Review Pelanggan untuk Cerita Cafe

Kafe semi-outdoor di bilangan Otista ini berlantai 2, luas (lantai bawahnya saja berkapasitas 100 orang lebih), dan cakeeep. Banyak latar buat OOTD dan pas saya datang juga ada serombongan orang sibuk gonta-ganti baju terus foto-foto. Meski baru, lewat jam makan siang kafe yang lokasinya diapit PFN dan McD ini lumayan, tetap mengalir.

Lebih banyak area smoking-nya, bagian paling catchy jelas area di mana bertebaran bean bag berwarna-warni. Tapi siang mah enggak ada yang duduk di sini, panas. Jadinya yang paling laris area non-smoking di bagian belakang kafe, yang tertutup dan ber-AC. Ruangan berkapasitas 36 orang ini berfasilitaskan sofa yang berwarna-warni pula.

Sementara lantai 2, menurut stafnya, baru dibuka untuk pengunjung mulai sore. Mungkin saatnya lebih banyak orang mampir ya.

Saya pesan makanan yang katanya jadi andalan yakni ayam gepuk sambal kecombrang (24 ribu belum plus tax-service), lalu nasi putih (8 ribu), pisang bakar caramel (18 ribu), dan iced latte (23 ribu). Sayang ayam gepuknya biasa, sambalnya juga biasa, kurang banyak dan enggak kelihatan kecombrangnya. Pisang bakarnya lumayan enaklah, topping-nya berlimpah dengan variasi saus karamel alih-alih cokelat. Latte jejak rasanya terlalu pahit dan tidak halus buat lidah saya yang dimanjakan arabika, jadi saya menduga ada unsur robusta dalam minuman itu. Enggak cocoklah dan saya cuma sanggup minum separuhnya.

Karena pelayanan baik, stafnya sigap pula merapikan meja yang sudah ditinggal pengunjung, saya masih mau mencoba makanan lain di sini. Mudah-mudahan cita rasanya lebih baik di kunjungan berikut, demikian pula kopinya.