungguhnya ayam yang disajikan sangatlah empuk dan tepung yang membalutnya amat gurih. Sayang, saus blackpepper memiliki bau yang terlalu menyengat, hampir mengalahkan keharuman kopi yang kupesan, dan rasanya terlalu strong untuk lidahku. Agaknya terlalu banyak lada dan bawang bombay. Sementara nasinya... bagiku tidak pulen dan terlalu kering, seperti sudah berjam-jam terkena udara. Jika dibandingkan dengan menu serupa di satu restoran cepat saji, jujur saja, aku masih lebih menyukai menu blackpepper di restoran cepat saji itu. Untung saja, porsi Rice Chicken Blackpepper itu banyak dan sesuai dengan harganya yang sekitar Rp27.000,00.
Berbeda denganku, kawanku memesan Latte Green Tea seharga Rp30.000,00 dalam gelas kecil dan Sampler seharga Rp25.000,00 yang berisi beberapa potong kentang dan sosis serta beberapa chicken nugget. Aku tidak bisa berkata banyak terkait rasa Latte Green Tea karena aku tidak mencicipinya. Tetapi untuk Sampler, bisa kukatakan bahwa rasanya sebagaimana sosis dan chicken nugget pada umumnya, sementara kentangnya memiliki tingkat keempukan yang pas.
Misi ngopi di warkop yang belum pernah dikunjungi sebelumnya sudah terlaksana. Kuakui memang, warkop lebih cocok untuk ngopi. Jadi, barangkali lain kali ke Kopka Coffee, aku akan pesan kopi saja walau harganya lumayan mahal.