Dapur di Dapur Sunda cabang Cipete/Fatmawati ini seperti dapur penuh koki berbakat khusus.
Jujur saja, di sana, kreasi kokinya yang paling saya sukai adalah soto bandungnya. Sotonya gurih namun bening, dagingnya juga banyak dan juicy. Hanya saja, sekarang kuahnya lebih banyak gajih. Salah satu yang perlu saya apresiasi dari sotonya itu, selain kuahnya, yakni kacang kedelai gorengnya dan lobaknya.
Empal gorengnya juga mapan. Halus saat disuwir, dagingnya juga manis enough, plus taburan bawang goreng yang memperkaya rasa empalnya itu. Sayang, empalnya relatif mini. Sepotong empal dihargai 27 ribuan, sotonya 55 ribu, servis charge-nya saya lupa kayaknya 5 persen, bagusnya no rounding bill.
Oh ya, tidak hanya soto bandung dan empalnya, tahu gorengnya juga benar - benar abundant. Tahunya legit, buttery, dan kesudahannya, seporsi nggak main - main, 8 potong. Spektakuler.
Suasananya juga tenang, menyenangkan, ramah disabilitas, desain Dapur Sunda juga ada sedikit penyegaran dengan mempertahankan kolam di bagian lesehan. Sayang, area non smoking di Dapur Sunda kurang luas.
Terakhir, yang mengejutkan, Dapur Sunda juga mendukung reservasi online Eatigo. Krusial, karena mengingat saat ini zaman sudah serba online. Pelayannya sendiri juga selalu tampak tersenyum.
All in all, Dapur Sunda di cabang Cipete ini bukan dapur restoran Sunda biasa, ya. Banyak koki penuh bakat.
IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconk