Bertandang ke Pacific Place, SCBD, saya berlima awalnya ingin menjajal Shaburi di sana, kemarin malam.
Lalu, saya teringat di wilayah sana yang dulunya Metro, kini ada beberapa rumah makan baru. Benar saja, ketika kami beralih ke wilayah baru itu, saya menemukan gerai hotpot/steamboat yang juga mempunyai cabang di Plaza Indonesia. Gerai itu tidak lain adalah Eight Treasures.
Kamipun akhirnya berubah haluan dan dinner di Eight Treasures. Dan saya baru menyadari bahwa hotpotnya tidak melulu perorangan - ternyata bisa minta steamboat tengah/twin soup yang lebih dari cukup untuk kami berlima.
Model twin soupnya itu 300 ribuan, dan supnya kami pilih dua rasa yakni african chicken coconut dan spicy mala. Pelengkapnya tentu daging jemurnya (200 ribuan), pork collar (130 ribuan), prawn paste, aneka dumpling, kulit tahu, dan tambahan sayuran plus order tahunya yang lembut.
Sebelumnya, mengenai pork collarnya, saya memang kali ini tidak memboyong setnya. Karena saya tahu di setnya yang 688 ribu itu terdapat pork shoulder dan sebelumnya saya ketahui pork shouldernya Eight Treasures begitu spektakuler melalui cabang Plaza Indonesia tersebut, saya tanyakan ke pelayannya apakah tersedia ala cartenya untuk pork shouldernya itu.
Sayangnya, pork shouldernya tidak tersedia. Namun, pelayannya kemudian menganjurkan saya membeli pork collarnya karena mirip pork shouldernya. Dan pork collarnya benar - benar menakjubkan, mirip shouldernya itu. Daging jemurnya juga perasaan lebih berkarakter di cabang Pacific Place ini, atau bisa jadi karena saya sedang flu waktu saya makan di cabang Plaza Indonesia.
Kuahnya sendiri untuk yang mala seperti biasa sama nyaringnya dengan cabang yang di Plaza Indonesia itu. Menariknya, untuk african coconut soupnya benar - benar adaptif dengan sedikit citarasa kelapa, kurma, wolfberry, dan potongan ayam yang sepertinya ayam kampung. Tidak terbantahkan, saya agaknya sama sekali tidak tertarik dengan kuah collagen yang menggunakan ayam negeri, maka saya begitu bahagia menyeruput kuah african coconut ini. Semua sayur dan dumpling pelengkapnya termasuk lamiannya juga renyah, sayur hijaunya sendiri buttery.
Interior Eight Treasures cabang Pacific Place mungkin mirip Soup Restaurant, namun dengan lantai karpet dan finishing yang benar - benar lebih mewah plus penerangan yang lebih gelap, membuat saya lebih tertarik untuk mendokumentasinya. Eight Treasures sana ramah kursi roda dan troli juga.
Sayangnya, Eight Treasures sana belum mendukung reservasi online. Untungnya, Eight Treasures tidak ada dresscode. Total biaya makan di sana sekitar 1.5 juta, tax & servis Eight Treasures sendiri 21 persen, dan kemungkinan terdapat corkage fee. Pembayaran billnya dengan ATM sendiri sudah wireless, maka kami merasakan kenyamanan yang cukup optimal di Eight Treasures.
Terakhir, saat kami selesai menikmati semuanya, kami disuguhkan semacam sorbet yang, ekstra mengejutkan, disajikan sebanyak 7 gelas. 7 berbanding 5. Sorbetnya juga sangat menggemaskan, walau sebetulnya saya lebih setuju kalau Eight Treasures menghidangkan onde jahe panas atau puding roti begitu. Atau yang sejenis.
Pada akhirnya, saya bukan mengagumi hotpot soupnya, namun saya mencari treasures yang berupa hotpotnya, hotpotnya, dan hotpotnya.
IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconk