Rumah Tjempaka

Sebenarnya udah penasaran sama Rumah Tjempaka tapi karena belum main ke daerah Depok, coba kopinya dulu deh di Festival Kopi & Kudapan by PergiKuliner di Blok M Square.

Untuk menu coffee - non coffee dan kudapan yang tersedia saat di event ini cukup banyak pilihan. Aku pesan,

Es Kopi Susu Rumah Rp 25.000 (9/10)
Jadi ini espresso dan saus caramel. Untuk kopinya masih terasa sedikit strongnya tapi creamy juga, caramelnya tidak terlalu berasa, tapi Aku masih suka.

Ini tempat udah gue save dari tahun kemaren dan baru kemaren jumat nih kesampean👍👍. Yup @rumahtjempaka ini adalah spot wajib dikunjungi kalau kalian lagi lewat daerah depok.
.
Seperti yang kalian liat di foto, @rumahtjempaka ini tempatnya syahdu banget kan yaa. Menempati sebuah rumah jawa limasan dari pati yang sangat terasa authenticity nya. Karena menggunakan rumah limasan, kesan dan vibesnya di sini jadi terasa sangat homey dan chill. Plus area outdoornya yang rimbun bikin tempat ini terasa adem banget. Oh ya, coffeeshop ini juga ada banyak kucing2 lucu yang menggemaskan, beberapa diantaranya suka manja sama pengunjung hehehehe.
.
@rumahtjempaka ini fasilitasnya ada wifi, smoking indoor dan outdoor, toilet bersih, area parkir dan stop kontak. Untuk tempatnya sendiri bisa menampung hingga 50an pengunjung.
.
Untuk menu minuman di sini, specialitynya adalah kopi. Selain kopi di sini ada aneka teh, minuman jahe, susu, dll. Untuk makanannya di sini ada donat kampung, singkong goreng, dimsum, dll. Untuk main course ada aneka sei sapi, nasi kari, nasi campur, coto, dll.
.
Range harga makanan dan minuman di sini berkisar antara 10 ribu hingga 55 ribu.
.
Es Kopi Susu Rumah (IDR 25k)

Menu ini adalah menu es kopi susu signaturenya coffeeshop ini. Rasa es kopsusnya sih lumayan enak, manisnya pas dan komposisi susunya juga pas. Jadi espressonya masih terasa lebih dominan. Plus rasa manisnya juga pas. Cuma mungkin next gue akan request biar espressonya dibanyakin. Overall untuk menu ini, GOOD!

Overall sih gue cukup puas dengan coffeeshop ini. Dari segi rasa dan kualitas cukup memuaskan. Dari segi vibes sih jawara banget. Next time gue pasti akan dateng lagi.

Tidak seperti kafe yang belakangan bermunculan, kehadiran Rumah Tjempaka justru menampilkan suasana desa di daerah Jawa. Sebuah rumah joglo di salah satu cerukan Jalan Boulevard GDC sangat kontras dari kesan modern. Halaman beralas kerikil berhias aneka tanaman begitu meneduhkan pandangan. Dinding kayu dengan kusen jendela pada teras senada dengan sepasang kursi bersanding meja di satu sisi, serta kursi bale di sisi lainnya.

Pintu tengah berdaun dua dibiarkan terbuka seakan siap menyambut kedatangan semua pengunjung. Segala perabot di dalam hanya menggunakan barang-barang antik bernuansa vintage. Mulai dari ornamen, furnitur, alat makan semuanya tak lepas dari konsep tradisional. Meski tanpa penyejuk udara namun suasana tetap teduh karena beratap langit-langit tinggi berlapis genting tanah liat serta naungan beberapa pohon besar.

Kapasitas tempat duduk tak banyak, hanya berkisar sembilan set meja komunal dan berpasangan serta sebuah mini bar. Kamar mandinya sangat unik, dibiarkan setengah atapnya terbuka membuat cahaya matahari bebas masuk menyinari. Peletakan beragam jenis tanaman hias menambah kesan tema kembali ke alam semakin kental. Pelayanan disini pun ramah, informatif dan tak segan menerima permintaan tambahan dari tamu seperti mengambil beberapa foto dan merubah susunan meja kursi.

Menu disini tidak banyak namun bisa dibilang cukup lengkap. Ada kudapan ringan, sajian manis, menu makan berat, aneka minuman tradisional dan tentunya beberapa jenis varian kopi. Siang ini saya memesan Pastel, Cireng Rujak, Dimsum dan Donat sebagai cemilan. Untuk makan berat saya memilih Nasi Ayam Goreng Lengkuas, Nasi Soto Ayam, Bakmie dan Nasi Sei Sapi. Minumannya berupa Es Asam Jawa, Es Kopi Susu, Es Cokelat, Wedang Uwuh dan Jahe hangat.

Jika dikomparasi antara harga dengan rasa, beberapa menu bisa dibilang overprice. Dari hasil ecapan saya ada menu yang bisa diperbaiki lagi kualitasnya seperti daging pada Sei Sapi, olahan ayam pada Bakmie, kepekatan kuah pada Soto Ayam dan porsi Donat yang mungkin bisa jadi dua keping minimal seporsinya. Terlepas dari hal tersebut, Rumah Tjempaka bisa menjadi pilihan sebagai tempat melepas penat setelah sibuk selama sepekan beraktifitas. Jam operasionalnya terbatas, hanya sampai Maghrib, jadi jangan datang pada malam hari ya...

Ke sini Minggu pagi, masih sepi. Langsung disambut dengan pemandangan bebek makan, bersama kucing yang sedang mengisi perut lewat piring-piring makanan berjejer rapi. 

Tempatnya nyempil pil pil, cuma ada penanda Rumah Tjempaka di bagian dalam. Kalau enggak teliti, mungkin disangka rumah tua aja. Parkir mobil bisa di luarnya ya. 

Tempatnya enggak begitu jauh dari jalan raya. Ada indoor dan outdoor, pokoknya serasa sedang mampir ke rumah saudara di pedesaan. Asri, banyak pohon, tanaman, dan...kucing! 

 uka banget sih sama kucing-kucing, jadi ini rada nyaru sama cat cafe. Kayaknya sebagian besar kucing liar yang dirawat sih. Yang sudah disteril biasanya tidur tenang aja di meja atau pojokan. Kalau yang kecil-kecil alias ABG lebih heboh ke sana-sini. 

Tiap minggu ada pojok khusus bubur tradisional bisa ambil secukupnya. Saya cobain: 

- es kopi susu, rasanya light. Kalau enggak mau manis bisa minta less sugar. 

- nasi ayam sambal. Khas makanan rumahan, sambalnya pedas tapi enggak terlalu. 

- pisang goreng. Manis enak! BTW rumahnya berusia 300 tahun, dibawa dari Pati. 

Masuk ke area rumah tjempaka suasananya beda banget sama sekelilingnya, vibesnya seperti sedang di kampung, bangunan khas rumah jawa yang katanya materialnya udah berumur ratusan tahun ini, dilingkupi pepohonan hijau, asri, santai dan bikin betah.

Di dalamnya, ruangan tanpa sekat ini penuh perabot layaknya rumah di kampung, bahkan toiletnya dibiarkan semi terbuka pakai pintu berkunci balok, menarik sekali.

Makan siang saya pesan Sei Sapi Sambal Luat, seporsi nasi hangat dengan topping daging sei, telur ceplok, tomat, timun dan sambal luat. Cukup enak, dagingnya agak chewy, porsinya juga pas buat saya.

Selat Solo pesanan teman terlihat menarik dengan isian komplit, sepertinya ini salah menu tambahan yang ngga tercantum di buku menu, tapi ada di papan sebelah kasir, rajin baca dan teliti aja kalo pas pesan makanan di kasir biar tau ada promo menu apa.

Es Gula Jawa sengaja saya pesan karena sambil mengingat sering dibuatkan minuman ini saat pulang ke rumah nenek di kampung, asem manis segar, tapi tetap pesanan saya sedikit es dan sedikit gula.

Es kopi susu juga legit, ini saya pesan buat dibawa pulang. Wangi kopi hasil sangraian roastery ternama di Jakarta ini emang beda, masuk buat selera penikmat kopi susu creamy tapi kopinya tetap terasa dan wangi.