Sebuah hunian di pinggir Jalan Raya Lenteng Agung disulap menjadi kafe yang mampu memenuhi kebutuhan kawula muda akan tempat kongkow bareng temen-temen. Sesuai dengan konsepnya yang masa kini, kafe ini pun dinamakan Milenial. Untuk menuju kesini aksesnya sangat mudah, Kalau dari arah Stasiun Lenteng Agung yang menuju ke Depok, tinggal ambil jalan yang sebelah kiri melewati SMA N 38 dan SMP N 98 Jakarta. Buat kamu yang ingin menggunakan transportasi umum seperti commuterline, tinggal turun di Stasiun Universitas Pancasila, lalu nyebrang menuju ke sebuah jalan kecil deket mesjid. Hanya beberapa puluh meter, atau sekitar 10 menit berjalan kaki, kamu akan sampai di lokasi.
Meski berada tepat di pinggir jalan raya, Milenial tetap menyediakan lahan parkir, khususnya untuk kendaraan roda 2. Di dekatnya ada sebuah teras yang dijadikan sebagai smoking area. Desain interior tampil atraktif dengan berbagai macam ornamen yang terlihat trendy. Bentuk tempat duduk panjang beralas busa lengkap dengan beragam cushion, berhasil menarik pengunjung untuk duduk berlama-lama sambil ngobrol atau mengerjakan tugas. Ruangan yang tidak begitu luas mampu tampil maksimal tanpa meninggalkan kesan sempit.
Mile[nial] Coffee (Rp.17.000,-) sebelumnya tak sempat bertanya soal base espresso yang mereka gunakan, tapi pas diseruput nuansanya lebih dominan milky. Unsur kopi disini hampir tak berdaya melawan derasnya arus susu, tapi meski begitu rasa secara keseluruhan not bad. After taste kopi baru berasa setelahnya, ia menyentuh indera pengecap saya dengan gayanya yang cenderung asam.
Japanese Brew (Rp.24.000,-) variasi biji kopi disini cukup beragam, tapi kali ini teman saya memilih beans yang berasal dari daerah Semendo, Sumatera Selatan. Bicara tekstur, kopi mereka terbilang strong dengan karakter asam yang dominan diawal, baru diikuti rasa mengejutkan yang mirip sensasi mint menyegarkan. Ini sih sangat cocok dengan selera saya, jadi auto jatuh cinta meski hanya menyesapnya dua kali.
Latte (Rp.22.000,-) tampilan minuman ini terlihat cantik meski hanya dihias sebuah latte art mungil. Definisi sederhana tapi menarik, ya yang seperti ini. Tak hanya itu, rasa yang disajikan pun enak, creamy, biji kopinya mantul alias mantap betul. Kalau kamu ingin menikmati sore sambil menyesap kopi susu enak dan terjangkau, pilihan bisa jatuh ke Latte ini.
Choco Banana (Rp.15.000,-) berisi tiga buah piscok berukuran kecil yang ditempatkan dalam wadah keranjang. Bahan utama pisangnya agak kurang matang, jadi sensasi karamelnya kurang terasa dan teksturnya pun kurang empuk. Saus cokelatnya pun engga semelimpah itu, jadi pas digigit ledakan crotnya kurang berasa. Selain cemilan manis, saya pun mencoba cemilan asin bernama Mini Kebab (Rp.15.000,-) sesuai dengan namanya, ukuran kebab ini terbilang imut-imut dan satu porsinya berisi dua buah. Teksturnya lumayan renyah dan rasanya cukup gurih...