Ini yang sedikit membedakan Gyu Kaku dengan restoran all you can eat yang selevel dengannya, Gyu Kaku tuh tempting dan bikin berselera, LOL. Semoga ngerti maksudnya.
Dengan harga yang ga jauh beda dengan kompetitor selevel, Gyu Kaku for me kayak lebih berkelas, walaupun minus nya (for me): condiments seperti saus disini ga menarik, kurang variasi.
Mereka hanya sediakan 2 saus, yaitu tare dan spicy tare.
Ga sediakan yang lain seperti cabe rawit, garlic, daun bawang, sho yu dan lain-lain. Jadi berasa ‘sepi’ gitu hahaha.
Walaupun sebenarnya, dagingnya itself sudah enak, marinated, jadi ga perlu aksesoris macam-macam.
Dulu ada menu sup kesukaanku yaitu egg soup, ini enak buat menetralisir kalau sudah enek makan daging kebanyakan, eh sekarang menu ini ga include dalam AYCE huhuhu.
Sebagai penghibur, aku tetap bisa pesan miso soup.
Nah standard package nya Gyu Kaku sekitar 300rb per orang, beda sedikit dengan harga weekday lunch ya.
Apakah worth it? Yes, kalau kamu bisa makan banyak ya. Kalau ngga sih, berasa rugi. Karena memang ga murah.
Tapi secara kualitas, memang oke banget.
Daging favorite: rosu, suki shabu.
Pelengkap favorite: butter corn.
Must order: milk pudding with caramel sauce.
Pernah bahas sebelumnya, kalau milk pudding nya Gyu Kaku for me ya enak, cuma ga sampai mind blown seperti kata orang-orang.
Love the texture, kayak pannacotta gitu, yang melt di mulut, soft, eggy dengan rasa susu yang kenceng. Nah untuk caramel sauce nya, saranku request terpisah, supaya bisa disesuaikan takarannya.
Seperti aku yang ga suka kalau kebanyakan saus.
Pelayanan oke banget. Server ramah, sigap, pesanan diantar dalam waktu singkat, kecuali yang memang tidak ready, mereka akan beritahu alasannya.
Buat treat diri sendiri sesekali bolehlah. Ga untuk sering-sering hehe.