Atatu Kopi

Tempat ini adalah hidden gems dengan design bertemakan minimalis industrial yang cocok banget untuk kalian yang suka tempat-tempat nongkrong aesthetic nih. Mereka juga menjual merchandise mereka sendiri loh.

Aku cobain beberapa menunya, seperti;

Kopi Pandan : Rasa kopinya pas, dan strong, cocok untuk para pecinta kopi

Black Mamba : Minuman ini rasanya unik, semua rasa ada, asam pahit, manis bercampur jadi satu. Jujur rasanya mirip bumbu padang gituu

Cireng bumbu rujak : Cirengnya kenyal, gurih dan renyah dan cocok dipadukan dengan bumbu rujak mereka yang enak dan seger

Otak-otak : Rasa otak-otaknya sama seperi otak-otak pada umumnya dan menurutku biasa aja

Kentamg Goreng : Kentang goreng mereka crunchy, dan lembut didalam cocok dengan saus cocolan mereka


Untuk harganya overall affordable dan cocok di kantong para kaum milenial. Apalagi dengan vibes yang mereka berikan thematic banget yaitu indistrial minimalis. Cocok deh buat kalian yang mau nongkrong dengan teman-teman kalian

Perburuan pertama mampir ke atatu kopi..
Dari parkiran disuguhin design minimalis dan ruang depan yg homey banget , nyaman nya berasa dirumah sendiri
Di ruangan ini full AC ya, plus kasir juga disini. Ruang belakang nya smooking area konsep nya agak semi industrial, sayang nya ga sempet foto karna kondisi smooking area nya lagi rame.

Gue pesen kopi v60 beans Sunda puntang dengan harga 20 k buat gua termasuk murah dengan tempat yg cozy dan letak caffe yg strategis. Mesen cemilan donat tabur gula coklat dan es cokelat yg enak banget diminum pas tengah hari bolong

Senang rasanya ketika masuk ke Atatu dan disambut ramah, cenderung ke sumringah, oleh sang barista. Kedai kopi yang berada di Poltangan ini tampak catchy dari luar. Bangunan berwarna putih dengan sentuhan desain industrial, menjadi nyawa yang ingin mereka sampaikan kepada siapa saja yang datang. Area terbagi 3, dibagian teras depan sebagai smoking area yang berbatasan langsung dengan parkir, ruang indoor merangkap kasir dan smoking area dalam ruangan di bagian belakang kedai dengan gaya industrial yang kental.

Sore ini saya memesan V60 (Rp.22.000,-) yang menggunakan beans lokal Arcamanik Honey dari daerah Jawa Barat. Sensasi rasa yang saya dapatkan dari si hitam ini adalah nuansa asam dominan, lalu diikuti sedikit bitter, fruity juga nutty. Meski terbilang medium menuju ke ringan, tapi rasanya cukup menyegarkan apalagi dinikmati saat Jakarta setengah syahdu.

Cireng Bumbu Rujak (Rp.15.000,-) sepiringnya berisi 6 buah cireng goreng yang dibagian tengahnya terdapat bumbu rujak dalam wadah kecil. Seperti cireng bumbu rujak yang pernah saya coba sebelumnya, paduan cireng yang renyah sekaligus chewy, dikawinkan dengan sensasi sambel pedes manis mirip bumbu rujak, udah pasti menimbulkan sensasi kenikmatan hakiki...