Face Kitchen

Tempatnya terlihat artistik dengan lighting yang temaram. Fine dining resto ini punya private room untuk yang ingin suasana lebih private. Face Kitchen ini dulunya Lan Na Thai, jadi termasuk Thai resto yang legendaris juga. Menunya selain Thai Food ada juga Indian Food. Untuk lunch kali ini order :
*Pad Thai (150k++) – Porsinya banyak, seafoodnya fresh. Tekstur noodlenya cukup kenyal sekaligus lembut. Cukup tasty dan tastenya oldschool banget.
*Khon Phad Supparod (140k++) – Pineapple fried rice with shrimp & egg, ada raisin dan cashew nutnya juga. Rasanya cukup tasty. Porsinya bisa untuk sharing berdua.
*Thai Tea (40k++) – tastenya tidak terlalu bold, kurang sesuai ekspektasi.

Tempatnya sih ok untuk hang out dan ada Barnya juga. Next time kalau ke sini lagi ingin cobain Indian Foodnya kelihatannya menarik.

Sekilas bagian muka bangunan face kitchen, hanya area parkir dan sebuah pintu kayu ukir. Lalu pengunjung digiring masuk menuju area bar and kitchennya yang nampak romantic, lampu temaram, perabot serba kayu, penuh ukiran dan patung, cocok memang kalau disebut resto fine dining. Area makan banyak dibuat untuk grup, jadwal kunjungan hanya tersedia saat lunch dan dinner, jadi sebaiknya reservasi terlebih dahulu.

Menawarkan menu asia yaitu thailand dan india, makanan di face kitchen rata-rata berani pakai bumbu, jadi hampir semua menu yang dipesan cocok sama lidah saya. Staffnya juga melayani dengan baik, tapi kalau dipanggil agak susah karena cukup sibuk.

Poa Pia Ja (85k)
Spring roll padat yang enak, kulitnya renyah dengan isian soun dan ayam berbumbu manis. Dipping sauce sedikit agak kental dan pedas manis.

Yum Pla Duk Foo (130k)
Salah satu salad mangga terbaik yang pernah saya makan, manis asam pedas, mangga dan wortel serutnya renyah dan segar.

Phad Talay Namprik (195k)
Seporsi mixed seafood dengan bumbu yang cenderung mirip teriyaki, bumbunya menyelimuti semua seafood dan sayurannya, enak juga meski disantap tanpa nasi.

Bharihui Naan ki Tokhri (100k)
Roti naan yang tersaji hangat, agak chewy dan savory. Paling cocok disantap bareng Rogan Josh (160k) berupa kari kambing dengan kuah medok. Aroma kambingnya hampir ngga tercium sama sekali, meski porsinya nampak kecil tapi ini cukup
sharing. Selain itu pesan kari ayam bernama Murgh Makhni (150k), ngga kalah enak, rempahnya cukup kuat.

Darjeling Tea (40k)
Sebetulnya saya order earl grey tea, tapi sampai acara makan selesai agak heran kenapa earl grey disini ngga terasa sama sekali. Pas teman bayar dan lihat bill ternyata darjeling tea hahaha.

Pernah coba masakan Thailand? atau masakan India? Pasti sebagian besar udah pada pernah cobalah ya. Tapi, kalo cobain kedua masakan dalam satu tempat apa pernah? Nah kalo belom, kudu banget mampir Face Kitchen. Letaknya ada di ujing kawasan SCBD yang mengarah ke Senopati, tepatnya di Jalan Tulodong Bawah No. D1.
Karena bangunan adalah sebuah hunian, jadi resto ini tampak begitu homey dari luar. Sebuah gebyok penuh ukiran kayu menjadi akses masuk kedalam resto. Saya langsung disambut oleh sebuah ukiran kayu berbentuk wajah Buddha berukuran sangat besar sesaat setelah melewati pintu depan. Suasana didalam dibuat begitu tenang dengan pencahayaan temaram khas fine dining.
Dibagian dalam, ornamen ruang merupakan perpaduan antara kebudayaan Asia mulai dari Thailand, Tiongkok dan Bali. Ukiran-ukiran kayu sangat mendominasi disini. Sebuah lukisan seorang gadis berambut pendek yang berada di bar, tampak begitu artistik dan menarik. Kesan elegannya dapet banget, apalagi ditambah dengan pelayanan dari para pegawai nya yang sangat baik.
Poa Pia Ja (Rp.85.000,-) menu pembuka yang berupa vegetarian spring roll yang berisi sayuran dan bihun yang disajikan bersama sambal khas Bangkok. Tingkat kematangannya sangat pas karen terlihat kuning keemasan, sehingga menghasilkan tekstur kulit yang renyah pas digigit. Isiannya kurang terasa bumbu, hanya saat dicocol kedalam sambal yang bercita rasa manis, pedes dan asem, membuat appetizer ini terasa mantul.
Yam Pla Duk Po (Rp.130.000,-) salad mangga muda dengan kacang mede dan suiran ikan lele yang digoreng garing. Sebagai dressing mereka menggunakan siraman lime juice jadi menambah sensasi asem yang nyegerin pas disantap. Mangganya juga seger banget, ada tekstur kriuk-kriuk yang tak hanya berasal dari mangga, tapi juga dari kacang mede dan kremesan ikan lelenya. Seger sih, tapi agak kemahalan buat saya.
Phad Talay Nam Prik Paow (Rp.195.000,-) mix seafood berupa udang, cumi dan ikan yang dimasak dengan pasta sambal cabai manis dan daun basil. Komponen hidangan lautnya segar, empuk, engga amis dan sensasi juicy nya lumayan berasa terutama si udang. Tekstur cuminya juga engga bandel pas dikunyah, jadi langsung lumat tanpa kehilangan sensasi chewy nya. Rasa bumbu dan rempahnya cukup berani, gurihnya dapet, manisnya dapet, meskipun tanpa menggunakan mecin.
Rogan Josh (Rp.160.000,-) potongan daging domba yang dimasak dengan bumbu kari ini disajikan didalam wadah yang tampak tradisional. Potongan dombanya begitu empuk, engga bau dan saya hampir tidak mengenali bahwa itu daging domba. Kuah karinya berani bumbu juga rempah, jadi mengeluarkan aroma serta cita rasa yang cukup kuat dilidah. Rasanya gurih, santennya berasa, bumbunya pekat dan teksturnya creamy.
Murgh Makhni (Rp.150.000,-) kali ini potongan ayam dimasak dengan bumbu kari yang berwarna kuning jingga. Kuah karinya sangat kental dengan aroma serta cita rasa kompleks yang cenderung manis gurih. Paduan rempah-rempah serta bumbunya pas banget dilidah, jadi engga bikin enek. Jujur saya bukan penyuka kari, tapi kedua kari yang saya coba disini tuh rasanya masuk banget dengan selera saya. Karena meskipun bumbu rempah dan aromanya kuat, tapi rasanya udah sangat menyesuaikan dengan lidah saya.
Bharihui Naan Ki Tokhri (Rp.100.000,-) menikmati kari India sangat cocok dengan Naan ini. Face Kitchen membuat Naan cukup berbeda, karena mereka menambahkan tomat cingcang dan bawang putih jadi memiliki tambahan cita rasa engga cuma empuk, tapi juga ada sensasi sedikit asam dan gurih saat dimakan langsung tanpa tambahan cocolan karinya.
Thai Tea (Rp.40.000,-) mereka disajikan dengan gula terpisah, jadi sangat aman buat kamu yang engga suka manis. Mereka sepertinya tidak menggunakan susu kental manis, jadi Thai Tea ini benar-benar hanya terdiri dari dua komponen rasa yaitu pekat khas teh Thailand dan sensasi gurih dari susu segar...