Jadi sebetulnya pilih makan disini hanya kebetulan semata. Bawa rombongan dari Pulau Seribu, mabok-mabok di laut, sambil mabok di laut sambil buka PergiKuliner cari tempat makan paling dekat dari Pelabuhan Sunda Kelapa. I even booked the spot above the sea!
. . Begitu mendarat, whoaa.., didepan mata langsung terpampang gedungnya Batavia Marina yang megah. Didn't expect that at all. Tapi nggak bisa langsung masuk. Sebetulnya jarak dari kapal merapat ke gedungnya paling sekitar 50m, tapi dipisahkan tembok komplek pelabuhannya, jadi harus jalan keluar dan muter, sekitar 700-800m. . . After a scorching sun bath and a bit walk, masuk ke lobbynya langsung cesss.., sejuk and very relaxing. Interiornya megah dan teduh campuran etnik tradisional dan Eropa kolonial. Mata langsung ngantuk... . . Forward to fifth floor ada Marco Polo Dining Room. The space was spacious, nyaman, adem, very exquisite. Sempet malu juga abis jalan-jalan Pulau Seribu, rambut bau matahari, pake celana pendek dan sandal jepit, and our venue was beyond expectation. Tak apalah, rombongan sudah lapar. . . Sejak pintu lobby dibuka pelayanannya emang jempol sih, sampai di resto karena kita rombongan, ditawarkan Community Package untuk 10 orang, jadi kita pesan 3 paket untuk 30 orang. Tiap paket isinya 10 nasi, 5 mains, 3 vegs, 10 desserts, free flow air dan es teh manis. Harganya Rp 1.000.000 nett, alhamdulillah sih lumayan banget. . . Buat mainsnya kami pilih chicken wings lada hitam, ikan tahu tausi, ikan asam manis, cumi cabe garam, gindara teriyaki. Vegsnya kami pilih capcay seafood, terong cabe garam, dan puyunghai (yesss they're all considered 'vegs'). Menang banyak kan gaes! . . For me hampir semuanya enak, ada yang biasa, tapi gak ada yang gak enak. Suka banget cumi dan terong cabe garamnya. Balutan tepungnya tebel tapi crispy, kayak tepungnya Taiwanese chicken gitu. Because I love garlic and spices, I love these two menu. Ikan tahu tausi rasanya sebangsa sapo tahu gitu. Chicken wings lada hitam enak cuman sedikit kelewat manis, kayak rasa teriyaki gitu. Puyunghainya tebel! pokoknya semua menu yang kami pesan kemarin memuaskan banget! . . My highlight from the menu is the gindara teriyaki. Disajikan sih di piring oval besar, it supposed to be shared, but at the end I finished it alone. Di satu sisi ada salad romaine lettuce, tomat, dan bawang bombai dengan dressing yang creamy kecut, so refreshing. Lettucenya crunchy banget, makan saladnya alone aja udah enak, hehe... Di sisi lainnya ada empat potong sedang gindara panggang disiram saus teriyaki. Gindaranya juicy, I prefer them as steak kayaknya daripada shared menu, hehe... Add a squeeze of lemon, aww.., I love the zing! . . Minumnya I specially order their iced coffee drink "The Last Rites". Jadi ada barisan menu kopi spesial yang pake nama-nama film jadul gitu. Iced coffee with milk, ada yang pake pisang, mangga, alpukat, durian, dan cokelat. Of course I pick iced coffee with durian. The iced coffee was so thick, so bold. Rasa duriannya juga kuat walaupun serpihan durian yang gw temukan gak terlalu banyak. Walaupun duriannya kuat tapi enak banget sama kopinya. Seger banget. I love this kinda dessert-drink. . . It was a wonderful culinary experience there. Pelayanannya bagus banget. waiternya responsif banget dengan semua permintaan kita. Es tehnya disajikan tawar, ada es satu bucket per paket, dan ada sirup gula terpisah. So fancy! Dessertnya ditawari mau es krim atau pisang goreng, dasar orang kampung, pasti kami milihnya es krim lah! Cuman pesen dua pisang goreng buat nyobain. Ternyata pisang gorengnya enak juga! Jadi gulungan pisang digoreng tepung panko, dan pake saus cokelat. Pisangnya mateng banget jadi digoreng teksturnya lebut dan manis. Mestinya disajikan sama es krim sekalian, haha... . . Overall, kayaknya tempat ini cocok banget buat santai-santai keluarga, menikmati angin laut, dengan menu yang laid back klasik buat yang kurang suka menu aneh-aneh kekinian. Mungkin buat keluarga besar dengan om-tante dan oma-opa. Very recommended!