Review Pelanggan untuk Dope Burger & Co.
Style over substance
oleh Imanuel Arnold @imanuelarnold, 21 November 2020 (sekitar 4 tahun yang lalu)
2 pembaca berterima kasih
DOPE Burger pada awal kehadirannya berhasil membuat keriuhan di sosial media lewat tempatnya yang edgy dan burgernya yang proper. If it gets messy, then it's a proper one. Terletak di Jl. Teuku Cik Ditiro, Menteng, bersebrangan dengan Menteng Shophaus lokasinya. Tempatnya gak terlalu besar, tapi cukup untuk menampung crowd yang datang di jam makan malam hari Sabtu itu. Nuansanya minimalis intustrial dengan twist lewat permainan neon light warna pink yang agak keunguan (atau magenta?) dan biru, kesannya jadi agak bertema cyberpunk gitu. Untuk menu burgernya ada tiga yang recommended: The Yolk, Redemption, dan Multisensory.
Gue coba pesan yang Multisensory dengan Australian Beef Patty, beef bacon, onion ring, yellow cheddar, DOPE's sriracha dan DOPE's garlic aioli yang terbayang lezat. Minumnya sih teh tawar hangat aja. Nah di sosial media, DOPE selama ini mengkampanyekan makan burgernya dengan sarung tangan hitam coz their burgers could potentially get messy with those kind of stacks. Tapi sayangnya pas kedatangan gue, kami gak diberi sarung tangan karena katanya habis. Sepele memang, tapi gue berharap dapat the whole experience since it's exactly what they've been trying to offer: the burger-eating experience. So that was a tiny turn-off.
Setelah The Multisensory datang ke meja, gue senang dengan presentasinya yang simpel namun tetap menarik, alas datar hitam ala gastronomical fine dining, presentasi burger dengan isinya yang bertumpuk dengan indah, serta kentang goreng dan chili sauce as the side. Multisensory hadir dengan depth yang beragam dari segi rasa dan tekstur: ada gurih dan crispy dari onion ring, savoury and juicy dari daging pattynya, yellow cheddar juga hadir dengan sensasi cheesy yang unik karena dipadankan dengan sriracha dan garlic aioli. It was nice, walaupun mungkin kalian bisa menemukan burger yang much better when it comes to price to value. Porsinya cukup bikin perut ini terisi, walau bukan sensasi yang kenyang full. Tapi sayangnya kentangnya was such a disgrace, agak letoy seolah udah digoreng duluan dalam batch, sehingga kentangnya gak se fresh burgernya. Kentangnya gak hangat, teksturnya juga gak crispy, malah cenderung soggy.
Overall, DOPE berhasil memberikan sesasi burger yang overal proper dengan tempatnya yang seru dan pilihan burgernya yang niat, apalagi konsep open kitchen lewat jendela yang menghadap ke dapurnya yang terkesan seperti laboratorium. Plus they also have beers! But please note, style (or in this case: hype) over substance really applies to this brand.
I usually give you an update (or two, or more) on where I'm dining at, so feel free to follow me on Instagram: @imanuelarnold and hit me up if you got queries regarding one of the places I've had visited.
Foto lainnya:
Menu yang dipesan: The multisensory
Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000
Informasi
Reviewer: