Saat itu hujan tengah turun dengan derasnya. Aku, yang tengah berada dalam perjalanan pulang menuju rumah, iseng meneduhkan diri di sebuah warung makan kecil di pinggir jalan. Namanya Darmojo Ayam Panggang.
Tidak sekadar berteduh dan menunggu hujan berhenti barang sejenak agar bisa melanjutkan perjalanan pulang, Paket Icip-Icip dengan harga Rp20.000,00 pun aku pesan. Tak bisa dipungkiri, waktu itu aku tengah kelaparan. Aku sudah telat makan malam.
Paket Icip-Icip Darmojo Ayam Panggang berisi sepotong ayam panggang, nasi, lalapan, dan sambal. Ayamnya teramat empuk, dipanggang dengan sempurna, dan diberi bumbu yang meresap hingga ke tulang. Rasanya gurih dan manis. Hingga kini, masih terbayang kenikmatan rasanya. Sementara itu, nasinya pulen, lalapannya segar, dan sambalnya mampu membuatku berkeringat di tengah cuaca dingin.
Tadinya, aku enggan membeli minuman, berhubung aku membawa sebotol air mineral. Namun ternyata, sambalnya "nendang" banget. Buat aku yang tidak kuat makan pedas, sambal ulek dari warung makan itu rasa pedasnya terlalu luar biasa, lebih pas bagi yang suka makan pedas. Air mineral yang kubawa tidaklah mampu mereda rasa pedas di lidah. Akhirnya, kupesanlah Es Teh Manis dengan harga Rp5.000,00.
Aku agak shock ketika Es Teh Manis yang kupesan sampai di atas meja. Besar sekali, kupikir. Bagaimana tidak? Es Teh Manis disajikan dalam gelas kaca sebesar gentong. Dengan Es Teh Manis sebesar itu, rasa pedas yang terasa di lidah pun terobati.
Biar pun kepedasan, puas rasanya makan di Darmojo Ayam Panggang. Ingin rasanya kembali ke sana. Lain kali, aku akan minta sambalnya dipisah saja.