KAJE Eatery & Coffee

Beberapa waktu yang lalu, gue bersama fanny & Mbak ria lunch di sini setelah kita hangout di roemah polonia. Kaje eatery ini lokasinya deket dari roemah polonia.

Dan pas kita dateng, kita cukup suka dengan ambiance dan vibesnya yang sangat homey. Tempatnya sangat nyaman buat gue dan cukup calm. Kaje eatery ini tempatnya berupa rumah besar yang di rubah sedemikian rupa hingga menjadi rumah makan yang nyaman. Fasilitas di sini ada toilet bersih, mushola, wifi, stop, kontak dan area parkir. Secara kapasitas, rumah makan ini bisa menampung sekitar 60 customer.

Menu makanan di sini cukup beragam, rata2 menunya adalah menu indonesia, dan hanya beberapa masakan western mulai dari appetizer, main course hingga minuman. Untuk appetizer di sini ada fries, bakso goreng, sosis goreng, croffle, singkong goreng, dll. Untuk main course di sini ada nasi goreng, ayam bakar, nasi campur, bebek betutu, aglio olio, dll. Untuk minumannya di sini ada aneka kopi, teh, cocktails, dll.

Range harga makanan dan minuman di sini berkisar antara 10 ribu hingga 150 ribu rupiah.

Nasi Goreng (IDR 30k)

Di sini gue cuma pesen nasi goreng dengan mineral water aja. Nasi gorengnya di sini dipakein ayam suwir, telor ceplok dan selada. Dari segi porsi sih sebenarnya pas, cuma untuk gue yang makanannya banyak, rada kurang hahaha. Dari segi rasa sih cukup enak. Bumbu nasi gorengnya terasa enak, gurih, manis bercampur terasa balance. Telur ceploknya dari segi seasoning juga pas. Overall untuk menu ini, GOOD!

Overall sih gue cukup puas dengan rumah makan ini. Dari segi rasa dan kualitas makanan cukup bagus. Dari segi service sebenernya oke, tapi sempet ada masalah pada saat pembayaran. Tempatnya dan vibesnya sih yang paling gw suka. Next time gue akan ke sini lagi buat ngopi2.

Ke sini pas udah sore, terus melihat banyak menu main course, ya udahlah ya, langsung early dinner deh. Cuma, IMHO memesannya rada2 ribet. 

Kalau gak salah ingat, kurang lebih langkah2 untuk pemesanan sbb: 

Scan barcode menu yang ada di meja
akan langsung terbuka inkanteen.menu 
pilih dari menu yang akan dipesan,
register nomor handphone karena pesanan akan di WA ke nomor hape terdaftar 
Proses ke pembayaran, pilih metode pembayaran, saat itu saya scan Qris
Sebutkan nomor meja; bisa ditanya ke staff yang bertugas 
Jika sudah yakin sama pesanan, check out
Akan tertera jumlah yang harus dibayar termasuk biaya admin dan kode unik pembayaran
Selesai proses bayar, akan menerima invoice via WA ke nmr yg didaftarkan 

Jangan sampai lupa checkout sebelum membayar ya teman2, karena kami sempat drama di sini. Karena jumlah yang harus dibayarkan untuk pesanan sudah tertera sebelum checkout. Jangan sampai sudah dibayar, tapi belum checkout, walau pasti akan dibantu kok sama staff-nya. 

Untuk minuman yang saya pesan: sour sunset; suka karena segar asam, cucok buat mengatasi udara panas. Warnanya memang seperti sunset, jadi cucoklah. Kalau mie baksonya ya biasa aja sih.

Suasana di sini adem, padahal yang kami tempati adalah ruang bagian depan yang semi outdoor. Ada juga ruangan lain asal agak ke dalam. Area outdoor juga ada, dekat dengan kolam ikan.  

Nggak sengaja ngelewatin kedai kopinyang satu ini dan penasaran banget pengen nyobain. Dari luar, kafenya terlihat gelap, namun suasananya terkesan homey dengan tanaman yang cukup banyak.

Lokasinya ada di kawasan perumahan dan suasananya cenderung tenang. Konsep kafenya mirip rumah tradisional di Bali. Bahkan ada bunga di atas meja.

Semua menunya halal, namun ada menu Nasi Campur Bali & Sambal Matah. Buat harga makanan beratnya mulai dari 25 ribu aja.

Sayangnya, saya kurang suka konsep di sini. Jadi kafenya bekerja sama dengan Ink*nteen di mana pemesanan harus menggunakan QR Code yang disediakan. Untuk pembayarannya juga harus di aplikasi dengan pilihan QRIS maupun beberapa e-wallet lainmya tanpa opsi cash.

Masalahnya, ketika saya mau bayar pakai D*NA, ada tambahan biaya platform dari aplikasi Ink*nteen sebesar Rp. 1.488. Lalu pas saya mau bayar pakai QRIS juga harus memakai aplikasi dan kena biaya penanganan lebih mahal ketimbang pakai D*NA.

Ini bukan kali pertama saya ke kafe yang menggunakan konsep pesan digital & pembayaran cashless dari aplikasi tertentu. Namun ini pertama kalinya saya harus bayar platform fee ketika saya mau bayar pesanan saya. Kami bertiga split bill, jadi total semeja harus bayar extra 4 ribuan.

Bagi konsumen yang sensitif terhadap harga, aspek semacam ini menjadi pertimbangan untuk revisit atau tidak. Mungkin ada baiknya kafe mempertimbangkan bekerja sama dengan platform lain saja?

Saya mencoba :

1. Ice Coffee Latte (IDR 22k)

Saya kurang suka kopinya. Rasanya sedikit manis dan menurut saya masih oke. Mungkin juga karena manis, jadi tidak terlalu creamy.

Namun saya kurang suka perbandingan kopi dan susunya. Menurut saya susunya terlalu banyak dan kopinya hanpir tidak terasa.

Mungkin karena harganya juga tergolong murah untuk ukuran kopi susu di kafe.

3. Nasi Ayam Bakar Sambal Matah (IDR 37,5k)

Porsinya mengenyangkan dan sebetulnya terjangkau dibanding porsinya. Ayam bakaenya sungguhan enak. Ayamnya empuk dengan bumbu yang meresap. Kulitnya renyah dan perpaduan rasa manis gurihnya pas, bagkan cenderung gurih.

Sambalmya ada 2 jenis, sambal.merah dan sambal matah. Saya suka sambalnya yang gurih dan tidak pedas berlebih sehingga bisa dinikmati. Sambalnya tidak oily, namun wangi.

Sambal matahnya juga tidak pahit. Bawangnya segar dan renyah. Rasanya pun tidak pedas berlebih, dimakan pakai ayam semakin enak.

Sayangnya, kematangan nasinya tidak merata. Nasinya ada yang pulen, ada bagian tertentu yang kelembekan hingga sedikit kayak bubur. Saya nggak ngerti gimana bisa begini