Kaybee's

Kemarin siang saya berkunjung ke Kaybee's yang baru buka awal bulan ini. Tempatnya sendiri tidak luas, hanya ada sekitar 5 meja.

Untik staffnya sangat ramah. Saya berkunjung bertiga bersama teman saya dan ibunya yang memakai kursi roda. Saya datang lebih dulu dan cari meja, dari awal menginfokan kalau saya bertiga dan diberi kursi. Bahkan staff perempuan sangat ramah dan membantu ibu teman saya turun dari kursi roda.

Masalahnya justru ada pada ownernya. Saat saya sedang duduk dan menunggu teman yang lagi OTW, saya ditanya karena kursi mau diambil tapi saya infokan saya bertiga. Ini masih wajar, miscomm karena sedang ramai.

Yang paling keterlaluan, kami pesan 3 kue. Kue coklat teman saya sudah diantar dan ada di meja. Mendadak ownernya datang, memegang piring dan bertanya : "Ini kalian pesan?" serta berniat ngambil.

Siapapun dengan common sense akan berpikir kalau piring makanan stay di meja customer ya pasti pesenan customer. Karena kalau nggak, customernya pasti akan decline. Tapi tidak dengan owner satu ini.

Sesudah saya bilang ini pesanan kami, owner pergi begitu saja nggak minta maaf, dong! Terus rupanya pistachio cake punya teman saya nggak keinput sama staff. Terus si owner ini main taro aja tanpa bilang apapun.

Tepat di sebelah meja saya orang keturunan India. Ownernya pun keturunan India. Sekali sama customer keturunan India langsung friendly , bilang : "Thank you."

Saking kesalnya, teman saya yang awalnya mau nambah buat take away auto close bill. Pas staff nanya, teman saya langsung menjelaskan dia tersinggung sama tindakan bosnya.

Terus pas ibu teman saya lagi bersiap pergi dengan kursi roda, si owner mendatangi kami dan nanya : "Is there any problem?".

Teman saya menjelaskan bahwa kami tersinggung dengan tindakannya. Owner beralasan kalau dia sudah menyiapkan piring dan harusnya kue diantar ke meja nomor 6 tapi ke kami. Anggaplah itu salah staff, seharusnya tanyakan ke staf. Bukannya main pegang piring orang tanpa minta maaf.

Lagipula kuenya itu bukan limited edition. Masih ada beberapa pcs di etalase, kok. Kalaupun anggaplah kami customer yang iyain sesuatu yang nggak kami order, kami ini open bill loh! Tinggal masukin aja ke bill kami.

Sampai teman saya bilang : "We feel discriminated." barulah ownernya minta maaf. Terus teman saya dikasih free 1 cake jadi sudah clear.

Dengan harga dessert di atas 50 ribu + pelayanan seperti ini dan service charge 7%, ini keterlaluan sekali! Bahkan sekalipun gratis saya tetap tidak berkenan diperlakukan begini!

Kalau memang owner tidak suka melayani customer atau hanya prefer melayani customer tertentu, tidak masalah. Biarkan saja staff-staff yang ramah itu melayani kami.. Tidak usah merecoki pesanan kami.

Untuk menu, saya mencoba :

1. Pine Tree (Rp. 79.000)

Menurut staff, ini rasa choco mint namun ternyata tidak. Coklatnya disajikan dengan taburan kelaoa di permukaan.

Pienya renyah dengan coklat di bagian tengah. Coklatnya padat dan terasa di setiap gigitan dan berpadu dengan pie yang gurih.

Rasanya oke namun sebenarnya dengan harga 70+ saya expect rasanya bakal 'wah'. Ternyata nggak se-'wah' itu.

Sekedar info, saya sendiri sudah berkali-kali beli dessert di atas 50 ribu dari berbagai brand berbeda; mulai dari Un*on , Sc*rl*tt, Paris B*guette, dan beberapa brand lain. Jadi tidak worth ini bukan karena saya biasanya beli dessert yang harganya di bawah ini terus salty.

Rasanya enak, tapi bukan yang enak banget.

2. Cacao Pod (Rp. 65.000)

Kalau yang ini masih worth dibanding harga menurut saya. Ini jenis coklat yang nggak over sweet. Teksturnya lembut dan sedikit creamy sehingga tidak seret.

Jujurly, kalau bukan karena ownernya, saya mempertimbangkan revisit demi kue ini.

3. Choco Mint Latte (Rp. 52.000)

Ini menu coklat edisi natal, ada opsi hot & cold. Saya pilih yang cold dan langaung minum. Namun rasa coklatnya nggak se-thick bayangan saya meski masih ada rasa mintnya.

4. Mini Chocolate (?)

Kami datang bertiga dan staff memberi kami free 3 jenis coklat berbeda sebelum kejadian si owner rude ini.

Opsinya ada yang biskuit, coffee pecan & salted caramel. Saya mencoba yang caramel.

Isian caramel meleleh, coklatnya padat. Ini cocok buat yag suka caramel.

NOTE: Saya kasih bintang 1 utk ownernya yg gak sopan. Para waitress-nya memberikan pelayanan yg baik, they deserve my compliment



Saya ke sini brg temen & ibu yg sdh sepuh. Temen saya duluan buat ambil tempat. Pas bgt dpt meja di bagian agak depan. Waitress-nya ramah banget & kami tanya2 kue apa aja, isinya apa aja, dijawab dgn ramah. She looks happy menerangkan ttg produk2 di toko tsb. Lalu setelah pembelian mencapai nilai tertentu, dia kasih tau kami dpt 3 bonbon for free. Ya seneng dong.  


Berikut pesenan kami:



1. Signature hot choco (IDR 55K)

Mau pesen yg choco bomb, tp katanya belum release (cuma kok ada di menu???).
Sebenarnya enak, tp sayang cepet dingin. jd better jgn kelamaan difotoin. Gelasnya kecil. 




2. Hazelnut latte (IDR 51K)

Yg ini juga taste good, creamy, hazelnutnya campur kopi & susu, bikin tambah enak dinikmati. art latte jg cakep. Gelasnya kecil juga. 




3. Cacao POD (IDR 65K)
nah, di sinilah masalah dimulai. Si waitress mengantarkan pesanan saya ini ke meja. Saya blg open bill dulu ya. Lalu kami bertiga ngobrol. Tau2 owner-nya datang, tangannya memegang piring tsb & tanya,"Kalian pesan ini?" 
Kesannya, kl kami gak pesan, dia mau lgsg ambil utk customer lain.
Cacao POD ini ada beberapa tersedia di etalase, gak limited edition. Dan ini kan bukan sesuatu yg harus dipanasin dulu baru dihidangkan. Jd agak aneh dia sampai segitunya bertanya pada kami.

Kue-nya sendiri lembut, tidak manis yang berlebihan. 




4. Pistachio (IDR 73K)

ada seperti cangkang telur, di dalamnya yang berbentuk telur tsb kombinasi coklat dan pistachio. Ini jg lembut.

Tapi, untuk harga semahal itu, penyajiannya juga yang begitulah. Piring diletakkan dengan kasar di meja. Persis kyk lagi pesen bakmi di kedai2 di pasar.


 

So, saya tutup bill & menyampaikan kekesalah saya pada kasir. Rupanya owner denger & dia menghadang kami saat sdh membayar & bersiap cabut. Dia tanya: Is there something wrong? Terlihat kesal because we talked behind his back. Ya udah saya langsung bilang, saya gak suka caranya.


 
Dia beralasan krn dia mempersiapkan utk customer lain dan kaget kue tsb sdh di meja kami. TAPI KAMI MEMANG PESAN loh! Ya kali, dgn open bill trus saya diem2 aja dikasih makanan. Saya jg blg saya feel discriminated. Barulah dia minta maaf dan memberikan kue sbg permintaan maaf. Kuenya: dalamnya apel: kl gak salah Rudolph the red nose raindeer. Saya fotonya pas udah dimakan sebagian, jadi bentukan aslinya gak kyk foto yg diupload di sini ya. 



Aniwei, ya sudah. Case closed. 

Tapi saya kapok datang ke situ lagi. Cukuplah sekali. 
Dgn harga yg gak murah (hrg tercantum belum pajak dan service), rasanya gak yg istimewa banget, tempatnya juga sempit.