Cut The Crab

Gw mampir ke resto ini during my lunch break 'escape' 😄

Resto-nya dari luar ga terlalu besar. Di dalam hanya ada beberapa meja. Less than 10 table. Suasana-nya biasa aja, yg gw kurang suka itu dr lighting-nya yang kurang terang.
Pelayanan bagus. Gw hanya perlu menunggu kurang dari 10 menit sejak order hingga makanan tersaji semua di atas meja.
Gw order Paket Hemat A untuk ber-2, isinya Fried Dory Fish & Green Mussels, sudah termasuk juga 2 nasi putih & 2 es lemon tea. Utk Green Mussels dimasak dengan original sauce dengan tingkat kepedasan medium.
Dori-nya biasa aja. Daging-nya kecil & tipis. Minyak buat goreng kerasa klo minyak udh lama. Bikin gw makin radang 😣.

Buat Green Mussels, tingkat kematangannya pas, dan saus-nya juga enak. Saus-nya gurih & pedas-nya pas. Krn saus yg cukup strong, kerang-nya jd ga terasa amis sama sekali.

Porsi-nya juga cukup besar. Paket ber-2 ini bs dimakan untuk 3 orang.

Overall, dgn harga Rp 150rb masih layak buat jd salah satu resto tujuan.

Cara makannya unik, service juga okeh. Tapi buat saya kemahalan harga untuk kepitingnya. 400 rb untuk dimakan berdua. Dan masa sih makan kepiting aja.Akhirnya pesan yang lain. Disarankan untuk bertanya dulu apakah nasi masih tersedia karena pas saya dan teman makan di sana, kebetulan nasinya habis. Diganti dengan roti dan kentang goreng. 
Ada beberapa paket yang harus ditanya dulu sampai jelas pada waitress. 
Di sini disediakan pula odol jadi siap2 aja bawa sikat gigi 

Lupa diri banget pas makan disini, enak parah sayangnya waiting list lama bangeeettt. Tapi waiting list nya kebayar ko sama makanannya, walaupun porsinya kurang menurut gue sih kaya kerang sama udangnya

Saya berkunjung ke Cut The Crab karena tertarik dengan kepopuleran resto ini yang menyajikan makanannya di atas meja langsung tanpa piring sehingga terlihat seru. Sesampainya di sana, biarpun belum pas jam makan/dinner antrian pun masih terlihat. Ketika sudah dapat tempat, saya dan teman2 pun langsung memesan kepiting jumbo yang yang terkenal. Bumbu yang tersedia hanya dua macam yaitu original dan garlic. Karena ingin mencoba keduanya kami pun mengkombinasi, untuk pesanan kepiting dengan bumbu original sedangkan untuk pesanan satu lagi untuk aneka seafood nya (berisi udang, saus tiram dan jagung) dengan bumbu garlic. Untuk kepiting satu porsi hanya 1 ekor, tapi ukurannya cukup besar untuk di share sekitar 2-3 org. Rasa bumbu orginal nya agak spicy. Sedangkan untuk bumbu garlic lebih ke butter-y. Sesuai yang saya sebut sebelumnya, makanan tiba dalam satu plastik di dalam bucket kaleng, yang lalu di buka dan di tuang ke atas meja yang sudah di lapisi plastik. Setelah makan, pelayan akan mudah membersihkan meja nya karena hanya perlu membuang/mengangkat seluruh alas meja nya tanpa perlu mencuci piring. Kita pun diberikan semacam celemek untuk makan agar bumbu tidak terkena di baju. Was a unique experience tapi untuk rasa untuk saya bumbunya kurang cocok di lidah. Harga pun agak mahal, untuk dua porsi plus es teh yang kami pesan, total seharga lebih dari 300rb rupiah. Saya personally lebih suka hidangan seafood di resto standard yang di saus padang/saus tiram/saus lada hitam..

Resto yang satu ini tergolong unik. Gimana enggak?! Penyajian makanannya tidak menggunakan piring, tapi langsung di atas meja yang dialasi oleh kertas yang biasa digunakan untuk membungkus nasi uduk. Kita juga diberikan serbet untuk diikatkan dileher just in case kalau makanannya berceceran biar ga mengenai baju kita. Untuk rasa sih sebenarnya biasa saja. Selain kepiting, tersedia juga kerang, udang dan crawfish. Harga juga lumayan mahal sih. Tapi menurut saya lumayan sebanding sih sama pengalaman makannya yang unik.