Siang ini saya berkunjung ke Ciasem 12 dalam rangka christmas lunch bersama teman dan orangtua. Sesuai namanya, Ciasem 12 terletak di Jl. Ciasem No. 12.
Tempat ini merupakan sejenis restoran dengan beberapa kedai berbeda di dalamnya. Kebetulan mama saya tertarik memcoba nasi bunga telang di sini, dan saya ikut memesan makan siang dari kedai ini.
Sayangnya pelayanan di sini kurang oke. Ketika nasi bunga telang pesanan kami keluar, pelayannya malah bilang : "Pesanannya udah keluar semua, ya?"
Padahal nasi bakar cumi dan gehu pesanan saya masih belum keluar. Begitu nasi bakar saya keluar, pelayan kembali menanyakan hal yang sama.dan saya ingatkan kalau gehu masih belum keluar.
Karena gehu saya masih belum keluar juga sesudah lebih dari 15 menit sejak memesan, saya kembali menanyakan. Akhirnya gehu saya keluar sesudah lebih dari 20 menit sejak pesan.
Kami mencoba :
1. Nasi Bunga Telang (IDR 65k)
Seporsi nasi bunga telang berisi nasi, telur dadar, ayam goreng (bisa pilih paha/dada), serundeng, tahu goreng, tempe goreng, kentang balado, sayur asem, lalapan dan sambal.
Saya sendiri cuma icip nasi bunga telang, tempe dan ayam gorengnya. Rasa nasi bunga telangnya cukup enak. Rasanya cukup gurih menurut saya.
Ayam gorengnya juga cukup enak. Dagingnya juicy dan bumbunya meresap. Sayangnya tempenya hambar.
Mungkin karena saya udah nemu nasi bunga telang yang jauh lebih enak dengan harga lebih murah di Puri Indah Mall, saya merasa menu ini kemahalan dibanding rasa.
2. Nasi Bakar Cumi (IDR 35k)
Ini menu yang sangat recommended buat dicoba. Surprisingly harganya murah, lho. Rasanya beneran enak.
Rasa nasinya gurih sekaligus pedas dan wangi bunga kemangi. Potongan cuminya juga super banyak buat harga segini.
Cuminya segar, teksturnya padat dan nggak kelembekan, rasanya gurih. Seladanya pun segar dan enak.dimakan bareng cumi. Sambalnya cukup pedas dan lumayan gurih.
Porsinya juga besar dan mengenyangkan.
3. Gehu (IDR 25k)
Karena sudah menunggu lama, saya kira rasanya bakal enak. Ternyata rasanya benar-benar parah.
Tepungnya tebal dan bagian dalamnya masih basah, kurang tergoreng. Selain itu teksturnya alot.
Tahunya pakai tahu berkulit dengan isian tauge dan wortel. Saya coba makan pakai sambal nasi bakar dan jadi lebih ada rasa.
Namun saya mencoba potongan lain di ujung kanan foot dan saya bahkan nggak sanggup makan. Rasanya benar-benar parah.
Tepungnya begitu alot saat digigit hingga terdengar suara krak.yang keras.
Sekedar informaai, gigi saya masih cukup kuat untuk membuka botol minuman dari tutup besi semacam Kratingdaeng, namun saya kesulitan mengunyah tepungnya. Karena mengkhawatirkan kesehatan gigi saya, akhirnya saya singkirkan.
Tidak cuma itu, aroma tahunya sungguhan tidak enak karena kurang tergoreng.
Rasanya sungguhan parah sekali. Rasa tahunya sangat butuh perbaikan, terutama dari campuran tepung yang digunakan sebagai baluran tahu.