Signal Coffee seakan menjadi oase di tengah sepinya coffeeshop di daerah ujung RTM yang tembus ke arah Jalan Juanda. Coffeeshop ini belum lama menyeduh serta menyajikan aneka kopi, sekitar akhir Januari 2020. Kenapa saya sebut coffeeshop? Karena meskipun mungil, Signal Coffee hadir dengan gaya yang jauh lebih modern dari sekedar kedai kopi. Simple minimalis menjadi nuansa utama sekaligus nyawa dari coffeeshop ini.
Halaman depan dimanfaatkan sebagai smoking area. Bangku permanen terbuat dari semen ekspos sudah mampu menampilkan kesan minimalis yang ingin mereka angkat. Bagian dalam seolah terbagi dua, yaitu ruang barista sekaligus seating table bergaya kursi-kursi tinggi. Sebelahnya baru hadir bangku serta meja kayu yang tampak kontras dengan bangku semen permanen dan meja berwarna putih. Sedikit lahan parkir motor yang langsung berhadapan dengan jalan, menjadi hal yang perlu dipertimbangkan kalau kamu mau mampir kesini dengan membawa mobil pribadi.
Aren Signal (Rp.18.000,-) es kopi susu keluaran Signal yang manis dan kopinya berasa. Dari tampilan, harga dan rasa, Aren Signal ini saya rasa cukup mampu bersaing dengan minuman sejenis di tempat lain, karena mereka mampu menyajikan paduan rasa serta keseimbangan komponen antara kopi, susu serta gula aren dengan baik.
Selain Aren Signal, minuman lain yang juga signature mereka, ada Kopi Susu Si Mona (Rp.22.000,-) jadi ini tuh masih konsepnya masih berupa es kopsus masa kini, tapi dengan tambahan rempah kayu manis. Untuk idenya saya suka, eksekusinya pun cukup berhasil. Tapi kalo diminta untuk memilih saya lebih suka Aren Signal.
Cappuccino (Rp.23.000,-) bicara kopi, favorit saya merupakan cappuccino, karena nuansa creamynya selalu nikmat untuk diseruput. Tapi untuk yang satu ini agak kurang sesuai dengan jenis cappuccino favorit saya, karena karakter pekat lebih dominan ketimbang acidity, jadi agak tajem saat diseruput dan saat sampai ke lambung. Tapi buat kamu penikmat jenis espresso base bitter, mungkin akan suka.
Ice Americano (Rp.20.000,-) bukan pesanan saya, tapi sempet saya nikmati beberapa kali sesapan. Saya engga tau biji kopi dari daerah mana yang mereka gunakan, tapi yang jelas lidah saya merasakan sensasi asem tapi after taste nya pahit. Saya penyuka jenis kopi dengan karakter asem seperti ini, karena lebih nyegerin dan sangat bisa dinikmati.
Selain aneka minuman base espresso dan turunannya, Signal pun menawarkan jenis minuman lain, salah satunya adalah Charcoal (Rp.15.000,-) meski terasa kurang kentel saat diseruput tapi cukup worth it mengingat harganya yang sangat terjangkau. Selain itu juga ada Ice Matcha Latte (Rp.18.000,-) kandungan teh hijaunya medium dengan perpaduan susu yang pas, engga terlalu milky juga engga terlalu manis.
Sedikit catatan tambahan, karena saya sudah beberapa kali mampir, saat terakhir kali saya singgah ternyata ruangan dalam yang notabene nya merupakan non smoking area justru dipenuhi asap oleh pengunjung yang menyalakan rokok. Saya paham waktu itu sedang gerimis, jadi para ahli hisap pun hijrah kedalem, tapi ya tetep aja bagi saya dan perokok pasif lainnya akan merasa sesak dengan aroma asap rokok yang mengganggu. Semoga kedepannya diperhatikan lagi ketertiban pengunjung, supaya Signal Coffee bisa tetep nyaman bagi siapapun, termasuk para perokok pasif...