Bagi saya, menelusuri Plaza Indonesia agaknya mirip bermain labirin. Ujung - ujungnya, kami bertiga di sana menemukan celah untuk menuju ke aparthotel Keraton At The Plaza, Luxury Collection, yaitu melalui sebelah AMKC Atellier.
Ya sudah deh, coba melipir ke sana hehehe. Lagipula sedang promo 50 persen juga (really 50 persen dari total bill) di sana pakai Chope, lunch dan dinner (kecuali minggu).
Terkejut saya sampai di sana.
Tidak ada buffet! Ya, buffet kata pelayannya hanya sunday brunch saja di restoran sana yang bernama Bengawan, 598 ribu belum ditambah tax & servis 21 persen, seperti biasa bagaimana hotel. Sama breakfast tentu.
Kecewa deh. Padahal interiornya lumayan memanjang, perabotan kelihatan lumayan lengkap sampai ada gerobak ala kaki lima begitu, terus lantai marmer kayu, dan nggak kalah lebar dari saudara jauhnya Ritz-Carlton Pacific Place. Nyaman dan ramah kursi roda, juga. Viewnya cukup tinggi pula karena di lantai 7.
Jadi poin pertama, sepertinya lebih tepat mencoba Bengawan saat brunch waktu minggu. Atau, sekalian mencoba menginap di hotelnya itu Keraton At The Plazanya.
Begitulah awalnya. Akhirnya, saya pesan pizza (168 ribu), nasi goreng buntutnya (178 ribu), dan lobster bisquenya saja dulu deh (155 ribu), sebagai impresi awal. Dan padahal tidak buruk juga ya walau bisquenya keasinan. Terutama nasi gorengnya itu yang wangi, gurih, tidak terlalu manis, dan khas hotel penataannya. Buntutnya juga cukup empuk pula, kuah pelengkapnya juga gurih dan wangi bawang goreng. Roti dan pizzanya pun ok pula.
Heran bisa nggak ada buffet ya. Bengawan juga sepi, cuma 1 tamu lain yang datang selain saya. Terus, di sana juga belum bisa ATM BCA yang gold, padahal saudaranya Westin dan Ritz Carlton sudah support. Walau nggak ada dresscode sih.
Sepertinya Bengawan ini casenya mirip L’Avant Le Grandeur. Namun Bengawan ini lebih rumit lagi. Soalnya, Le Grandeur letaknya memang jauh dari pusat, dan bisa dimengerti.
Bengawan? Hotelnya padahal gede dan terkenal banget - Starwood/Marriott (apalagi mengingat harga apartemennya itu yang rumornya lebih mahal dari Dharmawangsa), restorannya juga gede sepanjang Bengawan Solo, kok bisa nggak ada buffet dan sepi begitu.
Saya worry. Mungkin ada lampu kuning?
Bisa jadi. Memang kalau mau buka - bukaan, saya sendiri juga pernah lunch di seberangnya, Mandarin Oriental, dan nggak sampai penuh waktu itu. Padahal Mandarin buffetnya nggak seberapa mahal, 310 ribu, walau belum minum.
Yah, semoga 2019 dan seterusnya keadaan lebih better, ya.
IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconk