Fujiyama 55

Tipikal ramen khas osaka hadir di kawasan fatmawati dan banyak ekspatriat jepang yang mampir untuk makan di satu kompleks yang bernama little osaka town ini
.
Outlet fujiyama ramen ini ada di lantai 4 kawasan ini dan suasananya pun persis seperti ramen bar di jepang dengan ada 4 meja keluarga serta satu meja deret untuk bar nya
.
Memesan menu sperti yasai itame, jlo ramen seberat 200gr, chasiu serta yaki gyoza pork
.
Untuk ramennya ini memiliki tipikal kuah asin gurih dan sedikit asam dari campuran kecap, kaldu, wijen, serta bawang putihnya
.
Untuk tipikal mienya ini dengan normal size yakni sedikit alot keritinh bukan mie yang lurus
.
Untuk gyozanya memiliki kulit yang super garing di luarnya
.
#makeup #comment #instamood #likeforlike #selfie #vsco #sky #cat #iphoneography #androidography #filter #yummy #girls #pretty #night #fransi_96mie #fransi_96jakartaselatan

Kalau Blok M punya Little Tokyo, Cipete punya Little Osaka alias Osaka Food Town. Ya meskipun tak sebesar dan semeriah blok M tapi lumayan pilihan restorannya. Setting nya mirip dengan Gedung Kamome jaman dulu sebelum renovasi, agak mirip style gedung di Jepang sih (sejauh pengalaman saya).

Oke harusnya lebih mau bahas salah satu restoran disini yaitu Fujiyama. Disini menjual ramen dan tsukemen (boleh dibilang mie celup kayaknya). Disini tidak halal tapi ada menu ayam nya, seperti lazimnya restoran ramen.

Saya memesan tsukemen ayam, dengan dua kuah yang biasa dan yang pedas. Saya juga memesan telur mentah, ya pengen aja cobain makan tsukemen pakai telur mentah.

Mie nya ada 3 jenis, tentu yang paling cocok yang tebal ya. Menurut saya ini salah satu ramen yang oke masaknya, karena beberapa tsukemen di jakarta dgn mie tebal ini, kadang terlalu nyemek kayak mie ayam jawa LOL, tp disini tingkat kematangan nya pas! Kuahnya menurut saya lebih enak yang spicy, saya netral sih ga suka pedas banget tapi menurut saya yang spicy cukup lebih rame dan kaya rasanya, lebih indonesia bangetalah mungkin ya.

Isi ramen nya ada chasiu ayam/babi, telur 1/2 potong, rumput laut bakar dan seharusnya ada rebung tapi ga ada stoknya :(. Menurut saya dengan harga 72k sejujurnya kurang wise dari segi porsi tapi ya pasti sudah ada hitungan masing-masing dan yaudah masih wajar kok harganya.

Sebenarnya gatel pengen cobain menu lain seperti mazesoba, tapi ga ada pilihan chicken. Kebalikannya gyoza nya malah hanya ada chicken. Dam kebetulan kenyang juga jadi mungkin lain kali. belum ada menu dessert juga. Ocha refill tentunya ada dan kalau di Indonesia memang wajib ada sih.

Disini uniknya tiap meja ada kompor, saya pikir apa ada menu nabe atau suki ternyata tidak, lebih kegunaannya untuk panasin kuah tsukemen.

Saya datang mungkin di hari yamg salah, hari kerja sore jadi sepi banget bahkan cuma saya sendiri dan kasian aja sepertinya waitress nya udah kelelahan menunggu.

Overall tsukemen disini wajib dicoba sih karena rasanya enak dengan catatan seperti beberapa gerai ramen di Jakarta, mereka menyediakan menu babi dan ayam juga

Penasaran Tsukemen tuh kyk gimana, akhirnya nyoba di sini. Kuahnya kentel & dipisah, jd bisa diatur sendiri mau seberapa biar gak eneg. Pilih mie nya yg tebel sesuai rekomendasi utk Tsukemen, dan enak! kenyel dan firm kyk mie karet, suka. Karena tekstur kuahnya kentel + mie nya gede2 jd ngenyangin, tp pas sih gak sampe begah bgt
.
Yg suprisingly good jg gurih kuahnya pas sekali sama semua toppingnya! dari chasiu, telur, sampe seaweed sekalipun paduannya bisa jd nyatu & enak, bukan sekadar jadi tambahan.
.
Tempatnya nyaman dan pas saya dateng lagi sepi, cmn ada 1 meja lain. Kalau sedang rame kurang tau ya protokol covidnya gimana, krn jarak antar mejanya lumayan deket. Dari sini viewnya langsung ke jalur MRT

Fujiyama 55 (gue sebutnya 55 aja ya karena Gogo artinya jg 55 in Japanese) ini letaknya di LOFT (Little Osaka Food Town), dari MRT Cipete turun di pintu barat daya jalan dikit. Menu spesialnya di Tsukemen, tapi this time gue coba Tonkotsu Ramen aja.

Rasanya kuat tapi ga bikin enek, dagingnya juga juicy. Kalau untuk semangkok pork ramen rasanya enak, tapi masih ada franchise lain yg seenak ini.

Yang gue demen sih, suasananya Jepang abis. Vibe Jepangnya dapet gitu hehe.

Tsukemen Fujiyama Gogo sejauh ini adalah tsukemen paling oke yang saya temukan di Jakarta. Berbeda dengan tempat lain yang tsukemennya lembek empuk seperti kematengan, di Fujiyama 55 mienya tebal dan disajikan dingin sehingga legit dan firm waktu digigit dengan rasa yang lezat.

Kuah kaldunya sendiri cukup bikin saya kaget karena rasanya gurih banget dan pekat tapi agak asam. Secara rasa kuah mungkin bukan the best bagi saya. Tapi waktu dimakan bersama mie nya, tekstur pekatnya menempel dengan baik ke permukaan mie dan rasanya juga jadi oke banget. Karena kuahnya gampang dingin, di meja disediakan kompor sehingga kuahnya bisa selalu dihangatkan.

Untuk ramen, mie yang digunakan ternyata sama dengan mie Tsukemen, tapi karena disajikan panas jadi terasa lebih empuk dan lembut. Rasa kuahnya cukup oke tapi overall saya jauh lebih suka yang tsukemen.

Topping lainnya seperti chasiu dan telur sih biasa saja. Telur rebusnya lebih cenderung matang, chasiunya cukup besar tapi hanya 1 lembar. Enak tapi ngga sampai waow.