Mie Aceh Seulawah

Sudah lama diriku ini tidak mencoba masakan Aceh, hingga aku pun berakhir di sini. Tempatnya ternyata tidaklah besar. Malah bisa termasuk kecil 😅 Aku datang ramai-ramai, dan karena kami pikir tempat dalemnya terlalu sempit, kami memilih outdoor. Yang mana, karena ada kanopi dan lokasinya cukup jauh dari jalan (dan sepi) suasanany lumayan nyaman.

Aku pribadi memesan mie daging. Rasa mienya menurutku enak. Mienya cukup lebar, bumbu kuahnya cukup pedas. Bisa bikin aku berkeringat hari itu, hehe .. Sayangnya menurutku isi dagingnya agak terlalu sedikit jd msh sedikit terlalu didominasi mienya. But overall is good.

Yg kusuka di sini adalah roti cane dan es teh tariknya. Enak banget. Terasa banget ciri khas Acehnya di sini. Roti canenya empuk dengan isi topping yg pas (tidak kebanyakan ataupun kekurangan) dan teh tariknya pun juga terasa kuat namun tidak terlalu kuat. Nyaman di lidah.

Overall, dari segi rasa tempat ini menurutku pantas diberikan bintang 5. Tempatnya sederhana namun aku menghargai desain interiornya yg memberikan warna lain di tempatnya sehingga tempatnya lebih terlihat menarik .. Selamat dicoba! 😁

Sangat mudah untuk mencapai resto Mie Aceh ini dengan menggunakan transportasi umum. Hanya perlu berjalan kaki 60 m dari Halte Transjakarta Duren Tiga. Restoran sederhana ini menyediakan beberapa kipas angin dengan pintu terbuka, sehingga tidak ada pemisah antara area perokok dan non perokok. Gue rasa mereka harus memikirkan soal ini, karena orang yang non perokok akan merasa ga nyaman ketika makan bersebelahan dengan perokok

Mie Aceh Seulawah menyediakan varian Mie Aceh, Nasi Goreng, Roti Cane, menu masakan khas Aceh, dan minumannya juga ada Kopi Aceh loh.

Gue cobain menu Mie Aceh ini sebelumnya di suatu bazaar makanan, jadi kali ini mau cobain nasi goreng. Untuk menu nasi goreng, kita bisa pilih mau pakai daging kambing, sapi, ayam, udang, atau yang spesial. Gue cobain Nasi Goreng Daging Sapi (Rp 32,000), sepiring nasi goreng yang sederhana disajikan dengan potongan daging sapi, daun bawang, telur dadar, serta disajikan terpisah dengan kerupuk, mentimun, dan irisan bawang merah. Awalnya gue kira karena ini masakan Aceh, maka bumbunya akan terasa medog, tapi ternyata engga sama sekali. Rasanya seperti nasi goreng pada umumnya.

Banyak menu di sini dengan bumbu khas rempah Aceh, dengan signature dish nya adalah mie, bisa minta digoreng, tumis atau kuah. Kalau saya suka yang goreng, entah kenapa mie Aceh daging dan ayam rasanya bisa beda banget. Nasi goreng kambingnya juga kurang tasty, daging kambinya sedikit, kebanyakan nasinya. Kalau makan di sini jangan lupa pakai acar bawang merah, bikin makin sedap mie nya. Untuk minuman kalian musti coba es timun khas Aceh, seger banget atau teh tariknya yang kental.